Fikes.umsida.ac.id – Remaja merupakan aset bangsa yang perlu dibekali kesadaran pentingnya menjaga postur tubuh sedari dini atau juga bisa disebut good posture. Program edukatif yang berlangsung berbasis kolaborasi antara dosen Fisioterapi Fikes Umsida dan sekolah berhasil menanamkan pentingnya postur yang baik untuk menunjang kualitas hidup dan produktivitas pelajar.
Baca Juga : Tips Mencegah Tubuh Mudah Lemah, Fisioterapi Umsida ungkap Gerak Kecil Dampak Besar
Dalam era digital yang membuat aktivitas remaja semakin banyak dilakukan dalam posisi duduk atau menatap gawai, risiko mengalami kelainan postur tubuh menjadi lebih tinggi.
Kurangnya kesadaran terhadap pentingnya postur tubuh yang benar (good posture) dapat memicu gangguan pada tulang belakang, terutama leher dan bahu. Melihat kondisi ini, tim dosen dari Program Studi D3 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) melakukan intervensi edukatif di SMA Muhammadiyah 03 Tulangan.
Penelitian ini mengangkat perspektif kolaboratif antara tenaga kesehatan dan institusi pendidikan dalam upaya preventif peningkatan kesehatan pelajar. Kolaborasi ini dilakukan melalui program edukasi kesehatan dan latihan fisik berbasis fisioterapi.
Pentingnya Intervensi Edukasi Kesehatan Good Posture di Sekolah

Remaja masa kini menghadapi tantangan gaya hidup sedentari banyak duduk, menatap layar, dan minim aktivitas fisik. Hal ini berdampak pada meningkatnya kasus forward head posture (FHP), yaitu kecenderungan kepala condong ke depan yang dapat memicu nyeri leher, bahu, bahkan kelainan tulang belakang jika dibiarkan.
Melalui hasil riset yang dilakukan Widi Arti dan tim dari Fikes Umsida, ditemukan bahwa sebagian besar pelajar di SMA Muhammadiyah 03 Tulangan memiliki kesadaran rendah terhadap postur tubuh yang benar. Sebelum edukasi dilakukan, hanya 5% siswa yang memiliki kesadaran baik terhadap postur tubuh, sementara 70% berada dalam kategori kurang sadar.
Maka dari itu, edukasi kesehatan berbasis fisioterapi hadir sebagai solusi intervensi dini. Para siswa dibekali pengetahuan tentang anatomi tubuh, risiko bad posture, serta dampak jangka panjangnya. Kegiatan dilengkapi dengan leaflet edukasi dan demonstrasi alat bantu postural zone untuk mengukur postur tubuh secara mandiri.
Model Kolaborasi Fisioterapis dan Guru Sekolah
Kekuatan program ini terletak pada sinergi antara tenaga ahli fisioterapi dan guru di sekolah. Guru dilibatkan melalui pemberian edukasi pasca-kegiatan siswa agar menjadi agen perpanjangan informasi. Leaflet berisi materi good posture dibagikan kepada semua guru dengan tujuan agar materi edukasi bisa diulang kembali secara berkala kepada siswa lain.
Kegiatan edukatif ini meliputi berbagai metode pembelajaran: ceramah interaktif, demonstrasi praktik, diskusi, dan sesi ice breaking. Latihan seperti Mckenzie Exercise, Forward Head Posture Exercise, dan Deep Neck Flexor Exercise diberikan kepada siswa untuk dipraktikkan di rumah secara mandiri. Hal ini memperkuat transfer pengetahuan sekaligus mengembangkan keterampilan praktis yang bermanfaat jangka panjang.
Metode partisipatif ini meningkatkan keterlibatan siswa: tercatat ada peningkatan pertanyaan siswa sebesar 50% setelah sesi edukasi berlangsung. Ini menandakan adanya rasa ingin tahu dan kesadaran yang tumbuh secara signifikan.
Dampak Program dan Rekomendasi Implementasi Lebih Luas
Keberhasilan program ini terlihat dari peningkatan pengetahuan siswa sebesar 50%, kesadaran postur yang membaik hingga 75%, serta peningkatan nilai pre-test dan post-test hingga 70%. Siswa tidak hanya lebih paham tentang good posture, tetapi juga menunjukkan motivasi untuk mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hasil riset ini menjadi bukti bahwa pendekatan kolaboratif antara tenaga kesehatan dan institusi pendidikan mampu menciptakan dampak nyata dalam perubahan perilaku remaja. Intervensi ini sangat cocok direplikasi di sekolah-sekolah lain, baik negeri maupun swasta, dengan penyesuaian terhadap kebutuhan masing-masing institusi.
Dosen Fikes Umsida juga merekomendasikan pengembangan materi edukasi dalam bentuk video pendek dan aplikasi monitoring good posture berbasis mobile, agar pelajar dapat memantau perbaikan posturnya secara berkelanjutan. Ke depan, Fikes Umsida siap menjadi mitra aktif dalam gerakan nasional membangun generasi sadar postur dan sehat tulang belakang.
Baca Juga : Anak Berkebutuhan KhususTerakses Fasilitas Ramah dan Teknologi Pendukung Modern
Kolaborasi antara dosen Fikes Umsida dan sekolah menengah atas dalam program edukasi good posture membuktikan bahwa intervensi dini dan edukasi berbasis fisioterapi efektif meningkatkan kesadaran remaja. Program ini tidak hanya bersifat edukatif, tetapi juga transformatif. Fokus pada intervensi postur remaja dan kolaborasi fisioterapis dan sekolah menjadi strategi branding Fikes Umsida sebagai institusi yang aktif membangun kesehatan generasi muda Indonesia.
Sumber : Widi Arti
Penulis : Novia