Fikes.umsida.ac.id – Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan mengadakan kuliah tamu bertajuk The Efficacy of Manual Therapy and Exercise in Chronic Lower Back Pain. Acara ini menghadirkan Yohanes Deo, SFT Physio SH MHKes MKes AIFO CMC DMAP COMT CDNP COMPT sebagai pemateri utama, Selasa (19/20/2024).
Baca juga: Dosen Fisioterapi Fikes Umsida Ukir Prestasi di Konferensi Internasional
Ketua Program Studi S1 Fisioterapi Widi Arti SFis MKes menyampaikan “Saya berharap teman-teman dapat belajar banyak dari kuliah ini. Dengarkan baik-baik keilmuan yang disampaikan, pahami perannya, dan manfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kemampuan kalian dalam terapi fisioterapi,” ujarnya.
Dok Istimewah
Fakta Nyeri Punggung Bawah Kronis Pada Fisioterapi
Yohanes Deo membuka presentasinya dengan paparan mengenai fakta global terkait nyeri punggung bawah kronis (Chronic Lower Back Pain/CLBP). Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2023, nyeri punggung bawah memengaruhi 619 juta orang secara global dan diprediksi akan meningkat menjadi 843 juta kasus pada tahun 2050. Kondisi ini juga menjadi salah satu penyebab utama disabilitas di dunia.
“Nyeri punggung bawah adalah salah satu alasan utama pasien mencari perawatan medis, baik di layanan primer maupun darurat. Namun, banyak yang hanya fokus pada rasa nyerinya tanpa menyadari bahwa kondisi ini melibatkan dimensi biologis, psikologis, dan sosial,” jelas Yohanes dalam paparannya.
Ia menekankan pentingnya pendekatan biopsikososial dalam menangani nyeri punggung bawah, karena pendekatan holistik ini mampu memberikan solusi lebih efektif dibandingkan metode yang hanya berfokus pada satu aspek.
Yohanes juga menyoroti bahwa hingga 37% kasus nyeri muskuloskeletal berkaitan dengan nyeri tulang belakang. Ia menjelaskan bahwa mayoritas kasus nyeri punggung bawah tidak memiliki penyebab spesifik yang jelas, melainkan berasal dari faktor multifaktorial. “Ini adalah tantangan besar bagi para praktisi fisioterapi. Kita harus mampu mengidentifikasi penyebab nyeri dengan tepat agar dapat memberikan penanganan yang sesuai,” tambahnya.
Peran Terapi Manual dan Latihan Terapeutik
Yohanes menekankan bahwa terapi manual merupakan salah satu pendekatan spesifik dalam fisioterapi untuk mengatasi gangguan neuro-muskuloskeletal. Teknik ini mencakup mobilisasi sendi, manipulasi jaringan lunak, serta latihan rehabilitasi yang dirancang untuk memulihkan fungsi otot dan sendi. Menurutnya, terapi manual lebih unggul dibandingkan metode konvensional karena mampu meningkatkan jarak gerak
Menurut Yohanes, terapi manual adalah pendekatan spesifik dalam fisioterapi yang digunakan untuk mengelola kondisi neuromuskuloskeletal melalui reasoning klinis yang terstruktur. Terapi manual terbukti lebih efektif dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsi dibandingkan dengan perawatan fisioterapi konvensional.
Sementara itu, latihan terapeutik, seperti latihan kekuatan, fleksibilitas, dan aerobik, memiliki peran penting dalam memperbaiki dan mempertahankan fungsi tubuh.
“Manfaat dari latihan ini tidak terbantahkan, terutama untuk pasien dengan nyeri kronis,” tambahnya.
Dok Istimewah
Tantangan dalam Penanganan Nyeri Punggung Bawah
Yohanes juga mengulas berbagai tantangan dalam menangani nyeri punggung bawah. Ia menyoroti kesalahan dalam pendekatan yang terlalu berorientasi pada rasa sakit tanpa mempertimbangkan aspek biopsikososial pasien.
“Pendekatan yang tidak holistik sering kali membuat kita gagal memahami penyebab mendasar dari nyeri punggung bawah,” jelasnya.
Ia juga mengenalkan Flags System, yaitu kerangka kerja untuk mengevaluasi faktor risiko terkait nyeri punggung bawah. Sistem ini mencakup tanda-tanda serius seperti sindrom cauda equina, fraktur tulang belakang, dan infeksi tulang belakang, yang memerlukan diagnosis cepat untuk mencegah dampak jangka panjang.
Baca juga: 8 Keunggulan Program Edukasi Good Posture di SMA Muhammadiyah 03 Tulangan
Acara kuliah tamu ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif. Peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Yohanes Deo mengenai tantangan dan solusi dalam praktik fisioterapi. Sebelum menutup sesi, Yohanes berpesan kepada seluruh peserta untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
“Kunci dari keberhasilan sebagai fisioterapis adalah kemampuan untuk belajar, melepas pandangan lama, dan beradaptasi dengan ilmu baru,” pungkasnya.
Kuliah tamu ini tidak hanya memberikan ilmu teoritis tetapi juga menjadi inspirasi bagi para mahasiswa untuk terus menggali potensi dalam bidang fisioterapi. Dengan materi yang relevan dan disampaikan secara profesional, acara ini menjadi bukti nyata komitmen Program Studi Fisioterapi dalam mencetak lulusan yang kompeten dan berdaya saing.
Penulis: Ayunda H