kupang

Inovasi dari Limbah Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Torehkan Prestasi Nasional lewat Obat Luka Diabetes

Fikes.umsida.ac.id – Tiga mahasiswa muda kreatif yaitu: Lili Furqonati, Nur Khikmah, dan Akhmad Hafizh Rifqianto ukses mengembangkan inovasi berbahan limbah cangkang kupang menjadi obat luka ulkus diabetikum dalam bentuk nanoemulgel, sebuah formulasi modern yang mendukung penyerapan zat aktif lebih cepat di kulit.

berhasil meraih Juara 2 Lomba Penilaian Kemajuan Pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PKP2 PTMA) Tahun 2025.

Baca Juga: Latihan Peregangan dan Teknik Manual Tingkatkan Fungsi Otot dan Fleksibilitas Gerak

Mahasiswa Program Studi D4 Teknik Laboratorium Medis (TLM) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional.

Bersama dosen pembimbing Syahrul Ardiansyah S Si M Si, tim ini sukses mengembangkan inovasi berbahan limbah cangkang kupang menjadi obat luka ulkus diabetikum dalam bentuk nanoemulgel, sebuah formulasi modern yang mendukung penyerapan zat aktif lebih cepat di kulit.

“Awalnya kami hanya ingin membuat inovasi sederhana dari bahan yang ada di sekitar kita, tapi ternyata riset ini bisa melangkah sejauh ini. Rasanya luar biasa,” ujar Akhmad Hafizh Rifqianto, salah satu anggota tim, dengan penuh semangat.

Dari Limbah Cangkang Kupang Menjadi Obat Luka Diabetes
kupang
Sumber: Fikes Umsida

Ide penelitian berjudul “Formulasi Nanoemulgel Berbahan Dasar Limbah Cangkang Kupang sebagai Obat Luka Ulkus Diabetikum” ini berawal dari keprihatinan terhadap banyaknya **limbah cangkang kupang yang terbuang di wilayah pesisir Sidoarjo.

Sebagai daerah penghasil kupang terbesar di Jawa Timur, Sidoarjo memiliki potensi besar  namun juga menimbulkan masalah lingkungan akibat limbah cangkangnya.

“Banyak referensi menyebutkan bahwa cangkang kupang mengandung zat kitin dan kitosan yang bermanfaat dalam proses regenerasi jaringan dan penyembuhan luka. Dari situlah kami berpikir untuk menjadikannya bahan aktif dalam formula obat luka diabetes,” jelas Hafizh.

Inovasi ini lahir dari pemikiran sederhana yang berbasis riset ilmiah, yakni bagaimana bahan alami lokal bisa diolah menjadi produk berkhasiat tinggi dan bernilai ekonomi.

Melalui serangkaian proses ekstraksi, formulasi, dan uji stabilitas nanoemulgel, tim TLM Umsida berhasil menemukan takaran dan struktur emulsi terbaik agar senyawa aktif dalam cangkang kupang dapat terserap optimal oleh kulit.

“Selama uji coba, kami melakukan banyak percobaan. Tapi tidak pernah ada formula yang benar-benar gagal, karena setiap hasil menjadi pembelajaran untuk menemukan formula yang paling efektif,” terang Hafizh.

Tak hanya mengatasi limbah, penelitian ini juga menghadirkan solusi medis yang potensial. Luka ulkus diabetikum komplikasi serius akibat diabetes mellitus sering kali sulit disembuhkan karena sirkulasi darah yang buruk dan infeksi kronis.

Kandungan kitosan dalam cangkang kupang terbukti memiliki efek antibakteri dan regeneratif, sehingga sangat relevan untuk terapi luka kronis.

“Cangkang kupang yang awalnya dianggap sampah ternyata menyimpan potensi luar biasa untuk dunia kesehatan,” tambahnya.

Perjalanan Riset dan Tantangan di Balik Kesuksesan
kupang
Sumber: Fikes Umsida

Mencapai prestasi nasional bukan hal yang mudah. Tim TLM Umsida mengaku bahwa perjalanan menuju keberhasilan ini penuh tantangan, terutama dalam hal manajemen waktu dan konsistensi riset.

Hafizh bercerita bahwa timnya harus membagi waktu antara kegiatan akademik, praktikum, dan penelitian.

“Sebagian besar riset kami lakukan saat libur semester. Bahkan kami rela tidak pulang kampung agar penelitian ini bisa selesai tepat waktu,” ungkapnya dengan bangga.

Proses riset berlangsung selama tiga bulan lebih, dengan berbagai tahap uji stabilitas, pembuatan nanoemulgel, dan evaluasi hasil laboratorium.

Selama itu, mereka terus mendapat bimbingan intensif dari dosen pembimbing untuk memastikan formula yang dihasilkan aman dan efektif.

“Selama proses penelitian, kami selalu berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk memastikan bahwa setiap langkah sesuai standar laboratorium,” ujar Hafizh.

Menariknya, keberhasilan ini bukan pengalaman pertama Hafizh mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Tahun sebelumnya, timnya sempat ikut serta namun belum berhasil lolos pendanaan. Namun kegagalan tersebut tidak membuat mereka menyerah.

“Justru dari kegagalan tahun lalu, kami belajar bagaimana menyusun proposal yang lebih matang dan mempersiapkan uji coba dengan lebih sistematis,” jelas Hafizh.

Kini, hasil kerja keras itu berbuah manis. Tim TLM Umsida tidak hanya membawa pulang prestasi, tetapi juga membuktikan bahwa riset berbasis potensi lokal mampu bersaing di tingkat nasional.

“Pengalaman ini mengajarkan bahwa sesuatu yang tampak kecil dan sederhana bisa jadi berharga kalau kita tekuni dengan serius,” katanya.

Inovasi Mahasiswa TLM Umsida untuk Kemandirian Kesehatan Nasional

Keberhasilan mahasiswa TLM Umsida dalam mengolah limbah cangkang kupang menjadi nanoemulgel penyembuh luka diabetes bukan hanya prestasi akademik, tetapi juga bentuk kontribusi nyata terhadap sains terapan dan pengabdian masyarakat.

Hafizh dan tim berharap penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut hingga tahap uji klinis dan paten produk.
“Kami ingin agar riset ini tidak berhenti di laboratorium, tapi bisa berkembang menjadi produk obat topikal yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat penderita diabetes,” tutupnya penuh harap.

Bimbingan dan dukungan dari Fakultas Ilmu Kesehatan Umsida juga menjadi kunci keberhasilan mahasiswa dalam menembus kompetisi nasional.

Dengan fasilitas laboratorium yang lengkap, dosen pembimbing yang kompeten, serta budaya riset yang kuat, Fikes Umsida terus membuktikan diri sebagai Fkultas yang melahirkan inovator muda di bidang kesehatan.

“Mahasiswa TLM Umsida telah menunjukkan bahwa inovasi dan penelitian tidak harus berasal dari bahan mahal atau teknologi rumit. Cukup dengan ide kreatif, bimbingan ilmiah, dan kerja keras, karya luar biasa bisa lahir dari tangan mahasiswa,” ungkap dosen pembimbing Syahrul Ardiansyah

Ke depan, penelitian ini diharapkan menjadi bagian dari upaya Fikes Umsida dalam mendukung kemandirian riset dan pengembangan produk kesehatan berbasis potensi lokal.

Dengan semangat “dari laboratorium untuk masyarakat”, inovasi mahasiswa TLM Umsida menjadi inspirasi bahwa riset kecil bisa berdampak besar.

Baca Juga: Gejala Toksisitas Akibat Ekstrak Bunga Turi Putih, Apa yang Terjadi pada Tikus Setelah Diberi Dosis Tinggi

Kreativitas mahasiswa D4 TLM Umsida dalam memanfaatkan limbah cangkang kupang menjadi nanoemulgel penyembuh luka diabetes membuktikan bahwa inovasi besar dapat lahir dari hal-hal sederhana di sekitar kita.

Melalui bimbingan dosen dan ketekunan riset, tim ini berhasil membawa nama Umsida ke tingkat nasional sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu kesehatan.

Penulis: Romadhona

Penyunting : Novia

Berita Terkini

IPE
Fikes Umsida Hadirkan Inovasi IPE untuk Cetak Tenaga Kesehatan Kolaboratif dan Humanis
October 17, 2025By
turi putih
Mengungkap Pengaruh Ekstrak Bunga Turi Putih terhadap Keseimbangan Elektrolit Ginjal
October 14, 2025By
NYERI
Kompres Dingin Bantu Redakan Nyeri Carpal Tunnel Syndrome Secara Efektif
October 12, 2025By
workshop srikandi
FIKES UMSIDA Gelar Workshop SRIKANDI Hadirkan Inovasi Sistem Terpadu untuk Pengelolaan Praktikum Digital
October 10, 2025By
Elektronik
Rekam Medis Elektronik Tingkatkan Efisiensi Administrasi Kesehatan di Era Digital
October 3, 2025By
pembekalan
Pembekalan Profesi Bidan Umsida 2025 Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Kesehatan Andal dan Humanis
September 29, 2025By
Fortama
Fortama Fikes Umsida 2025, Cetak Generasi Sehat, Tangguh, dan Siap Mengabdi
September 27, 2025By
kisi-kisi
Workshop Penyusunan Kisi-Kisi Fikes Umsida, Dorong Implementasi OBE yang Berkualitas
September 26, 2025By

Prestasi

paramitha
Paramitha Amelia Peneliti Terbaik Umsida dengan Riset Aktivitas Fisik dan Risiko Depresi Remaja
September 21, 2025By
nurul
Nurul Azizah Dosen Kebidanan Umsida Torehkan Publikasi Scopus Terbaik Life Science
September 20, 2025By
widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By
baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By
Low Back Pain
Angkat Edukasi tentang Low Back Pain, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Lomba
May 5, 2025By

Opini

mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By
Artikel ilmiah
Tangani Keseleo dengan Tepat, Intervensi Fisioterapi Cegah Risiko Cedera Kronis
July 6, 2025By