Fikes.Umsida.ac.id – Admisi Umsida Edu Talk kembali menghadirkan sosok inspiratif dari lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida). Kali ini, giliran laboran berprestasi dari Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan (MIK), Alfinda Ayu H S Tr RMIK M Kes yang tampil membagikan kisah inovatifnya dalam pengembangan flashcard anatomi rekam medis.
Baca Juga : PKL Sistem dan Subsistem RMIK Resmi Dimulai MIK Umsida Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Profesional
Edu Talk yang digelar Kamis, (24/07/2025) dan disiarkan langsung melalui platform TikTok tersebut mengupas keunggulan Prodi MIK, proses kreatif di balik hibah KOLAB 2024, hingga inovasi pembelajaran yang dirancang agar mahasiswa lebih mudah memahami istilah medis.
Flashcard Anatomi Lahir dari Pengalaman dan Tantangan Pembelajaran Medis

Inovasi flashcard anatomi yang dikembangkan oleh Alfinda bukan sekadar media bantu belajar biasa. Ia berangkat dari pengalaman pribadinya saat masih menjadi mahasiswa. Sulitnya menghafal istilah medis dan arti dalam bahasa Indonesia maupun Inggris menjadi latar belakang terciptanya ide ini.
Tantangan serupa juga ia temukan saat mendampingi mahasiswa dalam praktikum, di mana banyak dari mereka merasa kesulitan memahami istilah dan terminologi medis secara menyeluruh.
“Saya sendiri dulu mengalami bagaimana sulitnya menghafal istilah medis. Itu juga dirasakan mahasiswa saat ini, apalagi yang baru pertama belajar anatomi,” ujarnya dalam siaran langsung.
Proses pengembangan flashcard tidaklah instan. Tahapan pertama yang dilakukan adalah pengumpulan istilah dari berbagai sistem anatomi tubuh.
MIK Umsida sudah berhasil menyusun desain flashcard untuk delapan sistem anatomi. Masing-masing kartu dirancang dengan pendekatan visual dan interaktif agar lebih menarik, seperti permainan tebak-tebakan antar mahasiswa.
Setiap kartu berisi istilah medis dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, definisinya, serta penjelasan mengenai fungsi atau kegunaan istilah tersebut. Tidak hanya bisa digunakan dalam mata kuliah anatomi, flashcard ini juga relevan untuk semua mata kuliah yang berkaitan dengan kodifikasi medis.
Menurut hasil uji coba awal, mahasiswa merasa lebih mudah memahami materi dan belajar jadi lebih menyenangkan. Bahkan mereka menganggapnya seperti bermain game. Ke depan, jika kembali mendapat hibah, Alfinda dan tim berencana mengembangkan flashcard ini dalam versi digital agar bisa diakses lebih luas.
Mendapat Hibah KOLAB 2024 Menjadi Langkah Nyata Laboran MIK dalam Berinovasi
Alfinda Ayu menjadi salah satu dari tenaga kependidikan di Fikes Umsida yang berhasil mendapatkan hibah KOLAB (Kolaborasi Laboran) 2024.
Pencapaian ini tidak diraih dengan mudah. Ia harus melalui tahapan panjang mulai dari pengumpulan informasi hibah, bimbingan dari Dekan, penyusunan proposal, tahap administratif, wawancara, hingga proses negosiasi dengan pihak pusat hibah di Jakarta.
Dalam prosesnya, ia menekankan pentingnya kolaborasi antar dosen, laboran, dan mahasiswa. “Laboran itu bukan hanya pelengkap, tapi bagian penting dari keberhasilan pembelajaran. Kami harus bisa bantu dosen dan mahasiswa dalam praktikum,” ucapnya.
Flashcard anatomi ini menjadi bukti bahwa inovasi bisa lahir dari siapa saja, termasuk tenaga laboran. Dengan pendekatan sederhana namun berdampak langsung pada proses belajar, inovasi ini menunjukkan bahwa laboran pun bisa berkontribusi dalam pengembangan metode pembelajaran berbasis discovery learning.
Alfinda berpesan kepada mahasiswa maupun rekan kerja, “Jangan takut untuk berinovasi. Sekecil apa pun ide kita, jika dijalankan dengan proses yang benar, akan membawa dampak nyata.”
Prodi MIK Umsida Unggul dalam Praktikum dan Siapkan Mahasiswa Hadapi Era Data Kesehatan
Melalui Edu Talk tersebut, masyarakat juga diajak mengenal lebih dekat tentang keunggulan Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan Fikes Umsida.
Selain kuliah teori, mahasiswa MIK juga dibekali dengan praktikum di berbagai laboratorium modern seperti laboratorium rekam medis manual, elektronik, coding dan reimbursement, anatomi, serta laboratorium CBT dan OSCE.
MIK Umsida memiliki kurikulum adaptif yang menyiapkan mahasiswa menghadapi era digitalisasi data kesehatan. Mahasiswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga dilatih untuk memahami bagaimana sistem informasi rumah sakit bekerja secara menyeluruh.
Melalui lima kali PKL berjenjang dari rumah sakit tipe D hingga tipe A, mahasiswa diajak memahami sistem yang kompleks, mulai dari pengelolaan data, pelaporan, hingga reimbursement dan penarikan biaya.
Menurut Alfinda, tantangan besar di era saat ini adalah pengelolaan data yang besar dan kompleks. Oleh karena itu, mahasiswa MIK Umsida dilatih sejak dini cara mengelola data besar yang berasal dari sistem informasi kesehatan. Ini memperkuat posisi MIK sebagai prodi yang tidak hanya menyiapkan lulusan untuk bekerja di bagian pendaftaran pasien, tapi juga menjadi analis data kesehatan dan tenaga pendukung manajemen rumah sakit.
Edu Talk bersama Alfinda Ayu menjadi cerminan bahwa inovasi dapat dimulai dari hal sederhana dan dekat dengan kebutuhan mahasiswa. Fikes Umsida melalui Prodi MIK tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga menciptakan ruang bagi kolaborasi dan pengembangan media pembelajaran yang efektif.
Dengan bekal praktikum, sistem laboratorium yang memadai, serta pendekatan berbasis discovery learning, MIK Umsida terus melangkah maju dalam mencetak lulusan yang unggul dan adaptif di era digitalisasi data kesehatan.
Penulis : Novia