NYERI

Kompres Dingin Bantu Redakan Nyeri Carpal Tunnel Syndrome Secara Efektif

Fikes.umsida.ac.id – Rasa nyeri dan kesemutan pada pergelangan tangan sering kali menjadi keluhan utama bagi pekerja kantoran, ibu rumah tangga, maupun pengguna gawai dalam waktu lama. Kondisi ini dikenal sebagai Carpal Tunnel Syndrome (CTS), gangguan akibat tekanan pada nervus medianus di terowongan karpal.

Baca Juga: Active Therapy Tingkatkan Kelenturan Sendi Tangan pada Penderita Carpal Tunnel Syndrome

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Salah satu Dosen Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Okky Zubairi Abdillah, pemberian Cool Pack atau kompres dingin terbukti efektif dalam menurunkan nyeri dan memberikan efek terapeutik yang signifikan pada pasien CTS.

“Setelah dilakukan enam kali terapi menggunakan Cool Pack, nyeri pasien menurun secara bertahap dan terasa lebih ringan dibandingkan sebelum perawatan,” ungkap Okky Zubairi Abdillah, peneliti utama dalam studi tersebut .

Dingin yang Menyembuhkan Nyeri: Bagaimana Cool Pack Bekerja
NYERI
Sumber: AI

Carpal Tunnel Syndrome adalah gangguan pada pergelangan tangan akibat penyempitan terowongan karpal yang menyebabkan penekanan saraf medianus. Tekanan ini memicu sensasi nyeri, kesemutan, atau rasa seperti tersengat listrik yang sering dirasakan pada malam hari dan dapat mengganggu tidur .

Untuk mengatasinya, fisioterapis menggunakan Cool Pack sebagai terapi sederhana namun efektif. Cool Pack atau kompres dingin bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi aliran darah ke area yang mengalami peradangan.

Pendinginan lokal ini membantu menekan aktivitas metabolik jaringan, mengurangi pembengkakan, serta memperlambat impuls saraf yang menyebabkan rasa nyeri.

“Cool Pack bertujuan untuk mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan jaringan lebih lanjut akibat tekanan berulang di area pergelangan tangan,” tulis peneliti dalam laporan hasil risetnya .

Selain itu, suhu rendah pada terapi ini menimbulkan efek analgesik alami karena menurunkan kepekaan reseptor nyeri di kulit.

Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan nyeri tekan dari skala 5 menjadi 4 dan nyeri gerak dari skala 4 menjadi 3 setelah enam kali terapi berturut-turut. Meskipun perubahan ini tampak kecil, dalam konteks klinis hal tersebut menandakan perbaikan yang bermakna bagi pasien CTS.

Dalam penelitian lain yang dikutip oleh tim, Wilson (2015) membuktikan bahwa kompres es dapat mengurangi nyeri pada pasien CTS melalui mekanisme penghambatan transmisi impuls saraf di area yang teriritasi.

Temuan ini juga diperkuat oleh Agina (2017) yang menyebutkan bahwa pendinginan lokal mampu menekan aktivitas metabolisme jaringan yang nyeri, sehingga menurunkan rangsangan destruktif pada saraf .

Efek Klinis Terapi Dingin bagi Pasien Carpal Tunnel Syndrome

Terapi dingin bukan hanya memberikan rasa nyaman sementara, tetapi juga memiliki efek klinis yang signifikan terhadap proses penyembuhan.

Pasien CTS umumnya mengalami rasa nyeri berdenyut atau pegal di pergelangan tangan, yang dapat menjalar ke jari-jari dan mengganggu aktivitas seperti mengetik, menulis, atau memegang benda.

Pemberian Cool Pack selama 10–15 menit per sesi secara teratur mampu memberikan efek fisiologis berupa pengurangan nyeri dan spasme otot, sekaligus membantu mengembalikan fungsi tangan secara bertahap.

Peneliti menjelaskan bahwa terapi dingin membantu mengontrol tremor dan ketegangan otot akibat kompresi saraf.
“Setelah enam kali terapi, pasien melaporkan penurunan rasa nyeri dan mulai dapat menggerakkan tangan dengan lebih bebas,” terang tim peneliti .

Selain mengurangi nyeri, terapi ini juga berkontribusi pada peningkatan lingkup gerak sendi (Range of Motion). Dari hasil pengukuran, terjadi peningkatan gerak sendi pergelangan tangan dari (S = 50° – 0° – 45°) menjadi (S = 75° – 0° – 75°).

Artinya, fleksibilitas sendi meningkat hingga lebih dari 40% setelah menjalani rangkaian terapi. Hasil ini memperlihatkan bahwa pendinginan tidak hanya berfungsi sebagai pereda nyeri, tetapi juga mendukung pemulihan mobilitas dan fungsi biomekanik tangan.

Temuan ini sejalan dengan penelitian Kisner (2015), yang menyatakan bahwa kombinasi terapi dingin dengan latihan mobilisasi sendi dapat memperbaiki elastisitas jaringan dan mempercepat pemulihan otot di sekitar pergelangan tangan.

Dengan demikian, Cool Pack menjadi modalitas penting dalam manajemen fisioterapi non-farmakologis bagi pasien CTS.

Modalitas Sederhana dengan Dampak Besar

Keunggulan utama terapi Cool Pack adalah kesederhanaan dan efektivitasnya. Berbeda dengan terapi invasif atau farmakologis, penggunaan Cool Pack relatif aman, tidak menimbulkan efek samping, dan dapat dilakukan secara rutin di rumah dengan panduan fisioterapis.

“Cool Pack bisa menjadi pilihan terapi awal untuk pasien dengan gejala CTS ringan hingga sedang sebelum mempertimbangkan tindakan medis lainnya,” ujar salah satu anggota tim penelitian .

Di samping manfaat klinisnya, penerapan Cool Pack juga menekan biaya perawatan, terutama bagi pasien dengan keterbatasan ekonomi.

Modalitas ini sangat relevan untuk diterapkan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti klinik atau praktik fisioterapi, karena tidak memerlukan peralatan mahal.

Namun, peneliti juga menekankan bahwa terapi ini harus dilakukan dengan durasi dan suhu yang tepat, agar tidak menimbulkan efek samping berupa kekakuan jaringan atau sensasi kebas berlebih.

Pemberian terapi secara bertahap dan berkesinambungan memberikan hasil yang optimal dalam mengurangi nyeri dan memperbaiki fungsi tangan pasien CTS.

Lebih jauh, hasil penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan pelayanan fisioterapi berbasis bukti (evidence-based physiotherapy) di Indonesia.

Dengan hasil yang terukur dan signifikan, terapi Cool Pack dapat direkomendasikan sebagai protokol standar non-invasif untuk penanganan Carpal Tunnel Syndrome di berbagai fasilitas kesehatan .

Baca Juga: Mahasiswa Baru Fisioterapi Umsida: Tips Adaptasi, Praktikum, dan Komunikasi Efektif Mahasiswa Baru Fisioterapi Umsida

Penelitian yang dilakukan oleh tim fisioterapi Universitas Muhammadiyah Lamongan membuktikan bahwa Cool Pack efektif menurunkan nyeri dan meningkatkan fungsi pergelangan tangan pada pasien Carpal Tunnel Syndrome.

Setelah enam kali terapi, tingkat nyeri menurun signifikan, dan lingkup gerak sendi meningkat secara nyata.

“Terapi dingin ini bukan hanya memberi efek nyaman, tapi juga mempercepat pemulihan tanpa efek samping,” tegas Okky Zubairi Abdillah dalam laporannya .

Dengan manfaat klinis yang luas, Cool Pack dapat menjadi solusi fisioterapi sederhana namun berdaya guna tinggi untuk mengatasi nyeri tangan akibat CTS. Pendekatan ini sekaligus memperkuat komitmen dunia fisioterapi Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman, efektif, dan berbasis bukti ilmiah.

 

Berita Terkini

Elektronik
Rekam Medis Elektronik Tingkatkan Efisiensi Administrasi Kesehatan di Era Digital
October 3, 2025By
pembekalan
Pembekalan Profesi Bidan Umsida 2025 Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Kesehatan Andal dan Humanis
September 29, 2025By
Fortama
Fortama Fikes Umsida 2025, Cetak Generasi Sehat, Tangguh, dan Siap Mengabdi
September 27, 2025By
kisi-kisi
Workshop Penyusunan Kisi-Kisi Fikes Umsida, Dorong Implementasi OBE yang Berkualitas
September 26, 2025By
kader posyandu
Kolaborasi ITS dan Umsida Perkuat Kader Posyandu untuk Generasi Sehat
September 24, 2025By
simulasi
Umsida Jadi Tuan Rumah Simulasi OSCE 2025 Bukti Fikes Kian Dikenal di Jawa Timur
September 22, 2025By
data kesehatan
MIK Umsida Ungkap Data Kesehatan dan Teknologi Digital Kunci Transformasi Kebijakan Publik
September 19, 2025By
komprehensif
Apersepsi PKL Komprehensif MIK Umsida Dorong Sinergi Teori Praktik dan Abdimas
September 12, 2025By

Prestasi

paramitha
Paramitha Amelia Peneliti Terbaik Umsida dengan Riset Aktivitas Fisik dan Risiko Depresi Remaja
September 21, 2025By
nurul
Nurul Azizah Dosen Kebidanan Umsida Torehkan Publikasi Scopus Terbaik Life Science
September 20, 2025By
widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By
baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By
Low Back Pain
Angkat Edukasi tentang Low Back Pain, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Lomba
May 5, 2025By

Opini

mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By
Artikel ilmiah
Tangani Keseleo dengan Tepat, Intervensi Fisioterapi Cegah Risiko Cedera Kronis
July 6, 2025By