Ajak Mahasiswa Kelola Emosi Menuju Prestasi Sehat dalam Ruang Diskusi Reflektif oleh IMM Avvicienna

Fikes.umsida.ac.id – Di tengah tantangan kehidupan modern, pengendalian diri atau self-control menjadi keterampilan krusial yang tidak bisa diabaikan, terutama bagi kalangan mahasiswa. Melalui seminar nasional bertajuk “Self-Control: Safe Emotions, Positive Circles, Safe Achievement”, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Avviciena Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) menghadirkan ruang diskusi reflektif seputar manajemen emosi dan kesehatan mental pada Sabtu, (12/072025) secara daring melalui Zoom.

Baca Juga: Tips Menulis Artikel Ilmiah Mahasiswa Kesehatan yang Berkualitas, Fikes Umsida Sukses Gelar Workshop Artikel Ilmiah

Kegiatan ini menghadirkan psikolog generalis dan praktisi HR, Arrika Winda Azzahroh, M Psi sebagai narasumber utama. Diselenggarakan oleh bidang Immawati IMM Avviciena, seminar ini bukan hanya menjadi forum edukatif, tetapi juga sebagai bentuk komitmen IMM untuk menciptakan lingkungan pertumbuhan yang sehat bagi mahasiswa, khususnya dalam konteks pengendalian emosi dan pencapaian yang bermakna.

Membangun Kesadaran Emosional di Tengah Tantangan Mahasiswa
emosi
Sumber : Fikes Umsida

Ketua pelaksana seminar, Emilia, menegaskan bahwa tantangan mahasiswa tidak hanya seputar nilai akademik. “Tantangan kita justru terletak pada bagaimana mengelola emosi positif dan menciptakan ruang tumbuh yang sehat, yang memberi manfaat bagi diri sendiri dan sekitar,” ujarnya.

Hal ini sejalan dengan semangat yang diusung dalam seminar, bahwa hidup yang tenang dan penuh makna tidak selalu tentang kecepatan meraih pencapaian, melainkan tentang arah yang benar.

Koordinator IMM Umsida, Wulandari, menambahkan pentingnya self-control sebagai pilar utama dalam menghadapi dinamika kehidupan. “Di tengah derasnya arus modernitas, stabilitas emosi dan lingkungan yang suportif adalah kunci untuk tetap waras dan produktif,” ucapnya.

Retta, Ketua Umum IMM Avviciena juga menyampaikan bahwa seminar ini menjadi bukti nyata kontribusi IMM dalam isu kesehatan mental. Ia menggarisbawahi pentingnya membangun kontrol diri sebagai bagian dari proses bertumbuh menjadi individu yang sehat secara psikologis.

Dalam pemaparan materi, Arrika menyajikan data yang memprihatinkan mengenai kondisi emosional remaja Indonesia. Berdasarkan Survei Nasional Kesehatan Jiwa (I-NAMHS, 2021), 1 dari 3 remaja mengalami masalah emosional, seperti kecemasan (3,7%) dan depresi (1%). Survei UNICEF (2022) juga memperkuat bahwa tekanan emosional serius dialami oleh sepertiga remaja Indonesia.

Lebih lanjut, laporan WHO (2023) menunjukkan bahwa kemampuan mengelola emosi dan membangun hubungan yang sehat merupakan faktor pelindung utama terhadap risiko masalah mental di usia 10–24 tahun. Fakta ini menggarisbawahi urgensi pendidikan self-control sejak usia muda.

Self Control Sebagai Keterampilan yang Bisa Dilatih
emosi
Sumber : AI

Dalam perspektif psikologis, self-control bukanlah sesuatu yang bersifat bawaan. Mengacu pada definisi Baumeister et al. (2007), self-control adalah kemampuan untuk mengatur dorongan, emosi, dan perilaku agar tetap selaras dengan tujuan jangka panjang. Artinya, ini adalah keterampilan psikologis yang bisa dilatih terutama ketika seseorang berada dalam lingkungan yang sehat dan suportif.

“Banyak orang tumbuh dengan kalimat ‘jangan marah’, ‘jangan menangis’, tapi mereka tidak pernah diajari bagaimana mengelola perasaan itu secara sehat,” jelas Arrika.

Hal ini berakibat pada ketidakmampuan dalam menyalurkan emosi secara konstruktif, yang pada akhirnya menumpuk dan muncul dalam bentuk stres berkepanjangan.

Teori safe emotions dari Gross (2015) menjelaskan bahwa emosi yang dikelola secara sehat justru memperkuat daya tahan psikologis dan mencegah perilaku impulsif. Maka, emosi yang aman bukan berarti menekan perasaan negatif, tapi belajar untuk mengakui dan mengelolanya dengan bijak.

Dalam sesi lanjutan, Pratisi HR tersebut memaparkan langkah konkret untuk melatih self-control:

  1. Mengenali perasaan – mengakui emosi yang sedang dirasakan tanpa menyangkalnya.

  2. Menganalisis situasi – membedakan antara hal-hal yang bisa dikendalikan dan yang tidak.

  3. Membuat pilihan yang selaras dengan nilai dan tujuan diri – merespons emosi dengan kesadaran, bukan reaksi spontan.

Ketika seseorang mampu menjalani tiga langkah ini secara konsisten, maka pengendalian diri bukan lagi sekadar teori, tetapi menjadi kebiasaan sehat yang mendukung pencapaian jangka panjang.

Positive Circles sebagai Ruang Aman untuk Bertumbuh

Tak kalah penting dari self-control adalah keberadaan positive circles atau lingkungan sosial yang suportif. Mengacu pada teori Dukungan Sosial oleh Cohen & Wills (1985), lingkungan sosial yang sehat mendorong lahirnya kontrol diri, rasa percaya diri, serta keberanian dalam menghadapi tantangan.

“Lingkaran sosial kita bisa jadi tempat tumbuh atau malah penyebab jatuh,” ungkap Arrika. Banyak remaja terjebak dalam lingkungan yang toksik, baik itu pertemanan yang menekan, keluarga yang kerap membandingkan, atau budaya sosial yang menuntut kesempurnaan. Akibatnya, bukannya berkembang, mereka justru kehilangan arah dan nilai diri.

Karena itu, mahasiswa perlu selektif dalam memilih lingkungan yang akan membentuk mereka. Memiliki teman yang suportif, komunitas yang sehat, dan mentor yang mendorong pertumbuhan menjadi aset penting dalam proses mengembangkan self-control dan menjaga kesehatan mental.

Kesimpulannya, mengendalikan diri bukan hanya soal “menahan” emosi, tetapi juga kemampuan mengelola lingkungan, menetapkan tujuan hidup, dan membangun sistem pendukung yang positif. Di sinilah peran organisasi mahasiswa seperti IMM menjadi sangat penting—menghadirkan ruang aman untuk diskusi, tumbuh bersama, dan membentuk karakter mahasiswa yang kuat secara mental dan sosial.

Baca Juga : Integrasi Rekam Medis Permudah Pendokumentasian Asuhan Kebidanan di Praktik Mandiri Bidan

Seminar nasional yang digagas IMM Avviciena Fikes Umsida ini bukan sekadar forum intelektual, melainkan refleksi kolektif atas pentingnya self-control di era modern. Dengan pendekatan yang edukatif dan empatik, kegiatan ini berhasil menyampaikan pesan bahwa pengendalian diri, pengelolaan emosi yang sehat, dan lingkungan sosial yang positif adalah fondasi utama dalam membangun ketahanan mental dan pencapaian hidup yang berkelanjutan.

Penulis : Novia

Berita Terkini

IPE
Fikes Umsida Hadirkan Inovasi IPE untuk Cetak Tenaga Kesehatan Kolaboratif dan Humanis
October 17, 2025By
turi putih
Mengungkap Pengaruh Ekstrak Bunga Turi Putih terhadap Keseimbangan Elektrolit Ginjal
October 14, 2025By
NYERI
Kompres Dingin Bantu Redakan Nyeri Carpal Tunnel Syndrome Secara Efektif
October 12, 2025By
workshop srikandi
FIKES UMSIDA Gelar Workshop SRIKANDI Hadirkan Inovasi Sistem Terpadu untuk Pengelolaan Praktikum Digital
October 10, 2025By
Elektronik
Rekam Medis Elektronik Tingkatkan Efisiensi Administrasi Kesehatan di Era Digital
October 3, 2025By
pembekalan
Pembekalan Profesi Bidan Umsida 2025 Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Kesehatan Andal dan Humanis
September 29, 2025By
Fortama
Fortama Fikes Umsida 2025, Cetak Generasi Sehat, Tangguh, dan Siap Mengabdi
September 27, 2025By
kisi-kisi
Workshop Penyusunan Kisi-Kisi Fikes Umsida, Dorong Implementasi OBE yang Berkualitas
September 26, 2025By

Prestasi

paramitha
Paramitha Amelia Peneliti Terbaik Umsida dengan Riset Aktivitas Fisik dan Risiko Depresi Remaja
September 21, 2025By
nurul
Nurul Azizah Dosen Kebidanan Umsida Torehkan Publikasi Scopus Terbaik Life Science
September 20, 2025By
widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By
baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By
Low Back Pain
Angkat Edukasi tentang Low Back Pain, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Lomba
May 5, 2025By

Opini

mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By
Artikel ilmiah
Tangani Keseleo dengan Tepat, Intervensi Fisioterapi Cegah Risiko Cedera Kronis
July 6, 2025By