Fikes.Umsida.ac.id– Dalam ajang Lomba Desain Interface Rekam Medis Elektronik (RME) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (APTIRMIKI), Syifa Suryaning Ati, mahasiswa Manajemen Informasi Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (MIK Umsida), berhasil meraih Juara 1 dan membawa nama Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ke level yang lebih tinggi. Prestasi ini menunjukkan potensi luar biasa mahasiswa dalam dunia desain dan teknologi kesehatan.
Baca Juga: SENSMIK 2025 Ungkap Transformasi Digital RME untuk Visualisasi Data Kesehatan Lebih Informatif
Dengan desain yang user-friendly, efisien, dan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, Syifa berhasil menciptakan sebuah solusi yang mempermudah tenaga kesehatan dan pasien dalam mengakses dan mengelola informasi medis.
Artikel ini akan mengulas perjalanan Syifa dalam mengikuti kompetisi ini, tantangan yang dihadapi, dan motivasi yang menginspirasi karyanya.
Motivasi dan Proses Persiapan Lomba Desain Interface RME

Motivasi utama Syifa dalam mengikuti lomba desain interface RME berasal dari pengalaman pribadinya selama praktik kerja lapangan.
“Saya merasa kesulitan menggunakan sistem pendaftaran yang ada di rumah sakit, dan itu memberi saya inspirasi untuk menciptakan desain yang lebih user-friendly dan efektif,” ungkap Syifa.
Dalam menghadapi era digitalisasi yang semakin maju, Syifa ingin mengasah keterampilan desainnya di bidang rekam medis elektronik, serta membuktikan bahwa mahasiswa MIK juga bisa berkontribusi dalam inovasi teknologi kesehatan.
Sebelum lomba, Syifa mempelajari alur pelayanan di fasilitas kesehatan serta melakukan analisis kebutuhan pengguna, baik tenaga kesehatan maupun pasien.
“Saya memastikan desain saya bisa menjawab kebutuhan di lapangan dengan mempelajari dasar-dasar dan tools desain interface yang tepat,” katanya.
Selain itu, ia juga mencari referensi tentang standar rekam medis elektronik yang harus diikuti dalam desainnya. Proses persiapan ini memastikan desain yang dihasilkan tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga fungsional dan memenuhi regulasi yang berlaku.
Desain User-Friendly dan Solusi Efisien untuk Pelayanan Kesehatan
Dalam perlombaan desain Interface ini, tantangan terbesar yang dihadapi Syifa adalah merancang desain yang tidak hanya terlihat menarik, tetapi juga memenuhi kebutuhan praktis di fasilitas kesehatan.
“Desain interface sangat penting karena menjadi pintu pertama yang diakses oleh pengguna. Jika interface sulit dipahami, akan memperlambat proses pelayanan,” ujarnya.
Oleh karena itu, desain yang baik dapat meningkatkan kepuasan tenaga kesehatan dan pasien, serta mempercepat pengisian data medis, meminimalisir kesalahan, dan meningkatkan efisiensi pelayanan.
Konsep desain yang dibawa Syifa mengusung tema user-friendly dengan tampilan sederhana namun informatif. “Saya mengutamakan alur kerja yang efisien, seperti menempatkan fitur-fitur utama pada posisi yang mudah dijangkau, agar penggunaan sistem menjadi lebih praktis,” jelas Syifa.
Keberhasilan desainnya terletak pada kombinasi antara visual yang menarik dan kebutuhan pengguna di fasilitas kesehatan, serta pemahaman yang mendalam tentang bagaimana setiap elemen desain harus menjawab masalah yang ada di lapangan.
Namun, Syifa juga menghadapi kendala besar selama proses desain, terutama keterbatasan waktu untuk merancang desain yang lengkap dan detail. “Tantangan teknis lainnya adalah menyesuaikan standar desain dengan kebutuhan pengguna. Untuk mengatasinya, saya membuat skala prioritas dan fokus pada fitur utama terlebih dahulu, lalu menyempurnakan detailnya secara bertahap,” katanya.
Dukungan dan Harapan untuk Masa Depan Desain Teknologi Kesehatan
Kesuksesan Syifa dalam meraih Juara 1 tidak terlepas dari dukungan penuh yang ia terima dari program studi dan teman-teman seangkatan.
“Kaprodi saya memberikan masukan mengenai rekam medis elektronik yang terstandar dan juga memberi saran serta masukan untuk desain yang sudah saya buat,” ungkap Syifa. Selain itu, dukungan dari teman-temannya juga sangat membantu, baik dalam hal ide maupun dalam menyempurnakan desain yang telah dibuat.
“Alhamdulillah, saya merasa sangat bangga dan bersyukur bisa meraih Juara 1. Ini adalah bukti bahwa kerja keras dan doa tidak pernah sia-sia,” kata Syifa dengan penuh rasa syukur.
Kemenangan ini bukan hanya sekadar prestasi pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya. “Harapan saya setelah kemenangan ini adalah bisa terus mengembangkan keterampilan desain di bidang kesehatan, dan semoga karya ini bisa menjadi inspirasi serta bermanfaat untuk pengembangan sistem informasi kesehatan yang lebih baik di masa depan,” tambahnya.
Syifa juga memberikan pesan penting bagi mahasiswa lainnya, “Jangan pernah ragu untuk mencoba dan berkompetisi. Persiapkan diri dengan belajar, berlatih, dan terus terbuka terhadap masukan. Jangan hanya mengejar juara, tetapi jadikan setiap lomba sebagai kesempatan untuk mengasah kemampuan dan menambah pengalaman.”
Baca Juga: MIK Umsida Siap Menjawab Tantangan Digitalisasi Layanan Kesehatan dengan Rekam Medis Elektronik
Kemenangan Syifa Suryaning Ati dalam Lomba Desain Interface Rekam Medis Elektronik tingkat nasional menunjukkan bahwa mahasiswa Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) Umsida memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam dunia inovasi teknologi kesehatan.
Dengan desain yang user-friendly, efisien, dan memenuhi standar pelayanan kesehatan, Syifa berhasil menciptakan solusi yang mempermudah proses pelayanan medis.
Kendala dan tantangan yang dihadapi selama persiapan Lomba Desain Interface berhasil diatasi dengan pendekatan yang sistematis dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna. Kemenangan ini tidak hanya menjadi prestasi pribadi, tetapi juga membawa harapan baru bagi pengembangan sistem informasi kesehatan di masa depan.
Penulis: Novia