Latihan interval

Fisioterapi dan Gaya Hidup Sehat Peran Latihan Interval dalam Menekan Risiko Obesitas

Fikes.umsida.ac.id – Penelitian fisioterapi dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) membuktikan bahwa latihan interval intensitas sedang mampu meningkatkan metabolisme tubuh dan menjadi strategi aman untuk menekan risiko obesitas pada perempuan.

Baca Juga: Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik

Obesitas masih menjadi tantangan besar kesehatan masyarakat di Indonesia. Penumpukan lemak berlebih akibat ketidakseimbangan energi berdampak pada menurunnya Basal Metabolic Rate (BMR) atau laju metabolisme istirahat.

“Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada pengukuran posttest 2 atau 22–24 jam setelah latihan,” tulis tim peneliti.

Obesitas dan Peran Fisioterapi dalam Pencegahan
latihan interval
Sumber: AI

Obesitas bukan sekadar masalah penampilan, melainkan kondisi medis yang dapat memicu berbagai penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, hingga gangguan jantung.

Penyebab utamanya adalah asupan energi yang lebih tinggi dibandingkan energi yang dikeluarkan, sehingga tubuh menyimpan cadangan kalori dalam bentuk lemak.

Menurut penelitian, keluaran energi harian terbagi menjadi tiga komponen utama: Basal Metabolic Rate (60–70%), efek termal makanan (10%), dan aktivitas fisik (10–25%).

Pada perempuan obesitas, BMR lebih rendah dibanding laki-laki karena massa otot lebih sedikit dan proporsi jaringan lemak lebih tinggi. Kondisi ini membuat mereka rentan mengalami peningkatan berat badan yang berlebihan.

Di sinilah fisioterapi berperan penting. Tidak hanya menangani pasien pasca cedera, fisioterapi juga berfokus pada pencegahan melalui edukasi gaya hidup sehat, termasuk pola aktivitas fisik yang tepat. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah latihan interval dengan intensitas sedang.

Latihan Interval Tingkatkan Metabolisme

Penelitian yang dilakukan oleh Widi Arti dan tim melibatkan tujuh perempuan berusia 19–32 tahun yang bekerja di Surabaya. Mereka menjalani latihan interval intensitas sedang dengan target 75–85% dari denyut jantung maksimal.

Latihan dilakukan dalam delapan siklus, masing-masing tiga menit dengan istirahat satu menit, serta diawali pemanasan dan diakhiri pendinginan.

Pengukuran BMR menggunakan Spirometer Harvard Apparatus dilakukan dalam tiga tahap: sebelum latihan (pretest), 30 menit setelah latihan (posttest 1), dan 22–24 jam setelah latihan (posttest 2). Hasilnya:

Pretest – Posttest 1 (30 menit setelah latihan): tidak ada perubahan signifikan.
Posttest 1 – Posttest 2 (22–24 jam setelah latihan): terjadi peningkatan bermakna dengan nilai p=0,02.
Pretest – Posttest 2: juga menunjukkan peningkatan signifikan dengan nilai p=0,04.

“Latihan interval tidak menunjukkan perbedaan pada hari pertama, namun memberikan peningkatan yang jelas pada hari kedua,” tulis laporan penelitian.

Fakta ini menegaskan bahwa efek olahraga interval bekerja secara bertahap, dengan metabolisme tetap aktif bahkan setelah latihan selesai.

Fenomena ini berkaitan erat dengan Excess Post-exercise Oxygen Consumption (EPOC), yaitu kondisi di mana tubuh masih membutuhkan oksigen lebih banyak pasca latihan untuk memulihkan energi, memperbaiki otot, dan menstabilkan fungsi tubuh. Dengan demikian, pembakaran kalori tetap berlangsung dalam jangka waktu lebih panjang.

Latihan Interval sebagai Strategi Gaya Hidup Sehat

Bagi perempuan obesitas, latihan interval dengan intensitas sedang adalah pilihan aman dibandingkan latihan intensitas tinggi yang berisiko menimbulkan gangguan kardiometabolik.

Rekomendasi American College of Sports Medicine menyarankan latihan dengan intensitas 64–76% dari denyut jantung maksimal selama 30–40 menit, lima kali seminggu.

Selain memberi manfaat fisiologis, latihan interval juga mendukung penerapan gaya hidup sehat secara menyeluruh. “Metabolisme tubuh meningkat sehingga makin banyak lemak yang digunakan sebagai sumber pembakaran, bahkan saat istirahat,” jelas tim peneliti.

Dengan membiasakan diri berlatih secara teratur, perempuan obesitas tidak hanya menurunkan risiko penumpukan lemak, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup.

Latihan interval menjadi bagian dari intervensi fisioterapi preventif yang membantu masyarakat memahami pentingnya aktivitas fisik dalam menjaga kesehatan.

Penelitian fisioterapi Umsida membuktikan bahwa latihan interval intensitas sedang memiliki peran penting dalam menekan risiko obesitas dan meningkatkan metabolisme perempuan. Efek peningkatan BMR tidak terjadi seketika, melainkan terlihat jelas 22–24 jam setelah latihan.

Baca Juga: Inovasi Neuromuscular Taping di Fikes Umsida: Menangani Nyeri Tanpa Efek Samping

Latihan interval bukan hanya metode olahraga, melainkan bagian dari strategi gaya hidup sehat yang didukung oleh pendekatan fisioterapi. “Latihan interval bisa menjadi kunci untuk menjaga metabolisme tetap aktif sekaligus menekan risiko obesitas,” tegas tim peneliti.

Dengan mengintegrasikan latihan interval dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat, khususnya perempuan obesitas, dapat memperoleh manfaat ganda: tubuh lebih sehat, risiko penyakit berkurang, dan kualitas hidup meningkat.

Sumber : Herista Novia

Penulis: Novia

Berita Terkini

Rektor Umsida Tegaskan Sumpah Profesi sebagai Fondasi Profesionalisme Lulusan FIKES
December 18, 2025By
Puluhan Lulusan FIKES Umsida Resmi Disumpah, Siap Berkiprah sebagai Tenaga Kesehatan Profesional
December 17, 2025By
Hospital Visit D4 MIK Umsida di RS Saiful Anwar: Mahasiswa Pelajari Implementasi Rekam Medis Elektronik
December 10, 2025By
Inovasi Laboratorium Umsida Mencuri Perhatian dalam Diseminasi Nasional KILab 2025
December 8, 2025By
Mengenal Dunia Kesehatan Lebih Dekat: School Visit FIKES Umsida Hadir di SMK Pandaan
November 26, 2025By
Mahasiswa Kebidanan Umsida Perdalam Pemeriksaan EKG Lewat Fieldtrip di RS Rahman Rahim
November 20, 2025By
UMSIDA Ciptakan Aplikasi SAINS SKATE SUPPORT, Lolos 10 Besar KISI 2025
November 14, 2025By
Kolaborasi Umsida dan Umla Wujudkan Posyandu Remaja Modern dengan Pasar Gizi dan Pencatatan Digital
November 12, 2025By

Prestasi

UMSIDA Menang Juara 1 KISI 2025 Berkat Aplikasi SAINS SKATE SUPPORT
November 27, 2025By
Kreativitas Video Mahasiswa MIK Umsida Berhasil Masuk 3 Besar Nasional
November 22, 2025By
Mahasiswa MIK Umsida Raih Juara 1 Cerdas Cermat Nasional 2025
November 21, 2025By
Perjalanan Friska Febriyanti, Mahasiswa TLM UMSIDA Lulus Cumlaude Berkat Rutinitas dan Lingkungan Positif
November 19, 2025By
Prestasi Mahasiswa Umsida: Syharul Romadhoni Juara 1 Kompetisi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi PTMA
November 18, 2025By
Lulus dengan Predikat Cumlaude: Rahasia Kesuksesan Mahasiswa MIK Umsida
November 17, 2025By
Laboran MIK Umsida Torehkan Prestasi Lewat Inovasi Pembelajaran Berbasis Augmented Reality
October 28, 2025By
Kompak dan Membanggakan, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Tingkat Jawa Timur
October 27, 2025By

Opini

Anak Muda Mudah Lelah, Gaya Hidup atau Masalah Kesehatan?
December 16, 2025By
FIKES UMSIDA Dorong Kesadaran Karier Bidang Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 3 Porong
December 11, 2025By
3 Tips Masuk Kuliah Kebidanan agar Bisa Menjadi Bidan Profesional
October 30, 2025By
mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By