nyeri postpartum

Penanganan Nyeri Postpartum, Fikes Umsida Gelar Health Science Seminar Kenalkan Neuromuscular Taping

Fikes.Umsida.ac.id -Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) sukses menggelar Health Science Seminar (HSS) dengan tema “Neuromuscular Taping As An Innovative Approach in Pain Management” mengungkap  strategi penanganan Nyeri Postpartum melalui teknik inovatif neuromuscular taping (NMT), pada Sabtu, (30 /08/2025), di Aula Mas Mansyur GKB 2 Lantai 7 Umsida.

Baca Juga: Praktik Fisioterapi Umsida Gelar Layanan Recovery Gratis untuk Peserta Jalan Sehat

Seminar yang berlangsung secara hybrid ini menghadirkan David Blow, pendiri NMT Italia, serta dosen Fisioterapi dan Kebidanan Umsida dan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yang membahas strategi penanganan Nyeri Postpartum melalui teknik inovatif neuromuscular taping (NMT).

“Seminar ini tidak hanya memberikan teori, tapi langsung implementasi praktis, sehingga peserta bisa memahami penerapan NMT secara nyata,” ujar Widi Arti, ketua pelaksana.

 Seminar Hybrid dengan Sesi Implementasi Praktis
nyeri postpartum
Sumber: Fikes Umsida

HSS Fikes Umsida tidak hanya menghadirkan paparan ilmiah, tetapi juga implementasi langsung materi NMT. David Blow, pendiri NMT di Italia, hadir sebagai pemateri sekaligus fasilitator, didampingi Dr Umi Budi Rahayu  Ftr M Kes, dosen Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Dr Nurul Azizah S Keb Bd M Sc dosen Kebidanan Umsida. Seminar ini diikuti oleh mahasiswa, dosen, praktisi, dan anggota klub Faster binaan Fikes Umsida.

“Evidence terbaru mengenai taping berbeda antara penerapan dan konsep, sehingga penting bagi peserta untuk memahami keduanya,” ungkap Yohanes Deu Fu, perwakilan IFI.

Sementara Evi Rinata S ST M Keb menambahkan, “HSS merupakan kegiatan rutin dengan topik selalu diperbarui. Kami bangga seminar ini tidak hanya teori, tetapi langsung ada sesi implementasinya.”

Selain pemaparan, seminar juga menampilkan buku fisioterapi hasil produksi Fikes Umsida, serta sesi pemberian Sains Skate Support (SSS) kepada Kurniawan, penanggung jawab klub Faster.

Seminar ditutup dengan penandatanganan kesepakatan (agreement) dengan David Blow, yang nantinya akan diakui sebagai SKP oleh Kemenkes. Widi Arti menambahkan, “Tantangan terbesar adalah manajemen waktu, karena seharusnya agenda ini lebih awal. Pelaksanaan hybrid menuntut koordinasi ekstra dari seluruh panitia,” ujarnya.

Post Sectio Caesarea dan Jenis Nyeri yang Sering Dialami

Dalam sesi materi, Dr Nurul Azizah menekankan pentingnya manajemen nyeri Postpartum. “Nyeri pasca sesar tidak hanya berasal dari sayatan kulit, otot, hingga uterus, tetapi juga dipengaruhi faktor psikologi seperti stres dan kecemasan,” jelasnya. Nyeri ini dapat mengganggu mobilisasi ibu, memengaruhi psikologi, bahkan memicu depresi postpartum.

Beberapa jenis nyeri Postpartum yang sering dialami antara lain:

  1. Nociceptive Pain – Nyeri somatik tajam atau nyeri visceral tumpul dari organ dalam.

  2. Neuropathic Pain – Nyeri akibat cedera syaraf dari sayatan.

  3. Referred Pain – Nyeri yang muncul di area lain, bukan hanya lokasi sayatan.

  4. Psychogenic Pain – Nyeri yang diperburuk oleh kondisi psikologi pasien.

Dr. Nurul menjelaskan mekanisme nyeri postpartum melalui empat tahapan, yaitu transduction, transmisi, modulasi, dan persepsi. “Post sectio dapat merusak sel kulit dan jaringan, merangsang zat pro-inflamasi, sehingga penanganan nyeri Postpartum harus holistik,” ungkapnya. Intensitas nyeri biasanya paling tinggi pada 24 jam pertama, memengaruhi mobilisasi, recovery, dan proses pemberian laktasi.

Pengukuran nyeri Postpartum dapat dilakukan dengan beberapa instrumen, termasuk visual analog scale, numeric rating scale 0–10, serta MC Gill pain questionnaire. Penilaian perilaku dan psikologi pasien juga menjadi acuan, terutama bagi mereka yang kesulitan komunikasi.

 Strategi Manajemen Nyeri  Postpartum: Farmakologis dan Non-Farmakologis

Dr. Nurul menekankan pentingnya kombinasi manajemen farmakologis dan non-farmakologis untuk penanganan nyeri Postpartum. Terapi farmakologis menggunakan obat seperti NSAIDs, paracetamol, opioid, atau anestesi regional, yang mampu menurunkan nyeri dengan cepat. “Kelebihannya, mobilisasi ibu lebih cepat. Kekurangannya bisa timbul efek mual dan muntah,” ujar Dr. Nurul.

Sementara non-farmakologis meliputi terapi berbasis gerakan, relaksasi, dan dukungan psikologis. Teknik ini memicu hormon endorfin secara alami, membantu ibu merasa lebih nyaman dan meningkatkan kualitas mobilisasi. Beberapa metode yang diterapkan antara lain: behavioral, movement-based, dan mind-body therapy.

Early mobilization terbukti mengurangi komplikasi, memperlancar sirkulasi darah, dan relaksasi psikologi. Teknik aromaterapi, seperti lavender, juga efektif menurunkan intensitas nyeri.

Dr. Nurul menegaskan, “Manajemen nyeri tidak hanya fisik, tetapi psikologi juga memegang peranan penting. Kombinasi farmakologi dan non-farmakologi memberikan hasil optimal bagi ibu nyeri Postpartum.”

Baca Juga:  FIKES CHS Umsida Perluas Akses Layanan Kesehatan Gratis untuk Masyarakat Sidoarjo

Health Science Seminar Fikes Umsida membuktikan bahwa penerapan Neuromuscular Taping (NMT) merupakan pendekatan inovatif dalam manajemen nyeri, terutama pada ibu post sectio caesarea. Seminar ini memberikan edukasi teoretis dan praktis, dari identifikasi jenis nyeri hingga strategi manajemen farmakologis dan non-farmakologis.

Dr. Nurul Azizah menekankan, “Pengendalian nyeri harus holistik, termasuk perhatian terhadap psikologi ibu, sehingga mobilisasi dan proses laktasi berjalan optimal,” Pungkasnya

Penulis: Novia

Berita Terkini

Mengenal Dunia Kesehatan Lebih Dekat: School Visit FIKES Umsida Hadir di SMK Pandaan
November 26, 2025By
Mahasiswa Kebidanan Umsida Perdalam Pemeriksaan EKG Lewat Fieldtrip di RS Rahman Rahim
November 20, 2025By
UMSIDA Ciptakan Aplikasi SAINS SKATE SUPPORT, Lolos 10 Besar KISI 2025
November 14, 2025By
Kolaborasi Umsida dan Umla Wujudkan Posyandu Remaja Modern dengan Pasar Gizi dan Pencatatan Digital
November 12, 2025By
Mahasiswa Kebidanan Umsida Praktik Deteksi Dini Perkembangan Balita di TK ABA 1 Candi
November 11, 2025By
BEM dan HIMA FIKES Umsida Resmi Dilantik Siap Wujudkan Generasi Kesehatan Tanggap dan Inovatif
November 10, 2025By
Menteri Kesehatan RI Ajak Umsida Bersinergi Wujudkan Transformasi Kesehatan
November 9, 2025By
FIKES umsida dan Dinkes Sidoarjo Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Program CKG
November 5, 2025By

Prestasi

UMSIDA Menang Juara 1 KISI 2025 Berkat Aplikasi SAINS SKATE SUPPORT
November 27, 2025By
Kreativitas Video Mahasiswa MIK Umsida Berhasil Masuk 3 Besar Nasional
November 22, 2025By
Mahasiswa MIK Umsida Raih Juara 1 Cerdas Cermat Nasional 2025
November 21, 2025By
Perjalanan Friska Febriyanti, Mahasiswa TLM UMSIDA Lulus Cumlaude Berkat Rutinitas dan Lingkungan Positif
November 19, 2025By
Prestasi Mahasiswa Umsida: Syharul Romadhoni Juara 1 Kompetisi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi PTMA
November 18, 2025By
Lulus dengan Predikat Cumlaude: Rahasia Kesuksesan Mahasiswa MIK Umsida
November 17, 2025By
Laboran MIK Umsida Torehkan Prestasi Lewat Inovasi Pembelajaran Berbasis Augmented Reality
October 28, 2025By
Kompak dan Membanggakan, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Tingkat Jawa Timur
October 27, 2025By

Opini

3 Tips Masuk Kuliah Kebidanan agar Bisa Menjadi Bidan Profesional
October 30, 2025By
mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By