Fikes.Umsida.ac.id -Penggunaan bahan pengawet dalam makanan sering kali menjadi isu kesehatan, terutama ketika bahan berbahaya seperti formalin digunakan secara tidak tepat. Formalin dapat menimbulkan berbagai efek buruk bagi tubuh manusia, mulai dari iritasi lambung hingga keracunan yang lebih serius. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar formalin dalam makanan adalah dengan menggunakan bahan alami.
Baca Juga: Fikes Umsida Gelar Ujian OSCE TLM Terstruktur dan Kompetensi Lengkap Buktikan Mutu Pendidikan
Penelitian menunjukkan bahwa sari daun pandan (Pandanus amarillifolius Roxb.) memiliki potensi sebagai solusi alami untuk menurunkan kadar formalin dalam makanan, khususnya pada cincau hitam.
Penelitian yang dilakukan oleh dosen Teknologi Laboratorium Medis Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (TLM Umsida), Galuh Ratmana Hanum, Syahrul Ardiansyah, Puspita Handayani akan membahas bagaimana penggunaan sari daun pandan dapat menjadi alternatif yang aman dan efektif untuk mengurangi kadar formalin pada cincau hitam, sekaligus memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan.
Pengenalan dan Masalah Penggunaan Formalin dalam Makanan

Formalin, atau formaldehid, adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai bahan pengawet dalam industri makanan untuk memperpanjang masa simpan produk. Penggunaan formalin dalam makanan, seperti cincau hitam, adalah praktik yang banyak ditemui di pasar tradisional, meskipun berbahaya bagi kesehatan.
Menurut penelitian, formalin dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, termasuk iritasi lambung, alergi, hingga risiko kanker.
Cincau hitam, yang populer sebagai hidangan penyegar, sering kali mengandung formalin untuk mempertahankan teksturnya dan memperpanjang masa simpannya. Namun, konsumsi makanan yang terkontaminasi formalin dapat menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang.
Oleh karena itu, penelitian yang mencari solusi alami untuk mengurangi kadar formalin dalam makanan sangat penting untuk menciptakan produk makanan yang lebih aman untuk dikonsumsi.
Salah satu solusi yang muncul adalah penggunaan sari daun pandan yang dikenal memiliki kandungan saponin, alkaloid, dan flavonoid yang berpotensi menurunkan kadar formalin dalam makanan.
Section 2: Potensi Sari Daun Pandan sebagai Pengurang Formalin
Penelitian yang dilakukan oleh para Dosen TLM Umsida menunjukkan bahwa sari daun pandan (Pandanus amaryllifolius Roxb.) dapat secara signifikan mengurangi kadar formalin dalam cincau hitam. Daun pandan mengandung saponin, yang memiliki sifat surfaktan, yang memungkinkan senyawa ini untuk mengikat formalin dan menurunkan konsentrasinya dalam makanan.
Dalam eksperimen yang dilakukan, cincau hitam direndam dalam sari daun pandan dengan konsentrasi 15%, 20%, dan 25%, serta variasi waktu perendaman 15, 30, 45, dan 60 menit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi sari daun pandan dan semakin lama waktu perendaman, semakin besar penurunan kadar formalin yang terjadi. Konsentrasi 25% dan waktu perendaman selama 60 menit terbukti menjadi kombinasi yang paling efektif, dengan penurunan kadar formalin mencapai 70,24%.
Selain itu, penggunaan sari daun pandan juga memberikan efek tambahan pada kualitas cincau hitam, seperti peningkatan kadar air dan karbohidrat.
Proses perendaman dengan sari daun pandan tidak hanya mengurangi formalin, tetapi juga meningkatkan kualitas tekstur cincau hitam, menjadikannya lebih sehat untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu, penggunaan daun pandan sebagai bahan alami untuk menurunkan kadar formalin adalah solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan keamanan pangan.
Manfaat dan Implementasi Penggunaan Sari Daun Pandan
Keamanan pangan adalah salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam industri makanan, terutama bagi konsumen yang rentan terhadap dampak buruk bahan pengawet seperti formalin.
Penggunaan sari daun pandan sebagai alternatif pengurang formalin menawarkan solusi alami yang tidak hanya efektif tetapi juga aman bagi kesehatan konsumen.
Sari daun pandan mengandung senyawa bioaktif yang dapat berfungsi sebagai agen pembersih alami dengan mengikat dan menurunkan kadar formalin tanpa merusak kualitas gizi makanan.
Selain itu, daun pandan mudah ditemukan dan relatif murah, menjadikannya pilihan yang sangat ekonomis untuk diterapkan dalam industri makanan, terutama pada produk yang memiliki masa simpan pendek, seperti cincau hitam.
Dari sisi industri, penggunaan daun pandan untuk mengurangi formalin dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan, karena mereka akan merasa lebih aman mengonsumsi makanan yang bebas dari bahan pengawet berbahaya.
Dengan semakin tingginya kesadaran konsumen terhadap isu kesehatan dan keamanan pangan, adopsi solusi alami seperti sari daun pandan dapat membantu perusahaan makanan untuk memenuhi standar kualitas dan regulasi yang semakin ketat.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa sari daun pandan bukan hanya efektif dalam menurunkan kadar formalin, tetapi juga memberikan manfaat tambahan dalam meningkatkan kualitas makanan.
Implementasi penggunaan sari daun pandan dalam pengolahan makanan dapat menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan pangan yang lebih aman dan sehat, sekaligus mendukung keberlanjutan produk makanan yang alami.
Baca Juga: Potensi Bromelin Bonggol Nanas sebagai Solusi Alami Pengendali Diabetes
Penggunaan sari daun pandan sebagai pengurang formalin pada makanan, terutama cincau hitam, menunjukkan potensi yang besar dalam meningkatkan keamanan pangan. Dengan konsentrasi 25% dan perendaman selama 60 menit, sari daun pandan mampu menurunkan kadar formalin secara signifikan hingga 70%.
Selain itu, manfaat tambahan seperti peningkatan kadar air dan karbohidrat juga memberikan dampak positif bagi kualitas makanan. Solusi alami ini dapat menjadi alternatif yang aman dan efektif untuk mengurangi penggunaan bahan pengawet berbahaya seperti formalin, sekaligus meningkatkan daya saing produk pangan yang lebih sehat di pasar.
Dengan penerapan penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan yang menggunakan bahan pengawet, serta mendukung keberlanjutan penggunaan bahan alami yang lebih aman bagi kesehatan.
Sumber: Galuh Ratna Hanum
Penulis: Novia