Fikes.umsida.ac.id – Penelitian terbaru dari tim fisioterapi membuktikan bahwa terapi kombinasi William Flexion Exercise, Short Wave Diathermy (SWD), dan Infra Red Therapy mampu mengurangi nyeri sekaligus meningkatkan lingkup gerak sendi pasien.
Baca Juga: Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
Spondylolisthesis, kondisi ketika salah satu ruas tulang belakang bergeser ke depan atau ke belakang dari ruas di bawahnya, sering memicu nyeri punggung bawah yang mengganggu aktivitas harian.
Penelitian terbaru dari tim fisioterapi membuktikan bahwa terapi kombinasi William Flexion Exercise, Short Wave Diathermy (SWD), dan Infra Red Therapy mampu mengurangi nyeri sekaligus meningkatkan lingkup gerak sendi pasien.
“Setelah enam kali terapi, pasien menunjukkan penurunan signifikan pada nyeri gerak, serta perbaikan fleksibilitas tulang belakang,” jelas Dimas Arya Nugraha, salah satu peneliti .
Spondylolisthesis dan Tantangan Nyeri Punggung Bawah

Spondylolisthesis tidak hanya soal pergeseran ruas tulang belakang, tetapi juga tentang dampak serius terhadap kualitas hidup.
Gejalanya bisa berupa nyeri tekan di regio lumbal, spasme otot, penurunan kekuatan otot, bahkan penjalaran nyeri ke tungkai .
Menurut laporan, prevalensi spondylolisthesis bervariasi antara 5–25% di beberapa negara. Kondisi ini lebih sering menyerang usia dewasa, terutama setelah 35 tahun, akibat perubahan degeneratif.
“Gangguan ini membuat pasien kesulitan untuk sekadar berdiri lama, membungkuk, atau berjalan normal,” ungkap salah satu fisioterapis dalam penelitian tersebut.
Di RSUD Ngimbang, prevalensi kasus spondylolisthesis mencapai 5%, bersaing dengan kasus lain seperti osteoarthritis dan hernia nucleus pulposus.
Fakta ini menegaskan bahwa spondylolisthesis bukanlah kasus langka, melainkan masalah klinis yang membutuhkan penanganan terintegrasi.
Mengupas Efektivitas Terapi Kombinasi
Para peneliti mengombinasikan tiga terapi kombinasi modalitas fisioterapi:
1. William Flexion Exercise (WFE)
Latihan ini dikembangkan oleh Dr. Paul William pada 1937 untuk memperkuat otot perut, gluteus, dan hamstring sekaligus meregangkan otot ekstensor punggung.
Tujuannya sederhana namun vital: mengurangi nyeri, meningkatkan stabilitas lumbal, dan memperbaiki fleksibilitas.
2. Short Wave Diathermy (SWD)
Terapi panas dalam menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz ini bekerja memperlancar aliran darah, mengurangi spasme, dan mempercepat proses penyembuhan jaringan.
“SWD mampu meningkatkan metabolisme sel hingga 13% tiap kenaikan suhu 1°C, sehingga nyeri berkurang signifikan,” jelas peneliti mengutip literatur fisioterapi .
3. Infra Red Therapy (IR)Terapi sinar ini memberikan pemanasan superfisial yang menimbulkan rasa rileks, mengurangi spasme, dan membantu membuang sisa metabolisme tubuh.
Efek fisiologisnya tidak hanya mengurangi rasa sakit, tetapi juga mempercepat pemulihan jaringan.
Hasil enam kali terapi menunjukkan penurunan nyeri gerak dari skala 4 (nyeri sedang) menjadi 1 (nyeri sangat ringan), sementara nyeri tekan hilang sepenuhnya.
Lingkup gerak sendi juga meningkat, dari (35° – 0° – 50°) menjadi (35° – 0° – 60°) pada gerakan fleksi-ekstensi .
Dampak Klinis bagi Pasien dan Praktik Fisioterapi
Manfaat terapi kombinasi ini tidak hanya pada aspek fisik, tetapi juga pada kualitas hidup pasien. Dengan nyeri yang berkurang dan fleksibilitas meningkat, pasien lebih leluasa dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
“Pasien melaporkan merasa lebih nyaman, rileks, dan bisa kembali melakukan aktivitas dasar tanpa keluhan berarti,” ujar salah satu peneliti .
Penelitian ini juga memberi implikasi klinis yang kuat bagi dunia fisioterapi. Terapi Kombinasi William Flexion Exercise, SWD, dan Infra Red Therapy terbukti menjadi pendekatan yang efektif, sehingga bisa dijadikan standar intervensi dalam kasus nyeri punggung bawah akibat spondylolisthesis.
Lebih jauh, keberhasilan terapi kombinasi ini sekaligus memperkuat peran fisioterapi sebagai bidang yang tak hanya menanggulangi gejala, tetapi juga memberikan solusi komprehensif untuk pemulihan pasien.
Baca Juga: 100% Kompeten! Mahasiswa MIK Umsida Sukses Tembus UKOMNAS CBT dengan Persiapan Matang
Terapi Kombinasi William Flexion Exercise, Short Wave Diathermy, dan Infra Red Therapy terbukti efektif dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi pada pasien spondylolisthesis.
Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya intervensi multimodalitas untuk penanganan nyeri punggung bawah. “Enam kali terapi sudah cukup menunjukkan hasil yang signifikan bagi pasien, baik dari sisi pengurangan nyeri maupun peningkatan mobilitas,” tegas tim peneliti .
Dengan demikian, fisioterapi bukan hanya perawatan, tetapi juga harapan bagi pasien spondylolisthesis untuk kembali menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif.
Sumber: Okky Zubairi
Penulis: Novia