Fikes.umsida.ac.id – Tidak semua perjuangan berlangsung dalam sorotan. Sebagian besar justru tumbuh dalam kesunyian, di ruang-ruang sederhana, bersama sekelompok kecil orang yang tetap berjalan ketika yang lain memilih diam, inilah ruh dari kegiatan Titik Temu.
Diskusi yang mengangkat tema Titik Temu : Jalan Sunyi Para Penggerak , sukses diinisiasi oleh Bidang Kaderisasi dan Perkaderan (KPK) IMM Komisariat Avicenna Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida), Kamis, 29/05/2025, di ruang 402 GDM.
Mengangkat semangat dakwah bil hikmah, kegiatan ini menyasar sisi terdalam perjuangan kader. Bukan hanya soal visi dan strategi, tapi tentang ruang refleksi, tentang kelelahan, keraguan, bahkan kehilangan arah yang sering kali dialami oleh para penggerak. Kajian ini menjadi bentuk pendidikan gerakan dan intervensi komunitas bagi kader IMM agar tetap menyala di tengah sunyinya jalan dakwah.

Titik Temu sebagai Ruang Refleksi Kader IMM FIKES
Berbeda dari kajian-kajian sebelumnya yang kerap bertema sosial atau politik luar, Titik Temu justru hadir dengan pendekatan internal.
Ketua Bidang KPK IMM Avicenna menegaskan bahwa tema “Jalan Sunyi Para Penggerak” dipilih sebagai respons terhadap fenomena lesunya semangat kader dalam memaknai gerakan. Banyak mahasiswa, menurutnya, masih memandang organisasi hanya sebagai event organizer, bukan ruang pembentukan ruh perjuangan.
“Kami ingin menghadirkan ruang penguatan, bukan sekadar transfer ilmu. Titik Temu adalah ruang untuk saling bertemu dalam pengalaman dan perjuangan,” ujar ketua pelaksana.
Melalui forum ini, para kader dan pimpinan IMM diundang untuk tidak hanya mendengar, tapi juga menyuarakan kelelahan, kebingungan, atau bahkan kehilangan arah yang mereka rasakan selama berproses dalam organisasi.
Materi dipantik oleh Kak Fahmiyah, Menteri Agama BEM Umsida 2023/2024, yang membawa refleksi mendalam tentang nilai-nilai keikhlasan dalam pergerakan.
Rangkaian kegiatan berlangsung secara semi formal: mulai dari pembukaan, sambutan ketua umum, penyampaian materi, diskusi terbuka, tanya jawab, serta penyerahan cinderamata dan dokumentasi bersama. Meski diadakan saat hari libur nasional, antusiasme peserta tetap tinggi.
Gerakan Mahasiswa yang Menyentuh Aspek Spiritual dan Emosional
IMM sebagai gerakan mahasiswa Islam tidak hanya berdiri atas semangat intelektual, tetapi juga atas nilai-nilai spiritual dan emosional. Inilah yang menjadi inti dari kegiatan ini. Dakwah bil hikmah, menurut narasumber, adalah tentang menyentuh sisi terdalam manusia. Tidak harus lantang, tapi mampu menyadarkan. Tidak harus berisik, tapi menggerakkan dari dalam.
Diskusi ini memberikan pelajaran penting bahwa seorang penggerak IMM harus matang bukan hanya dalam ide dan program, tetapi juga dalam pemaknaan ruh pergerakan. Ketika seseorang merasa dikuatkan, dipahami, dan diberi ruang untuk berefleksi, semangatnya bisa tumbuh kembali—dari dalam.
“Kita harus sadar, Indonesia yang kaya ini masih dijajah secara budaya dan ekonomi. Di sinilah peran kita sebagai mahasiswa. IMM adalah penyambung lidah rakyat, dan agen perubahan yang membawa cita membangun masyarakat Islam sebenar-benarnya,” tegas ketua pelaksana.
Kegiatan ini juga menjadi bentuk dakwah yang lembut namun dalam. Melalui diskusi hangat, para kader diajak menyadari bahwa ketika Islam tidak dijadikan standar hidup, maka ketimpangan ekonomi, kebobrokan budaya, dan kebingungan arah akan terus terjadi.
Harapan Gerakan yang Tumbuh dari Kesadaran dan Kerja Sunyi
Salah satu tantangan utama dalam kegiatan ini adalah memastikan keterlibatan peserta di tengah suasana libur panjang dan keterbatasan teknis seperti kunci ruangan. Namun dengan komunikasi yang baik dan semangat yang tinggi dari panitia, semua dapat terlaksana dengan lancar.
“Harapan kami sederhana tapi besar. Semoga para kader dan pimpinan IMM Komisariat Avicenna bisa merasa ‘tertemukan’—baik dengan dirinya sendiri, sesama, maupun dengan semangat perjuangannya,” tutur salah satu pengurus IMM.
Dalam jangka panjang, program Titik Temu ini tidak hanya menjadi kegiatan insidental, melainkan menjadi model pendidikan kader yang menyentuh tiga aspek: intelektual, emosional, dan spiritual.
IMM Avicenna berharap program ini terus berlanjut dalam format yang lebih beragam dan menarik, dengan satu tujuan: membentuk kader IMM yang kuat akal, matang jiwa, dan teguh dalam idealisme.
Sebagaimana tema yang diangkat dalam agenda titik temu tersebut, jalan sunyi ini mungkin tidak selalu tampak. Tapi justru di jalan inilah, ruh perjuangan diuji dan dimaknai. Bahwa menjadi penggerak bukan tentang berdiri paling depan, tapi tentang tidak pernah berhenti berjalan, meski tidak dilihat.
Baca Juga : Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Secara Alami, Fikes Umsida Ungkap Pola Hidup Sehat yang Terbukti Efektif
Forum Titik Temu yang digagas IMM Komisariat Avicenna Fikes Umsida merupakan bentuk pendidikan kader dan intervensi komunitas berbasis nilai dakwah dan refleksi. Ia bukan sekadar ruang diskusi, tetapi juga ruang pertemuan batin, tempat kader menyadari kembali tujuan awal perjuangannya.
Diharapkan, kegiatan ini menjadi pemantik bagi gerakan mahasiswa Islam yang tidak hanya intelektual, tetapi juga matang spiritual dan siap menjadi agen perubahan bagi umat dan bangsa.
Penulis : Novia