Bonggol nanas

Ekstrak Bonggol Nanas Terbukti Menurunkan Glukosa Darah Berdasarkan Uji Eksperimen TLM Umsida

Fikes.Umsida.ac.id – Program Studi D4 Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (TLM Fikes Umsida) telah melakukan penelitian yang menunjukkan hasil signifikan bahwa ekstrak bonggol nanas (Ananas comusus L.) mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan.

Baca Juga : Potensi Prebiotik Buah Naga sebagai Inovasi Obat Kumur Alami untuk Menjaga Kesehatan Gusi

Melalui temuan berdasarkan penelitian Mahasiswa, Ayu Rochmawati beerta Dosen, Syahrul Ardiansyah S Si M Si menjadi kontribusi ilmiah penting dalam pengembangan alternatif terapi antidiabetes berbasis herbal, dengan memanfaatkan kandungan enzim bromelin pada bagian bonggol nanas.

Potensi Bonggol Nanas sebagai Antidiabetes dari Kandungan Bromelin Alami

Diabetes mellitus menjadi salah satu penyakit metabolik kronis yang banyak menyerang masyarakat akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Berdasarkan data WHO, prevalensi penderita diabetes terus meningkat secara global dan menjadi penyebab kematian keempat tertinggi di dunia. Dalam konteks ini, pencarian alternatif pengobatan alami dan terjangkau menjadi semakin penting.

Salah satu bahan alami yang diteliti adalah bonggol nanas (Ananas comusus L.). Bagian ini diketahui mengandung enzim bromelin dalam jumlah tinggi. Bromelin sendiri merupakan enzim proteolitik yang telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi, imunomodulator, dan bahkan berpotensi sebagai antidiabetes.

Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Rochmawati dan Syahrul Ardiansyah dari TLM Fikes Umsida bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak bonggol nanas dalam menurunkan kadar glukosa darah tikus wistar yang telah diinduksi aloksan. Aloksan digunakan sebagai agen diabetogenik karena merusak sel β pankreas yang memproduksi insulin, menyebabkan kondisi hiperglikemia yang menyerupai diabetes tipe 1.

Enzim bromelin dalam bonggol nanas bekerja dengan cara memperbaiki sel β pankreas yang rusak dan membantu kerja insulin sehingga kadar glukosa darah dapat dikendalikan. Penelitian ini secara khusus memfokuskan pada perbedaan efektivitas ekstrak dengan konsentrasi bertingkat (25%, 50%, 75%, dan 100%) untuk mengetahui dosis paling optimal.

Hasil Penelitian Menunjukkan Penurunan Glukosa Signifikan Selama 14 Hari
Bonggol nanas
Sumber : AI

Penelitian eksperimental ini menggunakan 30 ekor tikus wistar jantan dewasa yang dibagi menjadi enam kelompok, yakni kontrol negatif, kontrol positif, serta empat kelompok perlakuan dengan variasi konsentrasi ekstrak bonggol nanas. Tikus-tikus tersebut terlebih dahulu diinduksi dengan aloksan untuk menciptakan kondisi hiperglikemia, kemudian diberikan perlakuan ekstrak selama 14 hari.

Data menunjukkan bahwa kadar glukosa darah meningkat drastis setelah pemberian aloksan, mencapai lebih dari 220 mg/dl, jauh di atas batas normal 70–110 mg/dl. Namun, setelah 14 hari perlakuan dengan ekstrak bonggol nanas, terjadi penurunan signifikan pada semua kelompok perlakuan, terutama pada kelompok dengan konsentrasi 100% (P4), yang menurunkan kadar glukosa sebesar 44 mg/dl.

Hasil uji statistik menggunakan metode Kruskal-Wallis dan Wilcoxon menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi ekstrak memiliki pengaruh bermakna terhadap penurunan kadar glukosa darah (p < 0,05). Artinya, semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin besar efek penurunannya terhadap kadar gula darah. Penurunan ini diyakini terkait erat dengan aktivitas biologis enzim bromelin dalam membantu fungsi sel pankreas.

Selain menurunkan kadar gula, bromelin juga terbukti menekan produksi sitokin proinflamasi seperti IL-2, sehingga turut membantu mengurangi komplikasi akibat peradangan yang sering terjadi pada penderita diabetes.

Relevansi dan Harapan Pengembangan Terapi Herbal di Dunia Kesehatan

Hasil penelitian dari TLM Fikes Umsida membuka peluang besar dalam pemanfaatan limbah pertanian seperti bonggol nanas sebagai sumber bahan aktif terapi antidiabetes. Selain efektif, bahan ini juga lebih ekonomis dan mudah diperoleh, sehingga berpotensi besar dikembangkan sebagai suplemen herbal di masa depan.

Ekstrak bonggol nanas dapat menjadi alternatif yang mendukung terapi konvensional, terutama bagi penderita diabetes yang mengalami resistensi insulin atau komplikasi peradangan kronis. Namun demikian, diperlukan penelitian lanjutan pada skala yang lebih besar dan uji klinis pada manusia untuk memastikan efektivitas dan keamanannya.

Temuan ini juga memperkuat posisi Prodi TLM Fikes Umsida sebagai institusi yang tidak hanya aktif dalam kegiatan praktikum dan pelayanan laboratorium kesehatan, tetapi juga produktif dalam menghasilkan riset aplikatif yang memberi kontribusi langsung bagi masyarakat.

Dengan laboratorium modern, kurikulum berbasis praktik, dan dukungan riset berkelanjutan, TLM Fikes Umsida terus mencetak lulusan yang tidak hanya andal dalam analisis laboratorium, tetapi juga peka terhadap potensi lokal dan inovasi berbasis herbal untuk solusi kesehatan masyarakat.

Baca Juga : Ekstrak Daun Kelor dan Daun Tin Terbukti Efektif Bunuh Jentik Nyamuk Aedes aegypti

Penelitian mengenai aktivitas antidiabetes ekstrak bonggol nanas oleh TLM Fikes Umsida membuktikan bahwa inovasi lokal bisa menjadi jawaban atas tantangan kesehatan global. Melalui pendekatan ilmiah dan eksperimental yang terukur, penelitian ini berhasil menunjukkan manfaat bromelin dalam menurunkan glukosa darah secara signifikan. Ke depan, riset-riset seperti ini perlu terus dikembangkan agar dunia kesehatan semakin inklusif terhadap potensi alam Indonesia sebagai sumber terapi yang murah, alami, dan efektif.

Sumber : Syahrul Ardiansyah

Penulis : Novia

Berita Terkini

Dosen Umsida Terjun Menjadi Relawan Bencana di Aceh
December 26, 2025By
Rektor Umsida Tegaskan Sumpah Profesi sebagai Fondasi Profesionalisme Lulusan FIKES
December 18, 2025By
Puluhan Lulusan FIKES Umsida Resmi Disumpah, Siap Berkiprah sebagai Tenaga Kesehatan Profesional
December 17, 2025By
Hospital Visit D4 MIK Umsida di RS Saiful Anwar: Mahasiswa Pelajari Implementasi Rekam Medis Elektronik
December 10, 2025By
Inovasi Laboratorium Umsida Mencuri Perhatian dalam Diseminasi Nasional KILab 2025
December 8, 2025By
Mengenal Dunia Kesehatan Lebih Dekat: School Visit FIKES Umsida Hadir di SMK Pandaan
November 26, 2025By
Mahasiswa Kebidanan Umsida Perdalam Pemeriksaan EKG Lewat Fieldtrip di RS Rahman Rahim
November 20, 2025By
UMSIDA Ciptakan Aplikasi SAINS SKATE SUPPORT, Lolos 10 Besar KISI 2025
November 14, 2025By

Prestasi

Kisah Perjalanan Maura Aulia Ismail Menjadi Lulusan Terbaik MIK Umsida
December 27, 2025By
Prestasi Nasional, Mahasiswa TLM Umsida Sabet Juara 1 Poster PKM-RE PIMTANAS
December 24, 2025By
Berani Mencoba, Chika Sabet Perak di Taekwondo KBPP POLRI Jatim Cup 3
December 23, 2025By
Mahasiswa Kebidanan Umsida Sabet Juara 2 Taekwondo KBPP POLRI Jatim Cup 3
December 22, 2025By
Bangkit Setelah Vakum 5 Tahun, Bima Arief Maulana Raih Juara 1 Taekwondo KBPP POLRI Jatim Cup 3
December 21, 2025By
Dari Aktivis Kampus hingga Lulusan Terbaik, Kisah Naziyah Cahya Pratiwi
December 20, 2025By
Nela Akhmalia Jadi Lulusan Terbaik Kebidanan Umsida, Inilah Kisah Perjalanannya
December 19, 2025By
UMSIDA Menang Juara 1 KISI 2025 Berkat Aplikasi SAINS SKATE SUPPORT
November 27, 2025By

Opini

Viral di Media Sosial, Dekan FIKES Umsida Ungkap Bahaya Pengasuhan Bayi yang Salah
December 25, 2025By
Organisasi Profesi Dukung Lulusan FIKES Umsida Hadapi Tantangan Kesehatan
December 18, 2025By
Anak Muda Mudah Lelah, Gaya Hidup atau Masalah Kesehatan?
December 16, 2025By
FIKES UMSIDA Dorong Kesadaran Karier Bidang Kesehatan di SMA Kemala Bhayangkari 3 Porong
December 11, 2025By
3 Tips Masuk Kuliah Kebidanan agar Bisa Menjadi Bidan Profesional
October 30, 2025By