fikes.umsida.ac.id – Di era digital yang terus melaju cepat, transformasi dunia kesehatan pun tak terhindarkan. Salah satu perubahan besar yang tengah dihadapi adalah implementasi Rekam Medis Elektronik (RME). Jika dulu tenaga Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) hanya dikenal sebagai “pengantar berkas”, kini mereka justru menjadi aktor utama dalam pengelolaan data pasien berbasis digital.
Baca Juga: UMSIDA Tawarkan Keunggulan Akupresure untuk Atasi Insomnia dan Cetak Bidan Profesional
Melalui program Umsida Menyapa, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FIKES Umsida), khususnya Prodi D4 MIK, menghadirkan bincang edukatif bersama Ketua Program Studi Auliyaur Rabbani, S Kom M Sc dan Kepala Laboratorium Resta Dwi Yuliani S Tr Kes M KM, membahas tuntas peran MIK dalam revolusi sistem kesehatan berbasis elektronik.
Mengapa RME Menjadi Kebutuhan Mendesak di Era Kesehatan Digital?
Dulu, rekam medis berbentuk dokumen kertas yang disimpan secara manual. Petugas MIK hanya mengelola berkas dan menyusunnya dalam rak-rak penuh map pasien. Kini, dengan perkembangan teknologi dan efisiensi pelayanan kesehatan yang semakin dibutuhkan, sistem itu tak lagi relevan. Layanan kesehatan modern membutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keterpaduan data—yang hanya bisa diwujudkan melalui digitalisasi sistem rekam medis.
Pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No. 24 Tahun 2022 telah mengatur penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik (RME). RME hadir bukan sekadar mengganti kertas dengan komputer, melainkan membawa standar dan interoperabilitas tinggi yang memungkinkan sinkronisasi antar fasilitas kesehatan (faskes) dari tingkat pertama hingga rujukan lanjutan.
“Kalau datanya tidak standar, maka tidak akan bisa terkoneksi,” jelas Auliyaur Rabbani.
Dengan sistem terintegrasi, proses rujukan pasien lebih efisien, data pasien bisa diakses lebih cepat tanpa perlu membawa berkas manual, dan tentu saja pengambilan keputusan medis menjadi lebih tepat.
D4 MIK Umsida Siap Hadapi Transformasi Digital Pelayanan Kesehatan

Transformasi dari rekam medis konvensional ke elektronik menuntut tenaga MIK yang tidak hanya paham berkas, tetapi juga cakap teknologi informasi. Di sinilah Prodi D4 MIK Umsida hadir sebagai solusi pendidikan vokasional berbasis kompetensi digital.
“Lulusan D4 MIK harus siap menjadi problem solver, bukan hanya teknisi data,” tegas Resta Dwi.
Apa saja bekal mahasiswa D4 MIK Umsida?
-
Penguasaan Teknologi RME Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi langsung praktik dengan sistem RME berbasis software dan data realistik.
-
Mata Kuliah Kekinian Seperti:
-
Artificial Intelligence in Health Information (AI dalam coding diagnosa dan koreksi otomatis)
-
Analisis RME (menganalisis performa sistem RME)
-
Manajemen Proyek RME (perencanaan, implementasi, dan evaluasi sistem digital)
-
-
Kesiapan Jadi Superuser Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi superuser, yaitu pengguna utama yang menangani pengolahan data, pengumpulan, hingga penjaminan mutu informasi medis.
-
Praktik Lapangan Bertahap D4 MIK memiliki 5 tahapan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang menyesuaikan dengan tingkatan kompetensi mahasiswa. Ini membekali mereka dari hal teknis hingga manajerial dalam sistem informasi kesehatan.
Sarana Prasarana Canggih Penunjang Praktikum:
Mahasiswa MIK FIKES Umsida berkesempatan belajar di laboratorium lengkap seperti:
-
Lab Audit Informasi Klinis
-
Lab RME Elektronik dan Konvensional
-
Lab Coding & Reimbursement
-
Lab OSCE (uji kompetensi klinis)
-
Lab CBT (uji berbasis komputer)
Kombinasi antara kurikulum adaptif, sarana modern, dan pendekatan praktik langsung ini menjadikan D4 MIK Umsida sebagai program studi yang tidak hanya responsif terhadap perkembangan zaman, tetapi juga mempersiapkan lulusan siap kerja dan adaptif terhadap kebutuhan industri kesehatan digital.
MIK adalah Garda Terdepan dalam Keamanan dan Kualitas Data Kesehatan
Selain memiliki kemampuan dalam coding diagnosa penyakit dan mengelola sistem RME, tenaga MIK juga berperan besar dalam menjaga keamanan informasi kesehatan pasien. Hal ini sangat penting karena rekam medis adalah dokumen legal dan sangat rahasia. Maka dari itu, mahasiswa D4 MIK Umsida juga dibekali dengan:
-
Etika profesi informasi kesehatan
-
Regulasi keamanan data pasien
-
Kebijakan kerahasiaan dalam penyimpanan dan distribusi data
Dengan kemampuan ini, lulusan D4 MIK tidak hanya menjadi teknisi sistem, tetapi juga menjadi penjaga kualitas, keamanan, dan integritas informasi kesehatan pasien di era digital.
Baca Juga: Potensi Wisata dan UMKM Lokal: Strategi Cerdas Pemberdayaan Berkelanjutan Kedungudi
D4 MIK Umsida Siapkan Lulusan yang Siap Digitalisasi Kesehatan Indonesia
Transformasi digital pelayanan kesehatan bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang kesiapan sumber daya manusia yang cakap dan bermoral. Melalui program Umsida Menyapa, kita belajar bahwa lulusan D4 MIK Fikes Umsida telah disiapkan tidak hanya sebagai pengguna sistem, tetapi juga pencipta solusi.
Dengan kurikulum adaptif, praktik langsung, dan fasilitas penunjang berstandar industri, mahasiswa D4 MIK Umsida tidak hanya siap kerja, tapi juga siap mengawal revolusi rekam medis elektronik (RME) di Indonesia.
Penulis: Novia