Fikes.umsida.ac.id – Menjelang Hari Raya Idul Adha, salah satu kegiatan utama umat Islam adalah penyembelihan hewan kurban. Kegiatan ini memerlukan bukan hanya kesiapan mental dan spiritual, tetapi juga kesiapan fisik.
Pasalnya, proses penyembelihan dan pengolahan hewan kurban memerlukan tenaga besar, koordinasi tubuh yang baik, serta daya tahan otot dan sendi yang optimal.
Menurut pandangan fisioterapi, peran kebugaran tubuh sangat penting untuk mencegah gangguan muskuloskeletal serta mendukung pelaksanaan ibadah kurban yang aman dan efisien.
Tulisan ini akan merangkum wawancara bersama ahli fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) Nurulia Tri Wahyuningtyas S Ft Ftr, untuk mengupas tuntas pentingnya persiapan fisik bagi penyembelih hewan kurban.
Tubuh Sehat Jadi Modal Utama Ibadah Kurban yang Optimal

Fisioterapi memandang bahwa tubuh manusia adalah alat utama dalam menjalankan fungsi kehidupan, termasuk beribadah dan berperan dalam masyarakat. Hal ini juga berlaku bagi para penyembelih hewan kurban. Kondisi fisik yang sehat dan bugar sangat dianjurkan untuk dimiliki, mengingat aktivitas penyembelihan bukan hanya menuntut kekuatan, tetapi juga keseimbangan, koordinasi, dan daya tahan.
“Untuk proses penyembelihan hewan kurban, hampir keseluruhan bagian tubuh ikut berperan. Mulai dari mobilitas sendi, kekuatan otot inti, postur tubuh, hingga koordinasi,” terang Laboran Fisioterapi tersebut. Semua komponen tersebut harus dalam kondisi prima agar proses pemotongan bisa dilakukan secara ergonomis dan terhindar dari risiko cedera.
Menurut fisioterapi, bagian tubuh yang paling aktif saat penyembelihan antara lain lengan, bahu, punggung, dan otot inti. Tanpa persiapan fisik yang baik, penyembelih bisa mengalami kelelahan dini bahkan cedera serius seperti nyeri punggung bawah (low back pain), carpal tunnel syndrome (CTS) di pergelangan tangan, hingga tendinitis di bahu. Terlebih jika jumlah hewan yang disembelih banyak, tantangan fisik semakin berat.
Risiko Cedera Akibat Posisi Tidak Ergonomis dan Kelelahan Fisik
Salah satu penyebab utama cedera pada penyembelih adalah posisi kerja yang tidak ergonomis. Banyak penyembelih mengambil posisi membungkuk saat menyembelih, padahal secara fisioterapis, posisi tersebut sangat berisiko.
“Posisi yang direkomendasikan adalah teknik squat, bukan membungkuk. Tapi squat memerlukan kekuatan otot inti yang baik. Jika tidak kuat, akan sangat berisiko mengalami nyeri punggung bawah atau cedera lainnya,” jelasnya.
Selain itu, kurangnya mobilitas sendi lengan bisa memicu CTS, sedangkan keterbatasan rentang gerak bahu dapat menimbulkan peradangan atau tendinitis. Semua risiko tersebut bisa muncul lebih cepat jika penyembelih tidak memiliki daya tahan tubuh yang cukup. “Kalau baru satu ekor kurban saja sudah lelah, maka untuk menjaga posisi tubuh tetap ergonomis jadi sulit. Dan ini sangat rentan memicu cedera,” tambahnya.
Orang dengan riwayat cedera otot, sendi, atau gangguan fisik tertentu sebaiknya tidak terlibat langsung dalam proses penyembelihan hewan kurban. Mereka berisiko mengalami kambuhnya cedera lama atau memperparah kondisi tubuh. “Kami tidak menyarankan bagi yang memiliki riwayat cedera untuk menjadi penyembelih. Karena risiko keselamatannya tinggi, baik untuk dirinya maupun dalam proses teknis pemotongan itu sendiri,” tegas narasumber.
Latihan Fisik dan Pemanasan Rutin untuk Jaga Kebugaran Penyembelih Hewan Kurban
Salah satu upaya penting yang sering dilupakan dalam kegiatan penyembelihan adalah pemanasan dan peregangan otot sebelum dan sesudah aktivitas. Dalam pandangan fisioterapi, pemanasan sangat penting untuk mendukung posisi tubuh tetap ergonomis saat bekerja. Bahkan, peregangan sebaiknya menjadi aktivitas wajib dilakukan oleh para panitia kurban.
“Minimal stretching bahu, lengan, dan bagian tubuh lain yang banyak digunakan. Ini penting untuk mencegah kejang otot dan menjaga kelenturan sendi,” ujarnya. Selain itu, latihan ringan seperti berjalan kaki atau olahraga kardio juga sangat dianjurkan menjelang hari penyembelihan hewan kurban.
Berikut beberapa latihan ringan yang disarankan fisioterapis menjelang Idul Adha:
-
Stretching lengan dan bahu: dapat dilakukan dengan gerakan rotasi bahu, peregangan lengan atas dan bawah, serta menarik lengan ke arah seberang.
-
Peregangan punggung bawah: misalnya dengan posisi cat-cow atau child pose dari yoga ringan.
-
Latihan core atau otot inti: bisa dilakukan dengan plank ringan, bridge pose, atau sit-up statis.
-
Latihan keseimbangan: berdiri dengan satu kaki selama 10–20 detik secara bergantian bisa meningkatkan stabilitas saat posisi squat.
-
Jalan cepat atau jogging ringan: 15–30 menit setiap hari menjelang hari penyembelihan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Jika terjadi gangguan otot seperti nyeri bahu, pinggang, atau kejang otot saat atau setelah proses penyembelihan, masyarakat bisa berkonsultasi langsung ke Klinik Praktik Fisioterapi Umsida. “Kami siap membantu penanganan awal cedera dan memberikan panduan latihan lanjutan agar pulih dengan aman,” ungkapnya.
Baca Juga : Edukasi Postur Tubuh Sejak Remaja Wujudkan Generasi Lebih Sehat dan Produktif
Kesehatan dan kebugaran fisik menjadi fondasi penting bagi siapa pun yang akan menjalankan tugas penyembelihan hewan kurban. Menurut fisioterapi, posisi tubuh yang tepat, kekuatan otot yang terlatih, serta daya tahan yang baik adalah kunci untuk menghindari cedera dan mendukung ibadah kurban yang aman dan nyaman.
Dengan mempersiapkan tubuh secara optimal melalui latihan ringan, stretching, dan pemanasan, para penyembelih bisa menjalankan tugasnya secara efisien tanpa mengorbankan kesehatan jangka panjang. Fikes Umsida melalui layanan fisioterapi turut berkomitmen untuk menjadi bagian dari upaya preventif ini, karena berkurban bukan hanya soal niat dan keterampilan, tetapi juga kesiapan tubuh sebagai amanah Tuhan.
Penulis : Novia