Fikes.Umsida.ac.id – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) terus menunjukkan eksistensinya melalui aksi nyata di tengah masyarakat. Salah satu upaya strategis tersebut adalah partisipasi dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar di Marketing Box Perumahan Kahuripan Nirwana, Sidoarjo, pada Minggu (13/7/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda promosi terpadu untuk mendukung Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), sekaligus memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat.
Meningkatkan Citra Melalui Aksi Nyata Kolaboratif

Kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara tiga fakultas kesehatan di Umsida: Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Kedokteran Gigi. Ketiganya menghadirkan pelayanan kesehatan secara langsung dan menyeluruh, mulai dari pemeriksaan dasar hingga penyuluhan promotif.
Fikes Umsida secara khusus melibatkan seluruh program studi di bawah naungannya: D4 Teknik Laboratorium Medis (TLM), S1 Fisioterapi, Manajemen Informasi Kesehatan (MIK), dan S1 Kebidanan.
Wakil Dekan Fikes Umsida, Jamilatur Rohmah, S Si M Si menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda tahunan biasa, melainkan strategi peningkatan branding institusi yang berdampak langsung terhadap capaian PMB.
“Dengan mendatangi masyarakat di ruang publik seperti CFD, kami hadir lebih dekat dan memberi manfaat nyata. Inilah bentuk dari tridarma perguruan tinggi, terutama pengabdian yang membawa dampak langsung,” terangnya.
Pemeriksaan yang dilakukan pun dipilih dan disesuaikan dengan karakteristik pengunjung CFD yang sangat beragam. Dengan menjangkau segmen usia remaja hingga dewasa, kegiatan ini memberikan gambaran nyata tentang kapabilitas Fikes Umsida dalam pelayanan dan pendidikan kesehatan masyarakat.
Pemeriksaan Kesehatan Menyeluruh yang Tersusun Berdasarkan Kompetensi Prodi
Fikes Umsida mengatur pembagian peran dengan jelas sesuai bidang keilmuan masing-masing program studi. Prodi Kebidanan menangani pemeriksaan pada remaja, terutama indikator kesehatan awal seperti kadar hemoglobin (HB), lingkar lengan atas, dan tinggi badan yang berfungsi untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT).
Sementara itu, Prodi TLM memberikan pelayanan pemeriksaan kadar kolesterol, gula darah, asam urat, serta tekanan darah yang banyak diminati oleh pengunjung dewasa. Pemeriksaan ini menjadi sangat penting untuk deteksi dini penyakit metabolik yang sering diabaikan.
Di sisi lain, Prodi Fisioterapi menghadirkan pemeriksaan lebih mendalam seperti body composition, body age, fat mass, muscle mass, serta recovery menggunakan alat leg compression. Ini menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung yang ingin mengetahui kondisi tubuh secara lebih detail.
Tidak kalah penting, Prodi MIK memegang peran sentral dalam proses pencatatan data riwayat pemeriksaan secara digital. Dengan pendekatan sistematis, setiap pengunjung mendapatkan hasil yang terdokumentasi, baik untuk konsultasi lanjutan maupun pemantauan berkala. Dalam konteks akademik, praktik ini juga menjadi implementasi nyata pembelajaran mahasiswa MIK di bidang pencatatan dan pengelolaan informasi kesehatan masyarakat.
“Peran MIK dalam kegiatan seperti ini adalah vital. Bukan sekadar mencatat, tapi bagaimana informasi itu bisa digunakan kembali secara akurat dan berkesinambungan. Ini juga menunjukkan bahwa pengelolaan data kesehatan tidak hanya berlaku di rumah sakit, tapi juga dalam pelayanan masyarakat,” ujar Jamilatur Rohmah menambahkan.
Mengedukasi dan Meningkatkan Kesadaran Kesehatan Sekaligus Branding PMB

Meskipun kegiatan berlangsung dengan antusiasme tinggi, tim panitia tetap dihadapkan pada tantangan teknis, salah satunya keterbatasan alat seperti stik pemeriksaan. Untuk mengatasi hal ini, pemeriksaan dilakukan secara bertahap dalam beberapa sesi, agar tetap kondusif namun tetap melayani sebanyak mungkin pengunjung.
Hal menarik lainnya adalah antusiasme para pengunjung yang merasa sangat terbantu dengan adanya pemeriksaan ini. Banyak di antara mereka yang mengaku sudah lama tidak memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, dan merasa beruntung bisa mendapatkan layanan gratis sekaligus edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini menjadi bagian dari praktik keterampilan profesional, sekaligus membangun kepercayaan diri dan pengalaman di lapangan. Mereka tidak hanya menjadi peserta belajar, tetapi juga fasilitator pelayanan masyarakat yang sesungguhnya.
Menurut Jamilatur, kegiatan CFD menjadi ajang aktualisasi misi edukatif kampus, sekaligus ruang branding yang efektif. “Ketika masyarakat bisa merasakan langsung manfaat dari kehadiran kami, maka otomatis nama Umsida dan prodi-prodi di dalamnya akan melekat di benak mereka. Ini adalah branding yang organik dan membekas.”
Kegiatan seperti ini rutin dilakukan setiap tahun, terutama pada rentang Juni hingga Agustus yang bertepatan dengan periode aktif promosi PMB. Dengan pendekatan langsung ke masyarakat, diharapkan akan terjadi peningkatan awareness dan minat terhadap program studi di Fikes Umsida, termasuk Prodi MIK yang perannya semakin relevan di era digitalisasi kesehatan.
“Semoga dengan adanya kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di CFD ini bisa semakin mengenalkan Umsida dan Fikes khususnya. Serta masyarakat Sidoarjo bisa mendapatkan manfaat dari adanya kegiatan ini. Ada pemeriksaan gula darah, kolesterol, asam urat serta layanan Fisioterapi. Semuanya gratis dan bisa diakses oleh masyarakat” harap Dekan Fikes Umsida, Evi Renata S ST M Keb.
Baca Juga : Pengenalan Teknologi NAATs Mendorong Peningkatan Kompetensi Siswa SMK Kesehatan
Kegiatan CFD yang diinisiasi oleh Fikes Umsida bukan sekadar pemeriksaan kesehatan gratis, melainkan bentuk nyata kontribusi institusi terhadap masyarakat sekaligus strategi branding yang cerdas.
Dengan melibatkan semua program studi secara kolaboratif, kegiatan ini memperlihatkan kesiapan Fikes Umsida dalam memberikan pelayanan berbasis kompetensi, inovatif, dan berorientasi pada kebutuhan riil masyarakat.
Bagi Prodi MIK, keterlibatan dalam pencatatan data kesehatan masyarakat menjadi bukti nyata bahwa keahlian dalam manajemen informasi tidak hanya dibutuhkan di balik meja administrasi, tetapi juga di garis depan pelayanan publik. Inilah wujud implementasi pendidikan tinggi yang berpihak pada pengabdian, kualitas, dan kemajuan teknologi kesehatan.
Penulis : Novia