Fikes.Umsida.ac.id – Obat kumur alami berbahan dasar prebiotik buah naga menjadi terobosan potensial dalam menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit gusi.
Baca Juga : Potensi Ekstrak Daun Kersen sebagai Antidiabetes Alami yang Aman Jarang di Ketahui
Berdasarkan hasil uji laboratorium oleh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) dan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FKG Umsida), larutan prebiotik ini terbukti efektif melawan Porphyromonas gingivalis, membuka jalan menuju formulasi produk kesehatan mulut yang lebih aman dan ramah bagi tubuh.
Khasiat Prebiotik Buah Naga dalam Menangkal Bakteri Gusi
Penyakit periodontal, khususnya pada ibu hamil, menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan gigi dan mulut. Salah satu bakteri penyebab utamanya adalah Porphyromonas gingivalis, mikroorganisme Gram-negatif anaerob yang mampu memicu inflamasi hingga komplikasi sistemik seperti kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah.
Menanggapi hal tersebut, tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan uji laboratorium untuk mengetahui efektivitas larutan prebiotik dari buah naga terhadap pertumbuhan P. gingivalis. Penelitian dilakukan secara in vitro dengan metode difusi cakram pada media agar, menggunakan empat konsentrasi larutan prebiotik: 10%, 20%, 30%, dan 40%.
Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi prebiotik, semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan terhadap bakteri tersebut. Konsentrasi 40% tercatat memberikan daya hambat tertinggi dengan rerata diameter zona hambat sebesar 20,3 mm, yang dikategorikan sangat kuat (very strong). Temuan ini memperkuat potensi prebiotik buah naga sebagai agen antibakteri alami yang menjanjikan.
Kandungan Bioaktif Buah Naga dan Mekanisme Antibakterinya
Keampuhan larutan prebiotik buah naga tidak lepas dari kandungan senyawa bioaktif yang dimilikinya. Buah naga diketahui kaya akan flavonoid, polifenol, dan oligosakarida. Ketiga senyawa ini berperan penting dalam melawan bakteri patogen penyebab penyakit mulut.
Flavonoid bekerja dengan merusak membran sel bakteri dan menghambat enzim esensial, sedangkan polifenol mengganggu metabolisme bakteri serta mencegahnya menempel pada jaringan mukosa. Di sisi lain, oligosakarida sebagai komponen prebiotik mendorong pertumbuhan bakteri baik di rongga mulut, yang berkontribusi dalam menekan dominasi bakteri jahat seperti P. gingivalis.
Selain bersifat antibakteri, kandungan ini juga mendukung keseimbangan mikrobiota oral secara keseluruhan. Ini menjadikannya lebih unggul dibandingkan senyawa kimia sintetis seperti klorheksidin, yang meskipun efektif, kerap menimbulkan efek samping seperti perubahan warna gigi, iritasi mukosa, hingga ketidakseimbangan flora rongga mulut.
Dengan efek yang terbukti bersifat concentration-dependent, larutan prebiotik buah naga berpeluang besar diformulasikan lebih lanjut menjadi produk kesehatan mulut seperti obat kumur berbasis alami yang aman, terutama untuk populasi sensitif seperti ibu hamil.
Prospek Formulasi Obat Kumur Alami dari Riset Laboratorium ke Produk Nyata
Meski uji yang dilakukan masih bersifat in vitro, hasilnya membuka cakrawala baru dalam pengembangan produk perawatan gigi dan mulut yang lebih aman, alami, dan ramah lingkungan. Konsentrasi 40% menunjukkan hasil optimal dalam menghambat pertumbuhan P. gingivalis, menempatkannya pada posisi strategis sebagai bahan aktif utama dalam obat kumur alternatif.
Namun, langkah selanjutnya tidak kalah penting. Diperlukan uji praklinis dan klinis untuk memastikan efektivitas serta keamanannya pada manusia. Penelitian lanjutan juga perlu mengeksplorasi daya tahan, stabilitas senyawa aktif, dan efektivitas produk dibandingkan obat kumur berbahan dasar kimia.
Pengembangan formulasi juga sebaiknya mempertimbangkan kombinasi bahan pendukung lain yang kompatibel, pengujian tingkat iritasi, serta preferensi konsumen dalam hal rasa dan aroma. Dengan pendekatan multidisipliner, prebiotik buah naga berpotensi menjadi alternatif obat kumur unggulan, tidak hanya di pasar lokal tetapi juga global.
Fakultas Ilmu Kesehatan Umsida melalui riset ini menunjukkan komitmennya dalam mendukung inovasi berbasis sains yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Temuan ini tidak hanya berkontribusi bagi dunia akademik, tetapi juga membuka peluang pengembangan produk kesehatan preventif yang aplikatif dan berdampak luas.
Baca Juga : Keunggulan Penelitian Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil
Larutan prebiotik buah naga terbukti memiliki efek antibakteri kuat terhadap Porphyromonas gingivalis, terutama pada konsentrasi 40%. Potensi ini sangat relevan untuk dikembangkan menjadi bahan aktif alami dalam produk obat kumur, dengan keunggulan dari segi keamanan dan dukungan terhadap keseimbangan mikrobiota mulut. Penelitian lanjutan akan sangat penting untuk menjembatani temuan laboratorium menuju aplikasi klinis dan komersial yang lebih luas.
Sumber : Dwi W Indrawati
Penulis : Novia