Elektrolit

Elektrolit Klorida Mengalami Perubahan Signifikan Akibat Penundaan Pemeriksaan Serum

fikes.umsida.ac.id –  Dosen D-IV Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida), dalam hasil penelitian ditemukan bahwa penundaan waktu pemeriksaan serum dapat memengaruhi kadar elektrolit tertentu, khususnya klorida.

Baca Juga : Pelatihan SPGDT Tingkatkan Kesiapsiagaan Mahasiswa FIKES Umsida Hadapi Gawat Darurat

Temuan ini memberikan wawasan penting bagi laboran dan tenaga kesehatan mengenai pentingnya manajemen waktu dalam pengolahan sampel laboratorium. Akurasi hasil pemeriksaan laboratorium sangat menentukan keberhasilan diagnosis dan terapi klinis. Salah satu aspek yang sering diabaikan adalah durasi penyimpanan sampel sebelum dianalisis.

Penelitian ini tidak hanya memperkuat standar prosedur laboratorium, tetapi juga menjadi bukti bahwa mahasiswa dan dosen Fikes Umsida aktif berkontribusi dalam riset-riset aplikatif yang mendukung praktik laboratorium klinis yang presisi.

Elektrolit sebagai Penentu Keseimbangan Metabolisme Tubuh
Elektrolit
Sumber : AI

Elektrolit, seperti natrium (Na⁺) dan klorida (Cl⁻), memainkan peran vital dalam menjaga homeostasis tubuh. Natrium merupakan kation utama di cairan ekstraseluler yang berperan dalam mengatur tekanan osmotik dan volume darah. Sementara klorida adalah anion utama yang mendukung keseimbangan asam-basa serta fungsi ginjal. Ketidakseimbangan keduanya dapat berdampak pada gangguan saraf, tekanan darah, hingga fungsi organ vital.

Dalam kondisi ideal, pemeriksaan laboratorium elektrolit dilakukan segera setelah pengambilan darah. Namun, dalam praktik lapangan, sering terjadi keterlambatan akibat proses administrasi atau terbatasnya alat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penundaan waktu pemeriksaan memengaruhi hasil kadar natrium dan klorida serum.

Metodologi dan Hasil: Klorida Terpengaruh, Natrium Stabil

Penelitian menggunakan 32 sampel serum yang diperiksa secara bertahap pada waktu 0 jam, 3 jam, 5 jam, dan 7 jam setelah pengambilan. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar natrium relatif stabil, sementara kadar klorida mengalami peningkatan signifikan seiring lamanya penundaan.

  • Kadar natrium: dari 142,55 mmol/L (0 jam) menjadi 144,41 mmol/L (7 jam), namun tidak signifikan secara statistik (p = 0,987).

  • Kadar klorida: dari 97,66 mmol/L (0 jam) menjadi 107,55 mmol/L (7 jam), dan hasil ini signifikan secara statistik (p = 0,002).

Kenaikan kadar klorida diduga karena sifatnya yang lebih mudah terdistribusi antara plasma dan sel dibanding natrium, serta sensitivitas klorida terhadap perubahan suhu dan kondisi penyimpanan.

“Klorida memiliki kemampuan lebih besar untuk berdifusi, dan ini menjelaskan mengapa kadarnya berubah saat terjadi penundaan pemeriksaan. Faktor suhu, teknik penyimpanan, dan waktu sangat memengaruhi kestabilannya,” jelas dosen peneliti dari Fikes Umsida.

Penelitian ini menggunakan alat analisis otomatis (Microlab 300), reagen khusus, dan prosedur ketat untuk menjaga validitas data. Semua proses dilakukan di Laboratorium Kimia Klinik Fikes Umsida dengan protokol yang sesuai standar Good Laboratory Practice (GLP).

 Implikasi Klinis dan Relevansi untuk Praktik Laboratorium

Penelitian ini menegaskan bahwa kesalahan pada tahap pre-analitik—termasuk penundaan waktu—dapat menimbulkan hasil yang bias. Dalam konteks klorida, keterlambatan pemeriksaan hingga 7 jam dapat mengarah pada interpretasi yang keliru terhadap kondisi pasien, misalnya dianggap mengalami hiperkloremia padahal hasil tersebut merupakan artefak teknis.

“Laboratorium harus menetapkan batas maksimal waktu antara pengambilan dan pemeriksaan serum untuk elektrolit. Jika terpaksa ditunda, penyimpanan harus dilakukan di suhu 4°C dan segera dianalisis saat suhu kembali stabil,” saran tim dosen Fikes Umsida.

Penelitian ini juga relevan bagi mahasiswa dan praktisi laboratorium untuk lebih memahami pentingnya waktu, suhu, dan prosedur teknis dalam memperoleh hasil pemeriksaan yang akurat. Rekomendasi dari riset ini mencakup:

  • Pemeriksaan elektrolit, terutama klorida, sebaiknya dilakukan tidak lebih dari 2 jam setelah pengambilan sampel.

  • Jika tertunda, serum harus disimpan dalam kondisi dingin dan tidak langsung dianalisis dalam keadaan beku.

Baca Juga : Sampel dan Teknik Homogenisasi Variasi Penanganan pada Seluruh Darah Optimasi Hasil Pemeriksaan Hematologi

Penelitian dosen Fikes Umsida membuktikan bahwa penundaan pemeriksaan serum berpengaruh signifikan terhadap kadar klorida, namun tidak terhadap natrium. Hasil ini memperkuat pentingnya pengelolaan waktu dan suhu penyimpanan dalam prosedur laboratorium klinis, khususnya untuk pemeriksaan elektrolit.

Klorida, sebagai anion utama dalam cairan ekstraseluler, terbukti sangat sensitif terhadap kondisi penyimpanan. Oleh karena itu, akurasi hasil laboratorium sangat bergantung pada kepatuhan terhadap prosedur teknis. Penelitian ini memperkuat posisi Fikes Umsida sebagai institusi yang tidak hanya fokus pada pengajaran, tetapi juga aktif dalam riset aplikatif untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Melalui penelitian ini, diharapkan laboratorium-laboratorium klinik, mahasiswa TLM, dan tenaga kesehatan semakin menyadari pentingnya proses preanalitik sebagai fondasi utama keakuratan diagnosis pasien.

Sumber : Nurul Azizah

Penulis : Novia

Berita Terkini

Renal Data
Inovasi Fikes Umsida melalui Aplikasi Renal Data sebagai Penjaga Kualitas Layanan Hemodialisis di RS Muhammadiyah Lamongan
May 28, 2025By
SPGDT
Pelatihan SPGDT Tingkatkan Kesiapsiagaan Mahasiswa FIKES Umsida Hadapi Gawat Darurat
May 24, 2025By
inovasi handbook
Siapkan Prodi Profesi Fisioterapi dan Inovasi Handbook sebagai Pembelajaran Klinis , Fikes Umsida Gelar Diskusi Kolaboratif dengan RSUD R. T. Notopuro Sidoarjo
May 22, 2025By
Fi-Fest
Fi-Fest 2025: Kolaborasi Meningkatkan Prestasi Mahasiswa di Fikes Umsida
May 17, 2025By
Analisis Gas Darah
Kuliah Tamu D4 TLM Umsida Angkat Tema Analisis Gas Darah untuk Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa
May 10, 2025By
baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By
Low Back Pain
Angkat Edukasi tentang Low Back Pain, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Lomba
May 5, 2025By

Prestasi

baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By
Low Back Pain
Angkat Edukasi tentang Low Back Pain, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Lomba
May 5, 2025By
profesi bidan
Mahasiswa Profesi Bidan Fikes Umsida Siap Menjadi Tenaga Kesehatan Profesional dengan 100% Kompeten
April 22, 2025By
Torehkan Prestasi Nasional! Dziya Ulhaq Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara 1 Poster Edukasi Kesehatan Berbasis Visual dan Data
April 21, 2025By
doktor
Dosen FIKES Umsida Raih Gelar Doktor dalam Kebidanan dan Kesehatan Ibu-Anak, Siap Berkontribusi Lebih Besar untuk Dunia Pendidikan
March 5, 2025By
essay
Meraih Juara 2 Essay Ilmiah, Melalui Ajang Midwifery Student National Mahasiswa Fikes Siap Bersaing Tingkat Nasional
March 2, 2025By
Video Edukasi
Mahasiswi Fikes Umsida Sabet Juara 1 Lomba Video Edukasi Nasional di Midwifery Student Competition 2025
March 1, 2025By

Opini

Pancaroba
Waspadai Dampak Musim Pancaroba terhadap Kesehatan Kulit Berdasarkan Kajian Ilmiah Fikes Umsida
May 30, 2025By
tubuh mudah lelah
Tips Mencegah Tubuh Mudah Lemah, Fisioterapi Umsida ungkap Gerak Kecil Dampak Besar
May 23, 2025By
Kesehatan Jantung
Mulailah Merawat Kesehatan Jantung Sejak Dini, Dosen Fikes Umsida Ungkap Untuk Hidup Sehat yang Lebih Lama
May 6, 2025By
Kesehatan Global
Menjawab Tantangan Kesehatan Global Lewat Inovasi dan Mutu Pendidikan FIKES Umsida
April 19, 2025By
Insomnia
UMSIDA Tawarkan Keunggulan Akupresure untuk Atasi Insomnia dan Cetak Bidan Profesional
April 18, 2025By