sumber pexels manual

Efektivitas Terapi Manual dan Latihan: Solusi Berbasis Ilmu untuk Nyeri Punggung Bawah Kronis

Fikes.umsida.ac.id – Nyeri punggung bawah kronis (Chronic Lower Back Pain/CLBP) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang signifikan secara global. Berdasarkan data WHO 2023, kondisi ini memengaruhi 619 juta orang di seluruh dunia dan diperkirakan meningkat menjadi 843 juta kasus pada tahun 2050. CLBP tidak hanya menjadi penyebab utama disabilitas tetapi juga tantangan bagi sistem pelayanan kesehatan primer dan darurat. Terapi manual merupakan cara pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini.

Baca juga: Kuliah Tamu Prodi Fisioterapi UMSIDA Bahas Solusi Efektif untuk Nyeri Punggung Bawah Kronis

Yohanes Deo SFT Physio SH MHKes MKes seorang pakar fisioterapi, membahas pendekatan ilmiah dan berbasis bukti untuk menangani nyeri ini. Presentasi Yohanes menyoroti pentingnya terapi manual dan latihan terapeutik sebagai solusi yang lebih efektif dibandingkan metode konvensional.

sumber pexels manual

Sumber Pexels

Terapi Manual: Lebih dari Sekadar Manipulasi

Yohanes menyatakan bahwa terapi manual bukan hanya sekadar teknik manipulasi fisik tetapi merupakan pendekatan yang didasarkan pada reasoning klinis yang terstruktur. Teknik ini mencakup mobilisasi sendi, manipulasi jaringan lunak, hingga penyesuaian postur pasien. Penelitian menunjukkan bahwa terapi manual lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsi tubuh dibandingkan metode konvensional.

“Terapi manual itu seperti kotak perkakas seorang teknisi. Kita harus tahu alat mana yang tepat untuk digunakan dalam kondisi tertentu. Inilah yang membedakan fisioterapis profesional dari tenaga kesehatan yang kurang kompeten,” ujar Yohanes.

Ia juga menekankan bahwa penggunaan terapi manual harus disesuaikan dengan indikasi spesifik pasien untuk menghindari kesalahan dalam penanganan. Salah satu contoh sukses terapi manual adalah kemampuannya untuk meningkatkan rentang gerak (Range of Motion/ROM) pasien. Ini sangat penting bagi individu yang menderita kekakuan atau keterbatasan gerak akibat CLBP.

Latihan Terapeutik: Membangun Kembali Fungsi Fisik

Selain terapi manual, Yohanes juga menyoroti pentingnya latihan terapeutik sebagai pelengkap. Latihan ini dirancang untuk memperbaiki fungsi otot, memperkuat tulang, dan meningkatkan fleksibilitas tubuh. Latihan terapeutik tidak hanya membantu pasien pulih dari cedera, tetapi juga mencegah kekambuhan. Latihan seperti ini melibatkan komponen aerobik, kekuatan, fleksibilitas, dan neuromotor yang semuanya berkontribusi pada pemulihan fisik pasien.

Sebagai contoh, latihan kekuatan dapat membantu memperbaiki stabilitas otot punggung bawah, sementara latihan fleksibilitas membantu mengurangi kekakuan yang sering dialami pasien CLBP. Manfaat latihan terapeutik yang berbasis bukti ini menjadi alasan mengapa latihan ini harus menjadi bagian integral dari program rehabilitasi pasien.

Tantangan Penanganan CLBP: Mengapa Kesalahan Masih Sering Terjadi?

Namun, Yohanes juga menggarisbawahi tantangan dalam penanganan CLBP. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah pendekatan yang terlalu berfokus pada rasa nyeri tanpa memahami dimensi biopsikososial pasien. Padahal, seperti yang dijelaskan Yohanes, CLBP sering kali disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, psikologis, dan sosial.

“Jika kita hanya fokus pada fisik pasien tanpa memperhatikan kondisi mental dan sosial mereka, kita tidak akan bisa memberikan solusi jangka panjang. Pendekatan biopsikososial harus menjadi panduan utama dalam penanganan nyeri kronis,” tegasnya.

Ia juga memperkenalkan Flags System sebagai kerangka kerja untuk mengevaluasi faktor risiko pasien. Misalnya, tanda-tanda seperti sindrom cauda equina atau infeksi tulang belakang memerlukan diagnosis cepat untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Kolaborasi Antarprofesi untuk Hasil Maksimal

Yohanes juga menekankan pentingnya kolaborasi antarprofesi dalam penanganan CLBP, terutama untuk kasus yang kompleks. Kolaborasi ini menjadi penting untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan terbaik sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Seorang fisioterapis tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus tahu kapan merujuk pasien ke spesialis lain, seperti dokter ortopedi atau neurologis,” katanya.

Baca juga: Kuliah Tamu Fikes Umsida, Kupas Tuntas Mekanisme Biomolecular dalam Fisioterapi

Pesan untuk Masa Depan Fisioterapi

Mengakhiri kuliah tamunya, Yohanes memberikan pesan inspiratif kepada mahasiswa fisioterapi UMSIDA. Ia menekankan bahwa keberhasilan sebagai fisioterapis tidak hanya ditentukan oleh keterampilan teknis tetapi juga oleh kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

“Kunci keberhasilan adalah kemampuan untuk belajar, melepas pandangan lama, dan mengadopsi ilmu baru. Jangan pernah berhenti belajar, karena ilmu kita adalah apa yang akan menyelamatkan pasien kita,” pungkasnya.

Sumber: Yohanes Deo SFT Physio SH MHKes MKes

Penulis: Ayunda H

Leave a Reply

Berita Terkini

Inovasi Laboran FIKES Umsida: Mannequin Akupresur Cerdas Diperkenalkan di KILab 2025
October 29, 2025By
Laboran MIK Umsida Torehkan Prestasi Lewat Inovasi Pembelajaran Berbasis Augmented Reality
October 28, 2025By
Kompak dan Membanggakan, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Tingkat Jawa Timur
October 27, 2025By
kupang
Inovasi dari Limbah Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Torehkan Prestasi Nasional lewat Obat Luka Diabetes
October 18, 2025By
IPE
Fikes Umsida Hadirkan Inovasi IPE untuk Cetak Tenaga Kesehatan Kolaboratif dan Humanis
October 17, 2025By
turi putih
Mengungkap Pengaruh Ekstrak Bunga Turi Putih terhadap Keseimbangan Elektrolit Ginjal
October 14, 2025By
NYERI
Kompres Dingin Bantu Redakan Nyeri Carpal Tunnel Syndrome Secara Efektif
October 12, 2025By
workshop srikandi
FIKES UMSIDA Gelar Workshop SRIKANDI Hadirkan Inovasi Sistem Terpadu untuk Pengelolaan Praktikum Digital
October 10, 2025By

Prestasi

Laboran MIK Umsida Torehkan Prestasi Lewat Inovasi Pembelajaran Berbasis Augmented Reality
October 28, 2025By
Kompak dan Membanggakan, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Tingkat Jawa Timur
October 27, 2025By
kupang
Inovasi dari Limbah Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Torehkan Prestasi Nasional lewat Obat Luka Diabetes
October 18, 2025By
paramitha
Paramitha Amelia Peneliti Terbaik Umsida dengan Riset Aktivitas Fisik dan Risiko Depresi Remaja
September 21, 2025By
nurul
Nurul Azizah Dosen Kebidanan Umsida Torehkan Publikasi Scopus Terbaik Life Science
September 20, 2025By
widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By

Opini

3 Tips Masuk Kuliah Kebidanan agar Bisa Menjadi Bidan Profesional
October 30, 2025By
mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By