sumber pexels oksigen

Terobsan Baru! Terapi Oksigen Hiperbarik Turunkan Gula Darah pada Pasien Diabetes

Fikes.umsida.ac.id – Diabetes mellitus adalah salah satu masalah kesehatan utama di dunia yang sering kali diiringi oleh komplikasi serius seperti penyakit kardiovaskular. Salah satu metode inovatif yang mulai dikembangkan untuk menangani diabetes adalah terapi oksigen hiperbarik (Hyperbaric Oxygen Therapy atau HBOT). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andika Aliviameita dan tim dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida), HBOT menunjukkan potensi yang signifikan dalam menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki profil lipid pada pasien diabetes mellitus.

Apa Itu Terapi Oksigen Hiperbarik?

Terapi oksigen hiperbarik adalah metode pengobatan yang melibatkan pemberian oksigen murni dalam ruang khusus dengan tekanan udara yang lebih tinggi dari tekanan atmosfer. Awalnya, terapi ini dikembangkan untuk menangani efek dekompresi pada penyelam. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi medis, HBOT kini digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi medis, termasuk luka bakar, stroke, hingga diabetes.

Baca juga: Potensi Kulit Mangga: Solusi Alami Menghambat Bakteri Penyebab Jerawat

Pada diabetes, terapi ini bekerja dengan meningkatkan jumlah oksigen yang larut dalam darah. Oksigen ini akan didistribusikan ke jaringan tubuh melalui difusi langsung, yang dapat meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Hasilnya, kadar gula darah dapat menurun, dan profil lipid pasien—seperti kolesterol dan trigliserida—juga bisa diperbaiki.

sumber pexels oksigen

Sumber Pexels

Pengaruh HBOT pada Pasien Diabetes Mellitus

Penelitian yang dilakukan pada 30 pasien diabetes mellitus ini menunjukkan penurunan yang signifikan pada kadar gula darah, kolesterol total, dan trigliserida setelah menjalani terapi oksigen hiperbarik. Sebelum terapi, rata-rata kadar gula darah pasien adalah 307 mg/dl, namun setelah terapi, angka ini turun menjadi 269 mg/dl. Demikian pula, kolesterol total turun dari 270 mg/dl menjadi 241 mg/dl, dan trigliserida turun dari 286 mg/dl menjadi 258 mg/dl.

Hasil penelitian ini sejalan dengan studi-studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa HBOT dapat meningkatkan kontrol glikemik dan mengurangi risiko komplikasi pada pasien diabetes. Terapi ini juga dinilai aman dan tidak memiliki efek samping yang merugikan terhadap fungsi lipoprotein, yang berperan penting dalam metabolisme lipid.

Tips dan Trik dalam Pengelolaan Diabetes dengan Terapi Oksigen Hiperbarik

Pertama, Konsultasi dengan Dokter Spesialis: Sebelum menjalani terapi oksigen hiperbarik, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis yang berpengalaman dalam HBOT. Dokter akan menilai apakah terapi ini cocok untuk kondisi kesehatan Anda, terutama jika Anda memiliki komplikasi lain selain diabetes.

Kedua, Perhatikan Durasi dan Frekuensi Terapi: Terapi oksigen hiperbarik biasanya dilakukan dalam sesi yang berlangsung selama dua jam dengan tekanan 2,4 ATA (atmospheric absolute). Jumlah sesi yang diperlukan mungkin bervariasi tergantung pada kondisi pasien. Penelitian menunjukkan bahwa hasil optimal bisa didapatkan setelah beberapa sesi terapi yang dilakukan secara teratur.

Ketiga, Pantau Kadar Gula Darah Secara Teratur: Meskipun HBOT dapat membantu menurunkan kadar gula darah, penting bagi pasien untuk terus memantau kadar gula darah mereka secara berkala. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dosis obat diabetes dan mencegah hipoglikemia.

Keempat, Gabungkan dengan Pola Hidup Sehat: Terapi oksigen hiperbarik sebaiknya tidak berdiri sendiri, tetapi harus dikombinasikan dengan pola hidup sehat. Menjaga pola makan yang seimbang dan rutin berolahraga akan membantu mempercepat penurunan kadar gula darah dan memperbaiki profil lipid.

Kelima, Manfaatkan Efek Seperti Olahraga: Menurut penelitian, HBOT memiliki efek yang mirip dengan olahraga dalam meningkatkan sensitivitas insulin dan memperbaiki metabolisme glukosa. Oleh karena itu, pasien disarankan untuk tetap aktif secara fisik meskipun sedang menjalani terapi ini, guna mendapatkan hasil yang lebih optimal.

Keenam, Waspadai Kondisi Khusus: Pasien dengan riwayat penyakit paru-paru atau gangguan pernapasan perlu lebih berhati-hati dalam menjalani HBOT. Meskipun terapi ini umumnya aman, ada beberapa kondisi medis yang dapat memperburuk risiko efek samping.

Baca juga: 8 Keunggulan Kefir Susu Kambing: Rahasia Fermentasi untuk Kesehatan Optimal

Manfaat Jangka Panjang dari Terapi Oksigen Hiperbarik

Terapi oksigen hiperbarik tidak hanya membantu dalam menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki profil lipid, tetapi juga memiliki efek jangka panjang yang positif terhadap fungsi endotel. Ini penting karena disfungsi endotel terkait erat dengan perkembangan komplikasi diabetes seperti retinopati, nefropati, dan aterosklerosis. Dengan meningkatkan fungsi endotel dan sensitivitas insulin, HBOT dapat membantu mencegah komplikasi-komplikasi ini di masa depan.

Hasil dari penelitian ini memberikan harapan baru bagi pasien diabetes mellitus, terutama bagi mereka yang mencari metode tambahan untuk mengelola kondisi mereka secara efektif. Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan efektivitas jangka panjang dari HBOT, temuan ini menunjukkan bahwa terapi oksigen hiperbarik bisa menjadi solusi yang menjanjikan dalam pengelolaan diabetes.

Dengan mengikuti tips dan trik yang telah disampaikan, pasien dapat memaksimalkan manfaat dari terapi oksigen hiperbarik dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Sumber: Andika Aliviameita The Effects of Hyperbaric Oxygen Therapy on Blood Glucose Levels and Lipid Profile in Diabetes Mellitus Patients

Penulis: Ayunda H

Leave a Reply

Berita Terkini

Mengenal Dunia Kesehatan Lebih Dekat: School Visit FIKES Umsida Hadir di SMK Pandaan
November 26, 2025By
Mahasiswa Kebidanan Umsida Perdalam Pemeriksaan EKG Lewat Fieldtrip di RS Rahman Rahim
November 20, 2025By
UMSIDA Ciptakan Aplikasi SAINS SKATE SUPPORT, Lolos 10 Besar KISI 2025
November 14, 2025By
Kolaborasi Umsida dan Umla Wujudkan Posyandu Remaja Modern dengan Pasar Gizi dan Pencatatan Digital
November 12, 2025By
Mahasiswa Kebidanan Umsida Praktik Deteksi Dini Perkembangan Balita di TK ABA 1 Candi
November 11, 2025By
BEM dan HIMA FIKES Umsida Resmi Dilantik Siap Wujudkan Generasi Kesehatan Tanggap dan Inovatif
November 10, 2025By
Menteri Kesehatan RI Ajak Umsida Bersinergi Wujudkan Transformasi Kesehatan
November 9, 2025By
FIKES umsida dan Dinkes Sidoarjo Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Program CKG
November 5, 2025By

Prestasi

UMSIDA Menang Juara 1 KISI 2025 Berkat Aplikasi SAINS SKATE SUPPORT
November 27, 2025By
Kreativitas Video Mahasiswa MIK Umsida Berhasil Masuk 3 Besar Nasional
November 22, 2025By
Mahasiswa MIK Umsida Raih Juara 1 Cerdas Cermat Nasional 2025
November 21, 2025By
Perjalanan Friska Febriyanti, Mahasiswa TLM UMSIDA Lulus Cumlaude Berkat Rutinitas dan Lingkungan Positif
November 19, 2025By
Prestasi Mahasiswa Umsida: Syharul Romadhoni Juara 1 Kompetisi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi PTMA
November 18, 2025By
Lulus dengan Predikat Cumlaude: Rahasia Kesuksesan Mahasiswa MIK Umsida
November 17, 2025By
Laboran MIK Umsida Torehkan Prestasi Lewat Inovasi Pembelajaran Berbasis Augmented Reality
October 28, 2025By
Kompak dan Membanggakan, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Tingkat Jawa Timur
October 27, 2025By

Opini

3 Tips Masuk Kuliah Kebidanan agar Bisa Menjadi Bidan Profesional
October 30, 2025By
mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By