Fikes.umsida.ac.id – Keluhan nyeri otot dan sendi bukan hal baru bagi para lansia, tetapi temuan terbaru dari penelitian dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menghadirkan gambaran yang lebih serius.
Riset yang dilakukan oleh Bagas Anjasmara S Tr Ft M Fis, Andi Fadhilah Tenriwulan Ftr M Sc dan Auliyaur Rabbani S Kom M Sc.
Mengungkap tingginya risiko musculoskeletal disorders (MSDs) pada lansia yang masih bekerja di sektor informal seperti petani dan nelayan.
Melalui pemetaan Nordic Body Map (NBM), terlihat jelas bagaimana tubuh para lansia yang selama ini terus bekerja.
Dan menyimpan rasa sakit yang mereka anggap “biasa” selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Fisioterapi Umsida Dukung Kesehatan Peserta dalam Sidoarjo Run & Camp 2025
Pekerjaan Berat, Tubuh yang Tak Lagi Sama

Penelitian melibatkan 50 lansia berusia 60–75 tahun yang mayoritas masih aktif bekerja sebagai petani dan nelayan.
Aktivitas seperti membungkuk, menggendong beban, menarik jaring, menanam, hingga memupuk tanaman dilakukan berulang-ulang setiap hari.
Aktivitas statis yang berulang inilah yang akhirnya memicu gangguan muskuloskeletal.
Hasil studi menunjukkan temuan yang mengkhawatirkan: 46% lansia mengalami keluhan kategori berat, dan 52% mengeluhkan nyeri pinggang, menjadikan bagian tubuh ini sebagai titik paling rentan terhadap cedera.
Dengan proses penuaan yang menyebabkan penurunan kekuatan otot dan elastisitas jaringan, pekerjaan sehari-hari yang dulunya terasa ringan kini berubah menjadi beban berat.
Cek Juga: Tim S1 Fisioterapi Umsida Juara 2 Medical and Health Competition Vol 2 2025
Ketika Sektor Informal Tak Punya Perlindungan
Petani dan nelayan sebagai pekerja sektor informal tidak memiliki perlindungan kerja memadai seperti standar ergonomi atau jaminan kesehatan yang terstruktur.
Padahal bagi mereka, bekerja di usia lanjut bukan pilihan, melainkan kebutuhan.
Riset dosen FIKES Umsida ini menegaskan bahwa pola kerja yang repetitif dan tidak ergonomis mempercepat kerusakan otot, tendon, dan sendi.
Minimnya edukasi membuat para lansia tidak menyadari bahwa rasa sakit yang mereka anggap “wajar”.
Sebenarnya merupakan tanda kerusakan yang terus berkembang.
Cek Selengkapnya: Redakan Nyeri Plantar Fasciitis secara Komprehensif Fisioterapi Terbukti Efektif
Saatnya Intervensi: Ergonomi untuk Semua
Temuan penelitian ini menjadi pengingat penting bahwa intervensi sederhana mampu memberikan dampak besar.
Pelatihan ergonomi, penyuluhan kesehatan, dan modifikasi alat kerja perlu dijadikan prioritas dalam program kesehatan masyarakat, terutama di pedesaan.
Para lansia petani dan nelayan telah menjadi tulang punggung ekonomi lokal selama puluhan tahun.
Kini, kesehatan tulang punggung mereka seharusnya menjadi perhatian bersama.
Melindungi mereka melalui edukasi dan intervensi kesehatan bukan hanya upaya pencegahan, tetapi bentuk penghargaan atas dedikasi dan kerja keras yang telah mereka berikan sepanjang hidup.
Sumber: Riset Bagas Anjasmara S Tr Ft M Fis & tim
Penulis: Elfira Armilia























