Fikes.umsida.ac.id – Memasuki dunia perkuliahan bisa menjadi tantangan baru bagi mahasiswa baru, terutama dalam hal beradaptasi dengan sistem yang berbeda.
Baca Juga : Pembekalan Profesi Bidan Umsida 2025 Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Kesehatan Andal dan Humanis
Bagi mahasiswa Program Studi Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), perubahan tersebut tentu menyangkut sistem perkuliahan, penugasan yang berbasis praktik, hingga kesiapan mental dalam mengikuti berbagai kegiatan akademik dan non-akademik.
Menurut Okky Zubairi Abdillah S Fis M KKK, Ketua Program Studi (Kaprodi) Fisioterapi, mahasiswa baru perlu memahami berbagai aspek perkuliahan agar dapat beradaptasi dengan cepat dan sukses.
“Sistem perkuliahan di Umsida memiliki karakteristik yang berbeda dari SMA/SMK, dan mahasiswa harus siap untuk beradaptasi,” ujarnya.
Tantangan Perkuliahan yang Perlu Dihadapi Mahasiswa Baru

Setelah melewati tahap pendidikan menengah, mahasiswa baru di Prodi Fisioterapi Umsida akan menghadapi tantangan berbeda dalam menjalani perkuliahan.
Salah satunya adalah penyesuaian dengan sistem perkuliahan yang lebih kompleks dan jadwal yang fleksibel.
Seperti yang diungkapkan oleh Okky, “Di dunia perkuliahan, jadwal bisa berubah sewaktu-waktu, meskipun sudah tercatat di MY Umsida.”
Selain itu, penugasan yang berbasis praktik menjadi tantangan tersendiri.
Banyak mata kuliah Fisioterapi yang mengharuskan mahasiswa untuk melakukan praktikum langsung, seperti pada semester pertama, mahasiswa akan diperkenalkan dengan anatomi tubuh yang menjadi dasar dari kompetensi fisioterapi.
Kemudian pada semester kedua, materi ilmu perkembangan gerak diharapkan dapat diterapkan dalam praktikum di semester-semester berikutnya.
Perkuliahan di Fisioterapi memang lebih mengutamakan praktik dan kompetensi yang mendalam dalam bidang fisioterapi.
Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan tidak hanya menguasai teori, tetapi juga terampil dalam praktek klinik.
Okky Zubairi menambahkan, Selama 7 semester, mahasiswa akan terlibat dalam praktik yang membutuhkan keterampilan khusus, seperti terapi manual dan latihan fisik.
Proses Adaptasi yang Perlu Dijalani Mahasiswa Baru
Berdasarkan pengalaman Kaprodi Fisioterapi, tantangan terbesar bagi mahasiswa baru adalah beradaptasi dengan sistem perkuliahan dan materi yang lebih mendalam.
“Ada mahasiswa yang memiliki latar belakang keilmuan berbeda, jadi kami harus membantu menyamakan persepsi dan cara berpikir mereka,” jelas Kaprodi Fisioterapi.
Tidak jarang mahasiswa baru yang datang dengan latar belakang keilmuan yang kurang relevan dengan bidang Fisioterapi merasa kesulitan, terutama dalam memahami dasar-dasar ilmu yang mendasari terapi fisik.
Adaptasi ini sangat penting, mengingat setiap semester mahasiswa akan dihadapkan pada materi yang lebih rumit, seperti penanganan kasus muskulokeletal, kardiovaskuler, hingga fisioterapi sport di semester-semester akhir.
Kaprodi Fisioterapi menekankan bahwa keinginan kuat untuk belajar dan berkomunikasi dengan dosen maupun teman sekelas menjadi faktor utama dalam menyukseskan proses adaptasi.
“Jika mahasiswa memiliki niat dan keinginan kuat untuk belajar, semua kesulitan tersebut akan mudah teratasi,” tambahnya.
Tidak hanya itu, di setiap semester, mahasiswa akan diberi berbagai tugas praktik, seperti penanganan pasien dengan metode terapi manual, latihan fisik, dan bahkan terapi untuk muskulokeletal dan bedah.
Oleh karena itu, mahasiswa harus siap dengan keterampilan komunikasi yang baik dengan pasien, karena di dunia praktik, komunikasi menjadi kunci kesuksesan.
Tips Sukses untuk Mahasiswa Baru Fisioterapi Umsida
Meskipun banyak tantangan yang dihadapi mahasiswa baru di Prodi Fisioterapi, Pak Okky memberikan beberapa tips sukses agar bisa menjalani perkuliahan dengan baik dan memaksimalkan potensi diri.
Berikut adalah tips dari Kaprodi Fisioterapi:
1. Keinginan untuk Terus Belajar Mahasiswa harus selalu memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan terhadap bidangnya.
Ini menjadi modal utama untuk berkembang di dunia perkuliahan.
2. Rajin Mengerjakan Tugas, Tugas-tugas di Fisioterapi, terutama yang berbasis praktikum, membutuhkan perhatian penuh.
Jangan hanya fokus pada teori, tetapi juga penting untuk mengikuti praktikum dengan baik.
3. Aktif di Kelas dan Praktikum, Selalu mendengarkan materidi kelas dan berpartisipasi aktif dalam praktik, baik dengan teman sekelas maupun dalam interaksi dengan pasien.
4. Membangun Komunikasi dengan Pasien, Praktikum di Fisioterapi mengajarkan untuk berkomunikasi dengan pasien dengan cara yang baik, serta menaati prosedur yang ada.
“Praktikum tidak ada yang sulit, namun mahasiswa harus membiasakan komunikasi dengan pasien,” Ujar Okky.
Dengan mengikuti tips ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih siap dan percaya diri dalam menjalani perkuliahan dan menghadapi tantangan praktikum yang ada.
Baca Juga: Rekomendasi Ilmiah Teknik Mobilisasi Saraf Jadi Solusi Konservatif untuk CTS
Membangun Karakter dan Keterampilan untuk Sukses di Dunia Fisioterapi
Perkuliahan Fisioterapi di Umsida tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga praktikum yang sangat aplikatif. Dengan adanya tugas praktikum, mahasiswa diharapkan dapat lebih terampil dalam mengaplikasikan teori yang diajarkan.
Proses adaptasi menjadi bagian penting untuk membantu mahasiswa baru menyesuaikan diri dengan sistem perkuliahan, yang berbeda dengan jenjang sebelumnya.
Tips-tips yang diberikan oleh Okky Zubairi membantu mahasiswa untuk mempercepat proses adaptasi mereka.
Dengan keinginan kuat untuk belajar, aktif berpartisipasi, serta membangun komunikasi dengan pasien, mahasiswa Fisioterapi akan lebih siap menghadapi tantangan di dunia profesional.
Dengan berlandaskan pada kompetensi dan komunikasi yang baik, mahasiswa Fisioterapi di Umsida diharapkan dapat menjadi profesional di bidangnya dan berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang sehat melalui layanan fisioterapi yang berkualitas.
Sumber : Okky Zubairi
Penulis : Novia