Fikes.umsida.ac.id – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) gelar Seminar Ilmiah TLM Umsida (SINEMSI 2025) yang diselenggarakan pada Jumat, 20/06/2025, bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai hal ini melalui tema “Pengembangan Kompetensi & Inovasi DNA Rekombinan dalam Laboratorium Medis yang Mendukung Kesehatan Berkelanjutan”.
Baca Juga : Fikes Umsida Temukan Bakteri pada Kolam Renang yang Mengancam Kesehatan Wajib Kalian Ketauhi!
Seiring dengan pesatnya perkembangan bioteknologi, dunia medis semakin mengandalkan inovasi, terutama dalam pengembangan teknologi DNA rekombinan yang berperan besar dalam diagnosis penyakit dan kesehatan berkelanjutan.
Seminar yang bertajuk SINEMSI ini dihadiri oleh dua narasumber ahli, yaitu Prof Dr Sri darmawati M Si dan Andika Aliviemeita, S ST M Si yang membahas berbagai perkembangan terbaru dalam dunia bioteknologi dan aplikasinya di laboratorium medis.
Peran Teknologi DNA Rekombinan dalam Dunia Medis

Teknologi DNA rekombinan, yang menggabungkan segmen DNA dari berbagai sumber untuk menciptakan molekul baru, telah membuka banyak kemungkinan dalam bidang kedokteran. Salah satu penerapannya yang paling dikenal adalah produksi insulin rekombinan untuk pengobatan diabetes.
Prof Dr Sridarmawati M Si dalam SINEMSI ini menjelaskan bagaimana teknologi ini memungkinkan para peneliti dan ilmuwan untuk mengembangkan obat-obatan dengan presisi yang lebih tinggi. Melalui penggunaan kloning vektor, DNA manusia dapat diintegrasikan ke dalam mikroorganisme, seperti bakteri, untuk memproduksi protein yang dibutuhkan, seperti insulin, dengan efisiensi tinggi.
Namun, teknologi ini tidak hanya terbatas pada produksi obat-obatan. Kemajuan dalam bidang bioteknologi juga berperan dalam diagnosis penyakit yang semakin berkembang.
Dengan adanya mutasi pada mikroorganisme penyebab penyakit, seperti bakteri dan virus, teknologi ini memungkinkan laboratorium medis untuk mendeteksi dan mengidentifikasi patogen dengan lebih cepat dan akurat.
Proses diagnosis yang cepat sangat penting dalam mengurangi penyebaran penyakit, terutama di daerah dengan keterbatasan akses layanan kesehatan, seperti daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).
Tantangan dalam Diagnosa dan Pengobatan Penyakit Infeksi
SINEMSI 2025 ini juga mengungkap Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh dunia medis saat ini adalah mutasi mikroorganisme yang dapat mengubah pola infeksi dan membuatnya lebih sulit untuk didiagnosis.
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur, bakteri, atau virus seringkali tidak dapat dideteksi dengan metode konvensional, sehingga membutuhkan teknologi baru yang dapat mendeteksi mikroorganisme secara lebih spesifik. Prof. Sri darmawati menekankan pentingnya riset dan pengembangan dalam menghadapi masalah ini.
Dalam beberapa kasus, mutasi ini menyebabkan penyakit seperti HIV dan tuberkulosis (TBC) menjadi semakin sulit untuk dikendalikan. Penyakit baru yang lebih resisten terhadap obat juga menjadi ancaman global.
Hal ini berdampak pada meningkatnya biaya pengobatan dan perawatan, serta membebani sistem kesehatan negara, termasuk program kesehatan masyarakat seperti BPJS. Oleh karena itu, penggunaan teknologi rekombinan dalam diagnostik dan pengobatan sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan ini.
Salah satu metode yang mulai diterapkan dalam diagnosa penyakit infeksi adalah penggunaan PCR (Polymerase Chain Reaction), yang memungkinkan deteksi dini terhadap berbagai jenis infeksi dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Teknologi ini juga memungkinkan identifikasi mikroorganisme yang resisten terhadap obat, memberikan panduan bagi tenaga medis untuk memilih terapi yang tepat.
Optimasi Bidang Hematologi (Hematology Analyzer)

Tak kalah pentingnya pada permateri SINEMSI yang kedua yaitu pemamaparan materi oleh Andika Aliviemeita, S ST M Si terkait Hematology Organizer. Hematologi adalah bidang ilmu yang mempelajari darah sebagai komponen penting dalam sistem tubuh manusia, baik dari segi struktur maupun fungsinya.
Darah tersusun atas dua komponen utama, yaitu plasma (55%) dan elemen seluler (45%) yang terdiri dari eritrosit, leukosit, dan trombosit. Ketiganya memiliki peran vital dalam mengangkut oksigen, melawan infeksi, serta menghentikan perdarahan.
Pemeriksaan hematologi lengkap (Complete Blood Count/CBC) menjadi metode diagnostik utama yang menilai berbagai parameter darah, termasuk kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah sel darah (RBC, WBC, PLT), indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC), serta laju endap darah (LED) dan hitung jenis leukosit. Tujuan pemeriksaan ini mencakup skrining, diagnosis, monitoring terapi, dan evaluasi prognosis penyakit.
Melaui SINEMSI 2025 tersebut, dosen D4 TLM menejelaskan bahwa Interpretasi hasil pemeriksaan darah dilakukan berdasarkan nilai normal dan penyimpangan seperti anemia, polisitemia, leukositosis, trombositosis, serta deteksi kelainan bentuk dan ukuran sel. Teknologi hematology analyzer kini memungkinkan pengukuran otomatis dengan prinsip impedansi listrik atau hamburan cahaya, dilengkapi parameter tambahan seperti RDW, PDW, PCT, dan MPV.
Dalam praktik laboratorium, perkembangan metode hitung dan deteksi sel darah terus berkembang dari teknik manual (Kamar Hitung Neubauer), mikroskopis (hapusan darah tepi), hingga metode otomatis berbasis sensor digital. Begitu pula dalam pengukuran hematokrit dan LED, yang kini bisa dilakukan dengan metode Wintrobe, microhematocrit, serta sistem otomatis berbasis infra merah.
Dengan pemahaman menyeluruh terhadap prinsip dan teknik pemeriksaan hematologi, tenaga laboratorium medis dapat berperan penting dalam mendukung diagnosis dini, pengobatan yang tepat, serta pemantauan keberhasilan terapi, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.
SINEMSI : Peran Lulusan Teknologi Laboratorium Medis dalam Menanggapi Tantangan Kesehatan Global

Peran lulusan dari Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) sangat vital dalam menjawab tantangan-tantangan ini. Dalam sambutannya , Galuh Ratna Hanum, S. Si, M. Si, selaku Kaprodi D4 TLM, menekankan bahwa para mahasiswa di prodi D4 TLM Umsida.
” Dengan digelarnya SINEMSI 2025 menggandeng para ahli, diharapkan para mahasiswa memiliki kompetensi yang tinggi dalam bidang biomolekuler, hematologi, dan kontrol kualitas” Ujarnya.
Lulusan TLM diharapkan dapat mengoperasikan teknologi terkini di laboratorium medis dan mampu melakukan analisis yang akurat dan cepat untuk membantu diagnosis penyakit.
Selain itu, dalam SINEMSI ini juga menekankan bahwa mahasiswa harus memahami sistem informasi laboratorium (SIL), yang berfungsi untuk mengelola data laboratorium secara efisien dan mempercepat proses pelayanan kepada pasien. Dengan adanya sistem informasi yang terintegrasi, proses diagnosis dapat dilakukan dengan lebih cepat, memungkinkan dokter untuk segera mengambil tindakan yang tepat.
” Lulusan TLM juga dituntut untuk memahami dan mematuhi standar nasional dan internasional dalam jaminan mutu laboratorium, yang meliputi akreditasi laboratorium. Hal ini penting untuk memastikan bahwa setiap hasil diagnosis yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan dan diakui secara global” Ujarnya.
Baca Juga : Luka Kronis Diabetes Picu Anemia yang Perparah Komplikasi Mikrovasular
Seminar SINEMSI 2025 berhasil menunjukkan bagaimana teknologi, khususnya DNA rekombinan, dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam mendukung kesehatan berkelanjutan. Dengan semakin majunya bioteknologi, dunia medis dapat semakin siap menghadapi berbagai tantangan kesehatan global.
Dosen pasca sarjana Universitas Muhammadiyah Semarang tersebut juga menuturkan ” Mahaiswa D4 TLM juga mempunyai peran dalam menjalankan roda perubahan untuk pemeriksaan di bioteknik”
Oleh karena itu, penting bagi laboratorium medis dan tenaga kesehatan untuk terus mengembangkan kompetensi dan memanfaatkan teknologi terbaru guna memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Melalui kolaborasi antara dunia akademik dan industri, kita berharap dapat menciptakan solusi yang lebih efisien, cepat, dan akurat dalam menangani berbagai penyakit infeksi yang semakin kompleks.
Dengan terlaksananya SINEMSI 2025 ynag diselenggarakan oleh D4 TLM Umsida, diharapkan mampu memperkuat dan memperkaya pengetahuan Mahasiswa, antara teori dibangku perkuliahan dengan praktik dilapangan.
Penulis : Novia