IPE

Fikes Umsida Hadirkan Inovasi IPE untuk Cetak Tenaga Kesehatan Kolaboratif dan Humanis

Fikes.umsida.ac.id – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) kembali menghadirkan inovasi pembelajaran berbasis kolaborasi profesi kesehatan melalui kegiatan kelas tutorial studi kasus berbasis rumah sakit (hospital-based tutorial) dalam mata kuliah Interprofessional Education (IPE).

Baca Juga: Pendekatan Terapi Pendukung untuk Penderita TBC, Terutama Ibu Hamil, Meningkatkan Kualitas Hidup dengan Pendampingan Herbal dan Akupresur

Dilaksanakan padaKamis, (16/10/2025), kegiatan ini mempertemukan mahasiswa dari empat program studi Kebidanan, Teknologi Laboratorium Medis, Fisioterapi, dan Manajemen Informasi Kesehatan dalam satu forum pembelajaran bersama untuk menyelesaikan kasus nyata yang disimulasikan berdasarkan konteks rumah sakit.

“Kami ingin mahasiswa belajar bersama, dari, dan tentang profesi lain agar memahami bagaimana kolaborasi interprofesional berjalan di dunia kerja sebenarnya,” tutur Dr Rafhani Rosyidah, S Keb Bd M Sc, dosen Fikes Umsida sekaligus fasilitator kegiatan.

IPE menjadi jawaban atas tantangan dunia kesehatan modern yang menuntut tenaga profesional mampu bekerja lintas disiplin demi keselamatan dan kesejahteraan pasien.

IPE Kolaborasi Empat Profesi untuk Pelayanan Kesehatan Terpadu
IPE
Sumber: Fikes Umsida

Kegiatan hospital-based tutoria* ini menjadi ruang nyata bagi mahasiswa Fikes Umsida untuk merasakan dinamika kerja antarprofesi dalam sistem rumah sakit. Setiap program studi memiliki peran berbeda, tetapi saling melengkapi.

Mahasiswa Kebidanan bertugas memberikan asuhan dan edukasi kesehatan ibu serta anak, sementara mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis (TLM) berfokus pada interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium sebagai dasar penegakan diagnosis.

Di sisi lain, mahasiswa Fisioterapi mengarahkan pada aspek rehabilitasi dan pemulihan fungsi tubuh pasien, sedangkan mahasiswa Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) berperan dalam mengelola data pasien serta sistem informasi pelayanan.

“Semua profesi ini harus berjalan beriringan. Mereka saling bergantung untuk memastikan pelayanan yang aman, efektif, dan berorientasi pada pasien,” jelas Rafhani.

Kegiatan ini difasilitasi oleh dosen dari masing-masing program studi yang telah dilatih khusus sebagai fasilitator IPE.

Tugas mereka bukan sekadar mengajar, melainkan membimbing jalannya diskusi agar berjalan sesuai tujuh langkah tutorial interprofesional mulai dari identifikasi masalah, analisis data, hingga refleksi hasil kolaborasi.

Menariknya, setiap kelompok mahasiswa diminta mengembangkan rencana pelayanan komprehensif berbasis kasus. Dari sini, mereka belajar pentingnya komunikasi, tanggung jawab profesional, dan empati dalam menyusun keputusan medis.

“Mahasiswa dituntut tidak hanya berpikir dari sudut profesinya sendiri, tetapi juga memahami bagaimana profesi lain bekerja. Di situlah nilai utama IPE,” tambah Rafhani.

Dari Tantangan Menuju Pembelajaran Kolaboratif yang Autentik

Sebagai mata kuliah baru yang melibatkan empat program studi sekaligus, pelaksanaan IPE tentu menghadirkan tantangan tersendiri. Dosen Kebidanan Umsida tersebut mengungkapkan bahwa tantangan utama justru muncul dari proses adaptasi.

“Pada awal pelaksanaan, mahasiswa masih berpikir dalam kerangka profesinya sendiri belum terbiasa melihat masalah secara kolaboratif,” ujarnya.

Namun, tantangan itu tidak menjadi hambatan. Sebaliknya, kegiatan ini menjadi momentum memperkuat sinergi antarprogram studi di bawah payung besar Fikes Umsida.

Kolaborasi dosen lintas prodi dalam menyusun skenario kasus dan mengarahkan diskusi menjadi wujud nyata kerja tim akademik yang solid.

Dari sisi keberlanjutan, kegiatan ini tidak berhenti pada satu pertemuan. Rafhani menegaskan bahwa IPE akan menjadi kegiatan rutin setiap semester dan akan dikembangkan menjadi praktik lapangan interprofesional di rumah sakit mitra Umsida.

“Ke depan, mahasiswa akan kami bawa langsung ke rumah sakit untuk berkolaborasi secara nyata. Dengan begitu, pengalaman belajar mereka akan lebih autentik dan kontekstual,” jelasnya.

Selain membentuk kemampuan kolaborasi, kegiatan IPE juga menghasilkan output akademik konkret, seperti laporan hasil studi kasus kolaboratif dan penilaian kompetensi kerja tim.

Semua ini menjadi bagian dari asesmen untuk mengukur pemahaman, sikap, dan keterampilan mahasiswa dalam bekerja lintas profesi.

“Mahasiswa harus mampu mengidentifikasi peran tiap profesi, berkomunikasi dengan baik, dan menyusun rencana pelayanan terintegrasi yang fokus pada keselamatan pasien,” ungkap Rafhani.

Fikes Umsida Siapkan Generasi Tenaga Kesehatan Kolaboratif

Lebih dari sekadar inovasi pembelajaran, kegiatan ini memiliki nilai strategis dalam branding Fakultas Ilmu Kesehatan Umsida sebagai institusi yang visioner. Rafhani menegaskan bahwa IPE merupakan langkah nyata menuju lulusan yang kompeten, empatik, dan kolaboratif.

“Harapan kami, kegiatan ini menjadi ikon pembelajaran kolaboratif di Fikes Umsida. Kami ingin menunjukkan bahwa Fikes tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga pada kemampuan kerja tim, komunikasi, dan empati lintas profesi,” tuturnya.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa dibentuk menjadi tenaga kesehatan yang mampu menghadapi kompleksitas dunia kerja modern  di mana kolaborasi lintas disiplin menjadi kunci keberhasilan.

Rafhani menambahkan, “Kami ingin menanamkan nilai bahwa bersama, kita bisa memberikan pelayanan yang lebih baik untuk masyarakat.”

Secara tidak langsung, kegiatan ini memperkuat citra Fikes Umsida sebagai Fakultas Kesehatan inovatif dan adaptif terhadap kebutuhan global.

Nilai-nilai kerja sama, komunikasi, dan empati yang ditanamkan sejak masa studi akan menjadi bekal penting bagi mahasiswa untuk berkiprah di dunia profesional.

Baca Juga: Gejala Toksisitas Akibat Ekstrak Bunga Turi Putih, Apa yang Terjadi pada Tikus Setelah Diberi Dosis Tinggi

Kegiatan hospital-based tutorial berbasis Interprofessional Education (IPE) di Fakultas Ilmu Kesehatan Umsida menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam mencetak tenaga kesehatan berkarakter kolaboratif.

Melalui pembelajaran lintas profesi antara Kebidanan, TLM, Fisioterapi, dan MIK, mahasiswa tidak hanya memahami peran masing-masing, tetapi juga belajar bekerja bersama demi keselamatan pasien.

Seperti disampaikan Rafhani Rosyidah, “IPE ini bukan sekadar pembelajaran, tetapi bentuk komitmen Fikes Umsida untuk mencetak lulusan berkarakter, profesional, dan kolaboratif.”

Sumber: Rafhani Rosyidah

Penulis: Novia

 

Berita Terkini

turi putih
Mengungkap Pengaruh Ekstrak Bunga Turi Putih terhadap Keseimbangan Elektrolit Ginjal
October 14, 2025By
NYERI
Kompres Dingin Bantu Redakan Nyeri Carpal Tunnel Syndrome Secara Efektif
October 12, 2025By
workshop srikandi
FIKES UMSIDA Gelar Workshop SRIKANDI Hadirkan Inovasi Sistem Terpadu untuk Pengelolaan Praktikum Digital
October 10, 2025By
Elektronik
Rekam Medis Elektronik Tingkatkan Efisiensi Administrasi Kesehatan di Era Digital
October 3, 2025By
pembekalan
Pembekalan Profesi Bidan Umsida 2025 Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Kesehatan Andal dan Humanis
September 29, 2025By
Fortama
Fortama Fikes Umsida 2025, Cetak Generasi Sehat, Tangguh, dan Siap Mengabdi
September 27, 2025By
kisi-kisi
Workshop Penyusunan Kisi-Kisi Fikes Umsida, Dorong Implementasi OBE yang Berkualitas
September 26, 2025By
kader posyandu
Kolaborasi ITS dan Umsida Perkuat Kader Posyandu untuk Generasi Sehat
September 24, 2025By

Prestasi

paramitha
Paramitha Amelia Peneliti Terbaik Umsida dengan Riset Aktivitas Fisik dan Risiko Depresi Remaja
September 21, 2025By
nurul
Nurul Azizah Dosen Kebidanan Umsida Torehkan Publikasi Scopus Terbaik Life Science
September 20, 2025By
widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By
baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By
Low Back Pain
Angkat Edukasi tentang Low Back Pain, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Lomba
May 5, 2025By

Opini

mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By
Artikel ilmiah
Tangani Keseleo dengan Tepat, Intervensi Fisioterapi Cegah Risiko Cedera Kronis
July 6, 2025By