turi putih

Mengungkap Pengaruh Ekstrak Bunga Turi Putih terhadap Keseimbangan Elektrolit Ginjal

Fikes.Umsida.ac.id– Bunga turi putih (Sesbania grandiflora), yang kerap dikenal sebagai tanaman obat tradisional, ternyata memiliki potensi yang menarik dalam dunia penelitian kesehatan.

Baca Juga: Umsida Jadi Tuan Rumah Simulasi OSCE 2025 Bukti Fikes Kian Dikenal di Jawa Timur

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengungkapkan bagaimana ekstrak bunga turi putih dapat memengaruhi kadar elektrolit, khususnya natrium dan kalium, pada ginjal tikus.

Temuan ini menjadi sebuah langkah awal untuk menilai manfaat dan risiko penggunaan tanaman ini dalam pengobatan. Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam mengenai pengaruh ekstrak bunga turi putih terhadap keseimbangan elektrolit dalam tubuh.

Mengenal Tanaman Turi Putih dan Potensi Toksisitasnya

Bunga turi putih (Sesbania grandiflora) adalah tanaman yang dikenal luas di daerah tropis, termasuk Indonesia. Dengan tinggi pohon mencapai 15 meter, bunga turi putih sering digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.

Namun, sedikit yang mengetahui bahwa beberapa senyawa dalam tanaman ini dapat berpotensi toksik jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Salah satunya adalah senyawa alkaloid dan triterpenoid yang dapat berdampak buruk pada organ ginjal.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mokhamad Amirul Hidayat, tim peneliti melakukan uji toksisitas akut terhadap ekstrak bunga turi putih pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tanaman ini memengaruhi kadar elektrolit dalam tubuh, khususnya natrium dan kalium yang sangat penting bagi keseimbangan tubuh. Dosis yang digunakan dalam penelitian ini bervariasi antara 10.000 mg/kgBB, 15.000 mg/kgBB, dan 20.000 mg/kgBB.

Melalui pengamatan ini, ditemukan bahwa tanaman turi putih memiliki potensi untuk meningkatkan kadar natrium dan kalium dalam darah tikus. Meskipun begitu, kadar kedua elektrolit ini tetap berada dalam rentang nilai normal, meskipun ada tren peningkatan seiring dengan bertambahnya dosis yang diberikan.

Hasil Pengaruh Ekstrak Bunga Turi terhadap Kadar Elektrolit Ginjal
turi putih
Sumber: AI

Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan yang cukup signifikan pada kadar elektrolit, terutama natrium dan kalium, pada kelompok tikus yang diberi ekstrak bunga turi putih. Pengukuran kadar elektrolit ini dilakukan sebelum dan setelah pemberian ekstrak pada dosis yang telah ditentukan. Pada dosis yang lebih tinggi, kadar natrium dan kalium terlihat meningkat, dengan hasil sebagai berikut:

  • Kelompok dengan dosis 10.000 mg/kgBB menunjukkan kadar natrium sebesar 122,2 mg/dL dan kalium 3,48 mg/dL.
  • Kelompok dengan dosis 15.000 mg/kgBB menunjukkan kadar natrium sebesar 134,8 mg/dL dan kalium 3,74 mg/dL.
  • Kelompok dengan dosis 20.000 mg/kgBB menunjukkan kadar natrium sebesar 162,8 mg/dL dan kalium 5,3 mg/dL.

Secara keseluruhan, penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin tinggi dosis ekstrak bunga turi putih yang diberikan, semakin tinggi pula kadar elektrolit dalam darah tikus. Meskipun begitu, kadar natrium dan kalium yang terukur tetap berada dalam batas normal yang dapat diterima oleh tubuh.

Ini menunjukkan bahwa bunga turi putih, meskipun memiliki potensi untuk meningkatkan kadar elektrolit, tidak mengarah pada kerusakan atau ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya pada tikus yang diuji.

Sebagai informasi, natrium dan kalium merupakan dua elektrolit penting yang membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh serta memastikan fungsi ginjal dan jantung berjalan dengan baik.

Kadar elektrolit yang seimbang adalah hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, karena ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan gangguan serius pada fungsi organ tubuh.

Gejala Toksisitas dan Implikasi Penelitian untuk Pengobatan Tradisional

Gejala toksisitas yang diamati pada tikus menunjukkan adanya reaksi fisik terhadap pemberian ekstrak bunga turi putih, meskipun tidak ada kematian yang tercatat pada kelompok perlakuan dosis rendah dan menengah.

Pada dosis 10.000 mg/kgBB dan 15.000 mg/kgBB, tikus hanya menunjukkan gejala lemas dan bulu rontok. Namun, pada dosis tertinggi yaitu 20.000 mg/kgBB, dua ekor tikus menunjukkan kematian, meskipun tidak ada kelumpuhan atau gangguan serius lainnya pada organ tubuh mereka.

Hasil ini memberikan gambaran tentang potensi toksik yang dimiliki ekstrak bunga turi putih pada dosis tinggi, meskipun efeknya pada kadar elektrolit tidak signifikan secara statistik. Hal ini menunjukkan bahwa bunga turi putih masih aman digunakan dalam dosis rendah hingga menengah, namun perlu diwaspadai jika digunakan dalam dosis yang lebih tinggi.

Dalam konteks pengobatan tradisional, temuan ini sangat penting untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang efek dari tanaman-tanaman tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat. Selain memberikan manfaat, penggunaan bahan alami juga membawa risiko, dan penting untuk selalu memperhatikan dosis yang aman.

Penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun bunga turi putih memiliki potensi untuk memberikan manfaat, seperti mengatur kadar elektrolit, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan pengawasan yang tepat.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak bunga turi putih (Sesbania grandiflora) memiliki potensi untuk mempengaruhi kadar elektrolit, khususnya natrium dan kalium, pada ginjal tikus.

Meskipun ada peningkatan kadar elektrolit dengan bertambahnya dosis, kadar tersebut tetap berada dalam rentang normal. Gejala toksisitas seperti kelelahan dan bulu rontok juga terlihat pada dosis tinggi, namun tidak sampai menyebabkan kematian pada tikus, kecuali pada dosis yang sangat tinggi.

Penelitian ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang tanaman turi putih dalam pengobatan tradisional, khususnya dalam hal dampaknya terhadap organ ginjal dan keseimbangan elektrolit tubuh.

Baca Juga: Terobosan Herbal Ketumbar dan Jahe Merah Tingkatkan Profil Darah pada Penderita Hiperlipidemia

Namun, seperti halnya dengan semua pengobatan berbahan alami, sangat penting untuk menjaga keseimbangan dalam dosis penggunaannya, agar manfaat yang diperoleh dapat lebih optimal tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Bagi masyarakat yang tertarik pada pengobatan tradisional, penelitian ini mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam menggunakan tanaman obat dan untuk lebih banyak berdiskusi dengan ahli kesehatan mengenai penggunaan dosis yang tepat.

Mengingat efek positif dan potensi toksik yang ada, penelitian lanjutan tentu diperlukan untuk memastikan keamanan dan manfaat tanaman ini dalam pengobatan sehari-hari.

Sumber: Jamilatur Rohmah

Penulis: Novia

Berita Terkini

NYERI
Kompres Dingin Bantu Redakan Nyeri Carpal Tunnel Syndrome Secara Efektif
October 12, 2025By
workshop srikandi
FIKES UMSIDA Gelar Workshop SRIKANDI Hadirkan Inovasi Sistem Terpadu untuk Pengelolaan Praktikum Digital
October 10, 2025By
Elektronik
Rekam Medis Elektronik Tingkatkan Efisiensi Administrasi Kesehatan di Era Digital
October 3, 2025By
pembekalan
Pembekalan Profesi Bidan Umsida 2025 Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Kesehatan Andal dan Humanis
September 29, 2025By
Fortama
Fortama Fikes Umsida 2025, Cetak Generasi Sehat, Tangguh, dan Siap Mengabdi
September 27, 2025By
kisi-kisi
Workshop Penyusunan Kisi-Kisi Fikes Umsida, Dorong Implementasi OBE yang Berkualitas
September 26, 2025By
kader posyandu
Kolaborasi ITS dan Umsida Perkuat Kader Posyandu untuk Generasi Sehat
September 24, 2025By
simulasi
Umsida Jadi Tuan Rumah Simulasi OSCE 2025 Bukti Fikes Kian Dikenal di Jawa Timur
September 22, 2025By

Prestasi

paramitha
Paramitha Amelia Peneliti Terbaik Umsida dengan Riset Aktivitas Fisik dan Risiko Depresi Remaja
September 21, 2025By
nurul
Nurul Azizah Dosen Kebidanan Umsida Torehkan Publikasi Scopus Terbaik Life Science
September 20, 2025By
widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By
baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By
Low Back Pain
Angkat Edukasi tentang Low Back Pain, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Lomba
May 5, 2025By

Opini

mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By
Artikel ilmiah
Tangani Keseleo dengan Tepat, Intervensi Fisioterapi Cegah Risiko Cedera Kronis
July 6, 2025By