Fikes.umsida.ac.id – Mahasiswa KNN S1 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan penyuluhan pos gizi dan pijat balita di esa Balonggabus kec Candi Kab Kamis Sidoarjo (25/07/2024). Kegiatan ini diikuti oleh 17 mahasiswa alih jenjang S1 kebidanan dan diikuti 11 balita serta orang tua pendamping.
Pos gizi merupakan salah satu metode kegiatan yang dirancang untuk memberikan makanan bergizi yang dilakukan setiap harinya, dengan tujuan untuk mengembalikan status gizi buruk ke status gizi normal pada anak balita.
Kegiatan pos gizi ini dilakukan di posyandu dengan melakukan penyuluhan kepada orang tua balita dan memberikan edukasi terkait pola asuh serta memberi nutrisi gizi pada anak.
Kaprodi S1 kebidanan, Siti Cholifah mengungkapkan, “Kegiatan ini dilakukan di pos gizi ini upaya untuk melakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan dan analisis,” tuturnya.
Kegiatan pos gizi ini dilaksanakan secara terjadwal setiap tiga bulan sekali, dengan total 12 pertemuan. Setiap bulannya, ada empat kali pertemuan yang dirancang untuk memberikan pemantauan dan edukasi secara intensif.
Selain itu, tim kesehatan juga melakukan pemantauan secara berkala selama 10 hari dengan melibatkan makan bersama. Anak-anak di desa Balunggabus yakin bahwa kebutuhan gizi mereka sudah terpenuhi.
Jika selama periode tersebut tidak terjadi perkembangan yang signifikan terhadap status gizi balita, pemantauan akan dilanjutkan dengan pengiriman makanan ke rumah masing-masing balita secara langsung.
Menu makanan setiap harinya akan berganti dan disesuaikan dengan standar gizi yang telah ditentukan. Salah satu makanan yang disediakan pada penyuluhan ini adalah botok udang serta ada perlakuan khusus bagi balita yang terkena stunting yakni diberikan nasi sayur bayam.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pos gizi, diantaranya:
- Pertama melakukan pendataan, para pelajar beserta tim kesehatan melakukan pendataan terhadap balita-balita yang ada di desa tersebut untuk mengetahui gizi dan tumbuh kembang.
- Kedua melakukan pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan, hal ini digunakan untuk bahan sebagai analisis guna melihat apakah balita tersebut memiliki gizi yang normal atau tidak.
Baca juga: Cara Menghindari Stunting dari Berbagai Pihak
“Data yang diperoleh, pada desa terdapat anak balita yang kekurangan gizi dan mengalami stunting,” lanjutnya.
Oleh karena itu tim kesehatan beserta mahasiswa KNN melakukan pemantauan lebih terhadap anak balita serta memberikan makanan sesuai dengan standar gizi yang di perlukan.
Selain kegiatan tersebut ada kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KNN yakni penyuluhan tentang pijat oromotor untuk atasi GTM pada anak balita.
Beberapa permasalahan pada anak balita yang paling banyak adalah GTM (gerakan tutup mulut). GTM sendiri merupakan istilah yang digunakan pada anak yang menutup mulut saat mengonsumsi makanan.
Masalah GTM ini muncul ketika anak sudah memasuki fase MPASI, yang dimana anak sudah mulai diperkenalkan tekstur makanan baik secara halus maupun kasar.
Mahasiswa KNN Umsida ikut andil dalam kegiatan penyuluhan pijat oromotor dalam mencegah GTM pada anak balita. Salah satu kegiatan tersebut adalah cara untuk mengatasi GTM adalah dengan cara melakukan pijat oromotor pada anak balita.
Pijat oromotor sendiri adalah dasar pelatihan pada keterampilan makan yang digunakan untuk merangsang organ mulut seperti rahang bawah, gigi, lidah, langit-langit, bibir, dan pipi agar terkoordinasi dengan baik.
Langkah-langkah untuk melakukan pijat oromotor yakni:
- Pijat pipi anak secara memutar dilakukan selama 5 sampai 7 kali
- Tarik bagian bawah hidung sampai ke arah bawah tulang pipi dilakukan selama 3 sampai 5 kali
- Tarik bagian bahwah hidung sampai bawah telinga dilakukan selama 3 sampai 5 kali
- Tarik bagian atas bibir ke arah samping sampai bawah pipi dilakukan selama 3 kali
- Pijat bagian atas dan bagian bawah bibir dilakukan selama 3 kali
- Pijat area bibir secara memutar dengan jari telunjuk dilakukan selama 3 kali
- Pijat memutar bagian pangkal rahang atas dan bawah telinga dilakukan selama 3 kali
- Pijat bagian rahang pipi sampai dagu dilakukan selama 3 kali
Alat yang dapat disiapkan untuk melakukan pijat oromotor adalah matras dan baby oil atau minyak telon atau minyak zaitun. Lakukan pemijatan hanya 15 menit saja agar balita tidak bosan.
Kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara sistematis untuk memastikan bahwa setiap balita mendapatkan perhatian yang tepat terkait status gizinya. Kegiatan ini juga diharapkan menjadi kangkah awal dalam mengatasi gizi buruk dan meningkatkan kualitas hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak-anak desa secara keseluruhan.
Penulis Ayunda H