klinis

Implikasi Klinis Modalitas Fisioterapi untuk Tangani Low Back Pain dengan Lebih Efektif

Fikes.umsida.ac.id – Penelitian tim fisioterapi membuktikan bahwa kombinasi William Flexion Exercise, Short Wave Diathermy (SWD), dan Infra Red Therapy tidak hanya mengurangi nyeri, tetapi juga memberikan implikasi klinis penting dalam tata laksana LBP.

Baca Juga: Mengurai Tantangan dan Menjaga Keberlanjutan Rekam Medis Elektronik di Layanan Kesehatan

Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah masih menjadi masalah kesehatan global yang memengaruhi kualitas hidup jutaan orang. Salah satu penyebabnya adalah spondylolisthesis, kondisi pergeseran ruas tulang belakang yang sering menimbulkan nyeri berkepanjangan.

Penelitian tim fisioterapi Universitas Muhammadiyah Lamongan membuktikan bahwa kombinasi William Flexion Exercise, Short Wave Diathermy (SWD), dan Infra Red Therapy tidak hanya mengurangi nyeri, tetapi juga memberikan implikasi klinis penting dalam tata laksana LBP.

“Terapi ini terbukti aman, terukur, dan efektif, sehingga bisa menjadi referensi klinis dalam pelayanan fisioterapi,” ungkap Dimas Arya Nugraha, peneliti utama .

Low Back Pain dan Tantangan Klinis
klinis
Sumber: AI

LBP akibat spondylolisthesis kerap menimbulkan keterbatasan aktivitas harian pasien. Gejalanya mencakup nyeri tekan pada lumbal, spasme otot, penurunan kekuatan otot abdominal, hingga keterbatasan lingkup gerak sendi.

Menurut data, prevalensi LBP karena spondylolisthesis menyentuh 20% dari kasus di RSUD Ngimbang, menjadikannya salah satu keluhan muskuloskeletal yang dominan .

Pasien dengan LBP biasanya kesulitan untuk berdiri lama, berjalan, atau bahkan bangun dari posisi duduk. “Masalah ini bukan sekadar rasa sakit, tetapi sudah mengganggu fungsi tubuh secara menyeluruh,” jelas salah satu peneliti.

Hal ini menegaskan pentingnya intervensi fisioterapi berbasis bukti (evidence-based practice) agar terapi tidak hanya bersifat sementara, melainkan memberi dampak jangka panjang pada pemulihan pasien.

Efektivitas Modalitas Kombinasi dalam Praktik Klinis

Penelitian menggunakan kombinasi tiga modalitas fisioterapi yang bekerja sinergis:

1. William Flexion Exercise (WFE) – Latihan ini menargetkan penguatan otot abdomen dan gluteus, sekaligus meregangkan otot ekstensor punggung bawah.

Hasilnya, pasien mengalami peningkatan mobilitas lumbal dan berkurangnya nyeri gerak. Dari skala nyeri gerak 4 (nyeri sedang) turun menjadi 1 (nyeri sangat ringan).

“Latihan ini mampu memperbaiki kestabilan trunk bawah yang sangat dibutuhkan pasien LBP,” tegas peneliti .

2. Short Wave Diathermy (SWD)– Terapi panas dalam dengan frekuensi 27,12 MHz ini meningkatkan elastisitas jaringan, melancarkan aliran darah, dan mempercepat proses penyembuhan.

Hasil klinis menunjukkan nyeri tekan yang semula 1 (sangat ringan) hilang sepenuhnya setelah terapi keenam. SWD memberi kontribusi besar dalam mengatasi spasme otot dan mengurangi kekakuan pada area punggung bawah.

3. Infra Red Therapy (IR) – Modalitas ini memberikan pemanasan superfisial yang menenangkan. Efek vasodilatasi yang dihasilkan meningkatkan suplai oksigen dan mempercepat pembuangan metabolisme jaringan.

“Penyinaran infra red membuat pasien merasa lebih rileks dan nyeri berkurang drastis,” kata salah satu fisioterapis yang terlibat .

Implikasi klinis dari kombinasi ketiganya jelas: pasien dengan spondylolisthesis dapat merasakan pemulihan fungsional yang lebih cepat.

Lingkup gerak sendi fleksi-ekstensi meningkat dari (35°-0°-50°) menjadi (35°-0°-60°). Peningkatan ini sangat berarti, sebab mobilitas punggung yang lebih baik memungkinkan pasien kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah.

Dampak Klinis bagi Pelayanan Fisioterapi

Implikasi dari hasil riset ini tidak berhenti pada pasien semata, melainkan juga penting bagi pengembangan praktik fisioterapi di Indonesia.

Terapi kombinasi WFE, SWD, dan IR dapat dijadikan standar penanganan komprehensif untuk pasien LBP akibat spondylolisthesis.

“Penanganan nyeri punggung bawah tidak bisa hanya bergantung pada obat, melainkan harus dikombinasikan dengan intervensi fisioterapi yang tepat,” ungkap tim peneliti.

Pendekatan multimodalitas ini membantu tenaga kesehatan memberikan layanan lebih personal, aman, dan berfokus pada pemulihan jangka panjang.

Selain itu, hasil penelitian ini memperkuat posisi fisioterapi sebagai bagian integral dari layanan kesehatan modern. Terapi berbasis bukti menjadikan fisioterapi bukan sekadar pendukung, tetapi aktor utama dalam menangani kasus muskuloskeletal seperti LBP.

Dengan meningkatnya angka prevalensi nyeri punggung bawah di berbagai negara, hasil riset ini dapat menjadi referensi penting untuk praktik klinis di rumah sakit maupun klinik fisioterapi.

Baca Juga: Mahasiswa Baru Fisioterapi Umsida: Tips Adaptasi, Praktikum, dan Komunikasi Efektif Mahasiswa Baru Fisioterapi Umsida:

Kombinasi William Flexion Exercise, Short Wave Diathermy, dan Infra Red Therapy terbukti tidak hanya mengurangi nyeri, tetapi juga memiliki implikasi klinis penting untuk tata laksana Low Back Pain (LBP).

Hasil enam kali terapi menunjukkan penurunan nyeri signifikan dan peningkatan lingkup gerak sendi pasien spondylolisthesis.

“Terapi ini bukan hanya mengatasi gejala, tetapi juga mengembalikan fungsi tubuh pasien sehingga mereka bisa kembali produktif,” tegas tim peneliti .

Dengan demikian, penelitian ini menegaskan peran fisioterapi sebagai solusi klinis yang efektif, praktis, dan aman untuk penanganan LBP.

Modalitas kombinasi yang ditawarkan dapat menjadi acuan dalam pelayanan fisioterapi, sekaligus memperkuat branding fisioterapi Indonesia di kancah kesehatan global.

Sumber: Okky Zubairi

Penulis: Novia

 

Berita Terkini

Elektronik
Rekam Medis Elektronik Tingkatkan Efisiensi Administrasi Kesehatan di Era Digital
October 3, 2025By
pembekalan
Pembekalan Profesi Bidan Umsida 2025 Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Kesehatan Andal dan Humanis
September 29, 2025By
Fortama
Fortama Fikes Umsida 2025, Cetak Generasi Sehat, Tangguh, dan Siap Mengabdi
September 27, 2025By
kisi-kisi
Workshop Penyusunan Kisi-Kisi Fikes Umsida, Dorong Implementasi OBE yang Berkualitas
September 26, 2025By
kader posyandu
Kolaborasi ITS dan Umsida Perkuat Kader Posyandu untuk Generasi Sehat
September 24, 2025By
simulasi
Umsida Jadi Tuan Rumah Simulasi OSCE 2025 Bukti Fikes Kian Dikenal di Jawa Timur
September 22, 2025By
data kesehatan
MIK Umsida Ungkap Data Kesehatan dan Teknologi Digital Kunci Transformasi Kebijakan Publik
September 19, 2025By
komprehensif
Apersepsi PKL Komprehensif MIK Umsida Dorong Sinergi Teori Praktik dan Abdimas
September 12, 2025By

Prestasi

paramitha
Paramitha Amelia Peneliti Terbaik Umsida dengan Riset Aktivitas Fisik dan Risiko Depresi Remaja
September 21, 2025By
nurul
Nurul Azizah Dosen Kebidanan Umsida Torehkan Publikasi Scopus Terbaik Life Science
September 20, 2025By
widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By
baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By
Low Back Pain
Angkat Edukasi tentang Low Back Pain, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Lomba
May 5, 2025By

Opini

mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By
Artikel ilmiah
Tangani Keseleo dengan Tepat, Intervensi Fisioterapi Cegah Risiko Cedera Kronis
July 6, 2025By