fikes.umsida.ac.id- Hari Raya Idul Fitri selalu identik dengan hidangan lezat nan menggoda: opor ayam, rendang, sambal goreng ati, dan aneka kue kering berlemak tinggi. Namun, di balik kenikmatan sajian tersebut, tersembunyi risiko kesehatan yang tidak boleh dianggap sepele. Lemak jenuh dan kolesterol tinggi dalam makanan Lebaran bisa menjadi ancaman nyata jika dikonsumsi tanpa kontrol.
Baca Juga: Anemia pada Remaja Berdasarkan IMT dan Siklus Menstruasi Wajib Diketahui Sejak Dini
Melalui wawancara khusus bersama dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) yaitu Yanik Purwanti SST M Keb, masyarakat diajak untuk bijak dalam menyantap sajian Lebaran tanpa harus kehilangan momen kebersamaan maupun kenikmatannya.
Kenali Bahaya Lemak pada Makanan Lebaran

Lemak dibutuhkan tubuh dalam jumlah wajar sebagai sumber energi dan pelindung organ. Namun, saat Lebaran, konsumsi lemak jenuh biasanya meningkat drastis karena dominasi santan, daging berlemak, dan gorengan.
“Banyak orang tidak sadar bahwa makanan khas Lebaran, jika dikonsumsi berlebihan, bisa memicu berbagai penyakit kronis,” ujar dosen Fikes Umsida.
Jenis makanan yang perlu dibatasi antara lain:
-
Opor ayam & rendang (tinggi santan dan kolesterol)
-
Sambal goreng hati (lemak tinggi & pedas)
-
Aneka kue kering (gula & lemak trans)
-
Gorengan (mengandung minyak jenuh berulang)
Strategi Konsumsi Aman Saat Hari Raya
Agar tetap sehat selama Lebaran, dosen Fikes Umsida menyarankan strategi berikut:
-
Kendalikan Porsi dan Frekuensi
Ambil porsi secukupnya, jangan kalap. Lebih baik sedikit tapi berkualitas daripada berlebihan. -
Pilih Lemak Sehat
Ganti gorengan dengan panggangan, santan kental dengan santan encer, dan kurangi minyak saat memasak. -
Perbanyak Serat
Sayur mayur, buah-buahan, dan biji-bijian membantu mencerna lemak serta memperlancar sistem pencernaan. -
Minum Air yang Cukup
Setidaknya 2 liter per hari untuk menghindari dehidrasi dan membantu tubuh dalam metabolisme lemak. -
Konsumsi Buah Penyeimbang
Mentimun, apel, dan alpukat sangat baik dikonsumsi setelah makan berlemak karena bisa menetralkan minyak dan kolesterol. -
Jangan Lewatkan Aktivitas Fisik Ringan
Jalan kaki setelah makan besar bisa membantu sistem pencernaan dan membakar kalori.
Deteksi Dini dan Waspada Gejala Penyakit Pascamakan Berlemak

Yanik Purwanti, SST M Keb mengingatkan pentingnya mengenali tanda awal jika tubuh mulai mengalami gangguan akibat konsumsi lemak berlebih. Berikut beberapa penyakit yang perlu diwaspadai dan gejala awalnya:
1. Kolesterol Tinggi
-
Gejala: Kram di kaki, dada terasa sesak, cepat lelah saat aktivitas ringan.
2. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
-
Gejala: Pusing mendadak, penglihatan kabur, jantung berdebar cepat.
3. Penyakit Jantung Koroner
-
Gejala: Nyeri dada kiri, sesak napas, mudah lelah.
4. Diabetes Tipe 2
-
Gejala: Haus berlebihan, sering buang air kecil, luka sulit sembuh.
5. Asam Urat
-
Gejala: Nyeri di sendi (terutama ibu jari kaki), bengkak, dan kemerahan.
6. Masalah Pencernaan (Dispepsia & Konstipasi)
-
Gejala: Perut kembung, begah, sembelit, mual setelah makan.
Dengan mengenali gejala tersebut lebih awal, masyarakat dapat mengambil tindakan preventif, seperti mengurangi konsumsi lemak dan melakukan pemeriksaan rutin. Dosen Fikes Umsida juga menekankan pentingnya melakukan deteksi dini, terutama bagi orang dengan riwayat keluarga penyakit kronis.
Baca Juga: Tips Sehat Berpuasa untuk Ibu Menyusui agar ASI Tetap Lancar dan Berkualitas
Perayaan Idul Fitri adalah momen kebahagiaan dan berkumpul bersama keluarga. Namun, menjaga tubuh tetap sehat adalah bentuk rasa syukur yang tak kalah penting. Dengan tips dari dosen Fikes Umsida ini, Anda bisa menikmati hidangan Lebaran tanpa rasa was-was.
Penulis: Novia