Fikes.Umsida.ac.id – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) kembali menunjukkan komitmennya terhadap mutu pendidikan dengan menyelenggarakan Ujian OSCE bagi mahasiswa profesi kebidanan, Sabtu, (12/07/2025) di Gedung Fakultas Kedokteran, Laboratorium OSCE Center. Ujian ini dirancang untuk mengukur kompetensi klinis secara objektif dan terstruktur, serta menjadi evaluasi yang sesuai standar nasional kebidanan.
Baca Juga: Edukasi Kesehatan Remaja Pondok An Nur oleh Fikes Umsida, Tingkatkan Kesadaran Hidup Sehat
Ujian OSCE Disusun Terstruktur untuk Uji Kompetensi Profesional Mahasiswa

Objective Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan salah satu metode evaluasi berbasis praktik klinik yang diterapkan secara sistematis untuk menguji kesiapan mahasiswa kebidanan sebelum benar-benar terjun ke lapangan sebagai tenaga profesional.
Di Fikes Umsida, ujian OSCE dilaksanakan secara ketat sesuai standar kebidanan, dengan total 10 station atau stase yang harus dilalui oleh mahasiswa secara bergiliran.
Dari 10 stase tersebut, delapan digunakan untuk ujian praktik dengan penguji, dan dua sisanya digunakan untuk istirahat. Setiap peserta menghadapi urutan stase yang sama agar proses penilaian berlangsung adil dan merata.
Stase tersebut meliputi berbagai tahapan penting dalam pelayanan kebidanan, seperti masa antara kehamilan dan persalinan (Stase 1), hamil normal (Stase 2), hamil patologi (Stase 3), persalinan normal (Stase 4), persalinan patologi (Stase 6), masa nifas (Stase 7), kasus bayi (Stase 8), serta pelayanan Keluarga Berencana atau KB (Stase 9).
Di setiap stase, mahasiswa harus menyelesaikan empat komponen penting, yaitu anamnesis atau penggalian informasi melalui komunikasi langsung dengan pasien, pemberian KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) atau bimbingan konseling, pelaksanaan tindakan klinis sesuai prosedur, dan menunjukkan perilaku profesional.
Sikap profesional ini termasuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak, menjaga etika komunikasi, serta memastikan keselamatan pasien.
OSCE sebagai Evaluasi Objektif dan Tantangan Mahasiswa dalam Pelaksanaan
Setiap mahasiswa diberikan waktu total 10 menit di setiap station, 1 menit membaca soal, 8 menit untuk mengerjakan tindakan, dan 1 menit perpindahan ke station berikutnya. Seluruh soal dan rubrik penilaian telah disusun secara terstandar dan disepakati oleh tim dosen kebidanan Umsida.
Sebelum hari pelaksanaan, semua dosen penguji turut melakukan review dan evaluasi ulang terhadap soal agar valid dan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
OSCE kali ini diikuti oleh sepuluh mahasiswa profesi kebidanan dalam satu sesi, dan seluruhnya melalui skenario ujian yang sama. Hal ini memungkinkan terciptanya penilaian yang adil dan konsisten karena setiap mahasiswa berada dalam alur ujian yang identik.
Namun, pelaksanaan OSCE bukan tanpa tantangan. Mahasiswa kerap mengalami kesulitan dalam memahami soal secara menyeluruh dan kurang fokus saat pelaksanaan tindakan. Beberapa di antaranya juga kurang mampu menyusun langkah kerja secara runtut sesuai prosedur.
Hal ini diperparah oleh kebiasaan mahasiswa yang lebih banyak berada di lapangan praktik, sehingga terkadang lupa teori yang telah dipelajari, atau menjumpai kasus di lapangan yang sedikit berbeda dengan buku teks.
“Tantangan mahasiswa bukan hanya soal mengingat teori, tapi bagaimana mereka mampu menyesuaikan antara teori dan realitas praktik di lapangan,” jelas Hesti Widowati, selaku koordinator Ujian OSCE.
Oleh karena itu, ujian OSCE menjadi sarana penting untuk menyelaraskan kembali pemahaman mahasiswa antara standar teori dan praktik yang terstruktur.
OSCE sebagai Evaluasi Berkelanjutan Menuju Lulusan Kebidanan Berkualitas
Dalam pelaksanaannya, ujian OSCE dirancang bukan hanya sebagai ujian, tetapi juga sebagai metode evaluasi yang berkelanjutan. Setiap angkatan akan mendapatkan modifikasi soal sesuai perkembangan ilmu kebidanan dan kebutuhan tenaga kesehatan.
Hal ini dilakukan agar materi yang diujikan tetap relevan dengan praktik nyata dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan terkini.
Ke depan, meskipun saat ini ujian OSCE masih dilaksanakan secara lokal di Umsida, terdapat wacana penerapan OSCE secara nasional. Dengan pelaksanaan yang terstandar dan penilaian berbasis rubrik objektif, diharapkan OSCE dapat menjadi alat ukur yang valid dalam menentukan kelulusan mahasiswa dari sisi keterampilan praktik, bukan hanya pengetahuan teoritis.
Harapannya, OSCE menjadi metode evaluasi yang tidak hanya efektif, tetapi juga benar-benar mampu mengukur kompetensi mahasiswa kebidanan secara objektif dan menyeluruh. Dengan sistem seperti ini, Fikes Umsida berkomitmen mencetak lulusan kebidanan yang profesional, terampil, dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja.
Baca Juga: Olahraga Teratur Terbukti Efektif Mengurangi Dismenorea pada Remaja Putri
Penyelenggaraan Ujian OSCE di Prodi S1 dan Profesi Kebidanan Fikes Umsida membuktikan keseriusan institusi dalam menjamin kualitas pendidikan dan kesiapan lulusan. Dengan pendekatan evaluasi yang terstruktur dan berbasis kompetensi, mahasiswa tidak hanya diuji dari sisi kemampuan teknis, tetapi juga integritas profesional dan etika praktik. Ini menjadi bekal penting dalam mencetak bidan-bidan unggul yang siap mengabdi dengan ilmu, sikap, dan keterampilan yang terstandar.
Sumber : Hesti Widowati
Penulis : Novia