fikes.umsida.ac.id – Pending klaim BPJS menjadi tantangan besar bagi rumah sakit di Indonesia, yang berdampak pada arus kas rumah sakit serta kualitas layanan yang diberikan kepada pasien. Riset terbaru dari Dosen Fkultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (fikes Umsida) mengungkap bahwa faktor utama dalam keterlambatan klaim adalah potensi readmisi pasien. Dengan penerapan manajemen risiko yang tepat, rumah sakit dapat mengurangi risiko klaim tertunda dan memastikan sistem kesehatan yang lebih efisien. Simak bagaimana strategi ini dapat membantu rumah sakit dalam artikel berikut!
Temukan strategi manajemen risiko untuk mengurangi klaim BPJS yang tertunda di rumah sakit. Riset terbaru mengungkap faktor utama keterlambatan dan solusi efektif untuk meningkatkan efisiensi layanan kesehatan.
Baca Juga: Akupresur Titik Hegu Solusi Efektif untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Kala I
Tantangan Besar dalam Klaim BPJS di Rumah Sakit
Sebagai institusi pelayanan kesehatan, rumah sakit harus memastikan kelancaran sistem administrasi klaim agar tidak terjadi penundaan pembayaran dari BPJS Kesehatan. Namun, realitanya, banyak rumah sakit mengalami kendala dalam pengajuan klaim yang berujung pada pending klaim. Penelitian yang dilakukan di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik mengidentifikasi beberapa faktor utama yang menyebabkan keterlambatan ini, antara lain:
- Berkas klaim tidak lengkap, seperti ketidaksesuaian antara data pasien dan dokumen pendukung.
- Potensi readmisi, di mana pasien diklaim dua kali dalam sebulan dengan diagnosis yang sama.
- Ketidaktelitian petugas, terutama dalam menginput data dan melakukan pengkodean diagnosis yang tepat.
- Gangguan teknologi, seperti sistem yang lambat atau error dalam aplikasi klaim BPJS.
Dari berbagai faktor tersebut, potensi readmisi menjadi penyebab utama klaim tertunda dengan tingkat risiko tertinggi (RPN 75). Jika tidak segera ditangani, keterlambatan ini dapat menyebabkan rumah sakit mengalami kesulitan finansial karena dana dari BPJS tidak segera cair.
Manajemen Risiko untuk Mengatasi Klaim BPJS yang Tertunda
Dalam penelitian ini, pendekatan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk menganalisis risiko dan memberikan solusi terhadap pending klaim BPJS. Berdasarkan metode ini, langkah-langkah berikut dapat diterapkan rumah sakit guna mengurangi potensi klaim yang tertunda:
-
Peningkatan koordinasi antar unit layanan
- Petugas pendaftaran rawat inap dan unit pelayanan perlu memahami konsep readmisi agar tidak terjadi klaim ganda.
- Edukasi kepada petugas pendaftaran terkait penanganan pasien dengan kunjungan lebih dari sekali dalam sebulan untuk diagnosis yang sama.
-
Penerapan sistem administrasi yang lebih ketat
- Penguatan alur kerja dalam unit penjaminan agar klaim dapat dikontrol sebelum diajukan ke BPJS.
- Implementasi sistem validasi internal sebelum pengajuan klaim untuk memastikan semua berkas telah lengkap.
-
Pelatihan dan pengawasan tenaga kesehatan
- Meningkatkan pelatihan tenaga administrasi rumah sakit dalam pengisian data dan pengkodean diagnosis yang tepat.
- Menerapkan sistem supervisi dan audit berkala terhadap unit yang bertanggung jawab dalam pengajuan klaim.
-
Optimalisasi teknologi dalam sistem klaim
- Meningkatkan kapasitas sistem informasi rumah sakit agar dapat mendeteksi potensi readmisi lebih awal.
- Menerapkan sistem verifikasi otomatis untuk memastikan keakuratan data klaim sebelum dikirim ke BPJS.
Melalui strategi ini, rumah sakit dapat mengurangi risiko keterlambatan klaim yang berpengaruh langsung pada efisiensi layanan kesehatan.
Dampak Positif dari Manajemen Risiko dalam Klaim BPJS
Implementasi strategi manajemen risiko ini telah terbukti membawa berbagai dampak positif bagi rumah sakit, antara lain:
- Penurunan jumlah klaim yang tertunda
Berdasarkan hasil penelitian, setelah implementasi sistem pengelolaan risiko yang lebih baik, jumlah klaim yang tertunda mengalami penurunan signifikan. - Meningkatkan efisiensi keuangan rumah sakit
Dengan pembayaran klaim BPJS yang lebih cepat, rumah sakit dapat mengalokasikan dana dengan lebih baik untuk pelayanan pasien. - Peningkatan mutu layanan kesehatan
Sistem klaim yang lebih tertata memungkinkan rumah sakit untuk lebih fokus pada peningkatan pelayanan medis kepada pasien. - Peningkatan kepuasan pasien
Pasien yang menggunakan layanan BPJS dapat merasakan manfaat dari administrasi yang lebih cepat dan layanan yang lebih efisien.
Sebagai kesimpulan, penerapan manajemen risiko dalam pengelolaan klaim BPJS bukan hanya penting bagi kelangsungan operasional rumah sakit, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan pasien dan efisiensi sistem kesehatan nasional. Rumah sakit yang mampu mengatasi tantangan dalam klaim BPJS akan lebih siap dalam menghadapi tuntutan pelayanan kesehatan di era modern.
Mewujudkan Sistem Kesehatan yang Lebih Efektif
Pending klaim BPJS bukanlah sekadar persoalan administratif, tetapi juga berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Dengan menerapkan strategi manajemen risiko yang efektif, rumah sakit dapat meminimalisir keterlambatan pembayaran, meningkatkan mutu pelayanan, serta memastikan keseimbangan finansial yang lebih baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa fokus utama harus diberikan pada potensi readmisi, pengelolaan administrasi yang ketat, peningkatan teknologi, serta edukasi bagi tenaga kesehatan.
Dengan demikian, solusi berbasis manajemen risiko ini dapat menjadi kunci keberhasilan rumah sakit dalam menghadapi tantangan klaim BPJS di masa depan.
Sumber : Mengurangi Klaim BPJS yang Tertunda Melalui Manajemen Risiko