Fikes.umsida.ac.id – Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) memberikan pembekalan tematik KKN yang mengangkat tema stunting. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Umsida bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Kegiatan ini dibuka di Mini Teater Kampus 1 Umsida pada Jumat (2/08/2024).
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat menjadi hal penting yang dilakukan oleh Umsdia. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan, pendidikan dan pemberdayaan kepada masyarakat.
Baca juga : Dosen FIKES UMSIDA Menjadi Narasumber dalam Acara Diseminasi Stunting BKKN
Salah satu materi yang disampaikan adalah pembekalan tematik KKN stunting dari sudut pandang ilmu kesehatan yang di sampaikan langsung oleh Evi Rinata SST MKeb selaku dekan Fakultas Kesehatan (Fikes). Dari prespektif kesehatan stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan kekurangan tinggi badan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi dan asupan nutrisi yang tidak terpenuhi.
Stunting merupakan bagian penting dari upaya pencegahan dan penanganan masalah di wilayah Jawa Timur. Upaya yang dilakukan Umsida adalah bekerja sama dengan BKKBN dalam upaya pencehan dan penanganan masalah stunting di Indonesia.
“Mengimplementasikan kegiatan KKN yang fokus pada aspek kesehatan terlebih pada stunting,” ungkap Evi.
Mahasiswa yang diberikan materi stunting diharapkan dapat menekan angka penderita stunting di wilayah Jawa Timur. Mahasiswa ditugaskan di 3 wilayah berbeda yaitu Sidoarjo, Pasuruan, dan Kediri.
Program-program yang dirancang diharapkan dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat dan mengembangkan kemampuan siswa.
Sasaran dan pendekan stunting
- Catin (Prakonsepsi)
Para calon pengantin (Catin) merupakan sasaran utama dalam penanganan stunting. Hal ini karena pada masa ini merupakan persiaaan sebelum terjadinya pembuahan kita dapat melihat dari beberapa aspek seperti, ketika remaja kekurangan gizi dan memiliki anemia. Memiliki umur yang kurang dari 19 tahun, Lila kurang dari 23,5 cm dan IMT yang kurang dari 18,4 kg/m 2 .
- Ibu hamil
Sasaran kedua adalah ibu hamil, dimana pada masa ini membutuhkan banyak perhatian karena banyak ibu hamil yang kurang mendapatkan asupan gizi yang mencukupi. Hal ini akan menyebabkan beberapa permasalahan yaitu anemia, Kurang Gizi Kronis (KEK), terhambatnya pertumbuhan janin dan 4T tua, muda, sering dan banyak.
- Usia 0-23 bulan dan anak 24-59 bulan
Selanjutnya anak usia 0-23 bulan dan 24-59 bulan, pada masa ini anak membutuhkan asupan gizi yang cukup. Asupan ini dengan diberikan MPASI, imunisasi, asi eksklusif, dan melakukan pemeriksaan berkala seperti BBLR, pertumbuhan dan perkembangan serta pemerikasaan gizi.
Baca juga : KKN-P 31 Umsida Aktif di Posyandu Sosialisasikan Pencegahan Stunting
“Sasaran yang paling penting adalah catin, karena mereka merupakan langkah awal yang harus kita tangani,” lanjutnya.
Dampak Stunting
- Dampak kesehatan
Dampak pertama adalah dampak kesehatan, dimana stunting berdampak menghambat tumbuh kembang anak. adanya penghambatan perkembangan baik secara kognitif maupun motorik. Serta adanya ganguan metabolik pada saat dewasa.
- Dampak pertumbuhan penduduk
Selain itu dalam pertumbuhan penduduk, tentu dampak yang dapat dirasakan adalah menurunnya kualitas SDM di masa mendatang. Jika masalah ini tidak terselesaikan dengan serius, generasi mendatang akan mengalami kesulitan dalam bersaing di dunia kerja, yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan ekonomi dan kemajuan bangsa
- Dampak ekonomi
Yang terakhir merupakan dampak yang paling besar bagi negara adalah dampak ekonomi. Dampak ini membuat perekonomian Indonesia mengalami kerugian sebab, yang seharusnya menjadi pemasukan ekonomi negara sebagai hasil produktifitas akan berubah menjadi pengeluaran negara.
Dengan program ini Umsida berkomitmen dan berkontribusi untuk pencegahan dan penanganan kasus stunting serta dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Kegiatan ini juga diharapkan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman dan wawasan mereka di bidang kesehatan.
Penulis : Ayunda H