fikes.umsida.ac.id – Upaya menanggulangi permasalahan gizi anak balita kembali mendapatkan sorotan melalui penelitian inovatif dari dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida). Dalam riset yang dilakukan oleh Sekarlita Normaulida Anggraini, Evi Rinata, dan Hesty Widowati, ditemukan bahwa kombinasi terapi akupresur Tuina dan konsumsi buah pepaya memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan berat badan balita.
Penelitian ini hadir sebagai bentuk kontribusi akademik terhadap upaya percepatan penurunan angka stunting di Indonesia melalui metode nonfarmakologis yang terjangkau dan aplikatif.
Tantangan Stunting dan Peran Terapi Nonfarmakologis
Stunting masih menjadi salah satu tantangan utama dalam dunia kesehatan anak di Indonesia. Menurut data terbaru, prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, dengan berbagai penyebab mulai dari asupan gizi yang rendah, pola asuh yang kurang tepat, hingga kondisi sosial ekonomi.
Riset Fikes Umsida ini mencoba menjawab persoalan tersebut dengan pendekatan alternatif yang mudah diterapkan masyarakat. Akupresur Tuina, teknik pijat asal Tiongkok yang dilakukan di titik-titik tubuh tertentu, diyakini mampu memperbaiki fungsi pencernaan dan meningkatkan nafsu makan anak. Sementara itu, buah pepaya dikenal sebagai sumber gizi yang kaya vitamin, serat, dan enzim papain, yang membantu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.
Penelitian ini dilakukan dengan desain quasi experiment menggunakan metode pre-test dan post-test. Sebanyak 33 balita yang memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi tiga kelompok: kelompok akupresur saja, kombinasi akupresur dan pepaya, serta kelompok tanpa perlakuan. Terapi dilakukan selama satu bulan di Posyandu Desa Jenisgelaran, Jombang.
Efektivitas Kombinasi Akupresur Tuina dan Buah Pepaya

Hasil riset menunjukkan bahwa kelompok yang menerima kombinasi akupresur Tuina dan konsumsi pepaya mengalami kenaikan berat badan rata-rata 0,4 kg, lebih tinggi dibanding kelompok akupresur saja yang naik sekitar 0,2 kg. Sementara kelompok tanpa perlakuan tidak menunjukkan perubahan signifikan.
Terapi akupresur dilakukan pada titik-titik tertentu seperti P6, HT7, ST36, SP6, dan LV3, yang secara teori terhubung dengan sistem pencernaan dan nafsu makan anak. Sedangkan buah pepaya diberikan setiap tiga hari sekali sebanyak 100 gram.
Secara statistik, baik kelompok akupresur maupun kombinasi akupresur Tuina dan konsumsi pepaya menunjukkan peningkatan berat badan yang signifikan berdasarkan uji Paired T-Test (p < 0,05). Namun, uji One Way ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antar ketiga kelompok (p > 0,05), sehingga perlakuan kombinasi masih membutuhkan penguatan bukti melalui penelitian jangka panjang.
Meski demikian, hasil ini menguatkan potensi pendekatan integratif antara terapi sentuhan dan asupan makanan alami dalam program intervensi gizi anak.
Inovasi Kesehatan Komunitas dari Kampus ke Masyarakat
Riset ini merupakan bentuk nyata kontribusi dosen Fikes Umsida dalam mendukung program nasional penanggulangan stunting dan perbaikan status gizi balita. Dengan metode yang sederhana, murah, dan mudah diterapkan oleh ibu rumah tangga, terapi ini sangat relevan untuk diimplementasikan di posyandu dan komunitas.
Selain itu, hasil riset juga mendorong peningkatan literasi kesehatan masyarakat mengenai manfaat terapi tradisional yang berbasis ilmiah. Kampus sebagai pusat pengetahuan memiliki tanggung jawab untuk mentransformasikan hasil riset ke dalam bentuk edukasi langsung ke masyarakat.
Sebagai penutup, tim peneliti merekomendasikan agar studi lanjutan dilakukan dengan durasi lebih panjang dan jumlah sampel lebih besar. Selain itu, perlu dikembangkan modul edukasi terapi akupresur tuina dan pemanfaatan buah pepaya sebagai bagian dari strategi promosi kesehatan anak usia dini.
Baca Juga : Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Secara Alami, Fikes Umsida Ungkap Pola Hidup Sehat yang Terbukti Efektif
Penelitian yang dilakukan oleh dosen Fikes Umsida membuktikan bahwa kombinasi antara terapi akupresur Tuina dan konsumsi buah pepaya memiliki efek positif dalam meningkatkan berat badan balita. Meskipun secara statistik tidak terdapat perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan dalam uji ANOVA, namun secara klinis kombinasi terapi tersebut menunjukkan potensi peningkatan yang lebih tinggi dibanding terapi tunggal. Hal ini menjadikan kombinasi metode tersebut sebagai pendekatan nonfarmakologis yang layak untuk dikembangkan lebih lanjut.
Dengan pendekatan yang mudah diterapkan, ekonomis, dan berbasis bukti, riset ini menawarkan solusi aplikatif bagi masyarakat, khususnya dalam mendukung program penurunan stunting nasional. Penelitian ini sekaligus menjadi wujud kontribusi nyata Fikes Umsida dalam pengembangan inovasi kesehatan berbasis komunitas, memperkuat peran kampus sebagai pusat edukasi dan transformasi sosial.
Penelitian ini tidak hanya menegaskan efektivitas kombinasi akupresur tuina dan buah pepaya dalam meningkatkan berat badan balita, tetapi juga memperlihatkan bagaimana inovasi dosen Fikes Umsida mampu menjawab isu krusial di masyarakat. Diharapkan, metode ini dapat menjadi bagian dari solusi nasional untuk mempercepat pencapaian target nutrisi global 2025. Melalui riset aplikatif semacam ini, Fikes Umsida terus meneguhkan posisinya sebagai pionir dalam pendidikan kesehatan berbasis komunitas dan riset berdampak sosial.
Sumber : Evi Rinata
Penulis : Novia