fikes.umsida.ac.id – Dengan semangat belajar dan kreativitas yang tak terbendung, Dziya Ulhaq, mahasiswa Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ( Fikes Umsida), berhasil menorehkan prestasi gemilang di ajang National Health Education Competition 2025 yang diselenggarakan oleh STIKES Ar Rum.
Melalui karya poster edukatif bertema kesehatan, Dziya meraih Juara 1 tingkat nasional, membuktikan bahwa perpaduan antara pengetahuan kesehatan dan kemampuan desain visual bisa menjadi senjata ampuh untuk menyuarakan isu kesehatan kepada masyarakat luas.
Lomba yang Menggabungkan Visual, Data, dan Kesadaran Kesehatan
National Health Education Competition (NHEC) merupakan ajang bergengsi tahunan yang mengangkat isu-isu strategis di bidang kesehatan melalui media edukatif seperti poster, video, dan desain infografis. Pada kompetisi yang digelar mulai 5 Februari hingga 16 Maret 2025 ini, peserta dari berbagai institusi pendidikan di Indonesia diundang untuk menuangkan gagasan mereka dalam bentuk karya visual yang mengedukasi dan inspiratif.
Dziya Ulhaq menjelaskan bahwa tantangan utama dalam kompetisi ini adalah bagaimana menyederhanakan informasi medis yang kompleks menjadi pesan visual yang mudah dipahami, tetapi tetap akurat.
“Kita berhadapan dengan audiens yang sangat beragam, jadi tidak bisa asal desain. Harus ada strategi dalam memilih kata, ilustrasi, hingga warna agar tetap menarik sekaligus bermakna,” ujarnya.
Dengan latar belakang sebagai mahasiswa fisioterapi, Dziya Ulhaq memilih topik yang sangat relevan, yakni kesadaran akan hipertensi pada usia muda. Tema ini dipilih karena ia melihat banyak anak muda yang mulai abai terhadap gaya hidup sehat, padahal risikonya sudah mengintai sejak dini.
Dari Riset hingga Visual, Semua Dimulai dari Proses dan Ketekunan

Dziya Ulhaq tak hanya unggul dalam ide, tetapi juga proses pengerjaannya yang sistematis dan berbasis data. Ia memulai dengan riset mendalam menggunakan sumber resmi seperti Kementerian Kesehatan RI dan jurnal ilmiah terkini. Setelah itu, ia menyusun kerangka isi, menyaring data penting, dan mulai mengembangkan konsep visual dengan memperhatikan aspek estetika dan fungsionalitas.
“Saya percaya desain bukan hanya soal estetik, tapi juga bagaimana kita bisa menghidupkan informasi yang mungkin awalnya membosankan jadi lebih komunikatif,” jelasnya.
Warna, ilustrasi, dan penempatan elemen dalam poster disusun dengan prinsip desain yang seimbang. Ia memastikan bahwa pesan utama bahwa hipertensi bisa menyerang siapa saja, termasuk anak muda—tersampaikan dengan kuat namun tetap ringan. Poster tersebut juga menyisipkan tips gaya hidup sehat sebagai bagian dari edukasi preventif.
Yang menarik, ini bukan kali pertama Dziya Ulhaq menjuarai lomba serupa. “Sebelumnya saya juga pernah ikut lomba desain kesehatan dan Alhamdulillah juga mendapat Juara 1. Jadi ini semacam tantangan pribadi untuk bisa melampaui capaian sebelumnya,” ujarnya dengan senyum bangga.
Prestasi yang Menjadi Inspirasi dan Cerminan Potensi Dziya Ulhaq Mahasiswa Fikes Umsida
Saat diumumkan sebagai juara pertama, Dziya Ulhaq mengaku sempat kaget dan langsung bersyukur. Bagi dia, kemenangan ini bukan semata soal piala atau sertifikat, tetapi tentang pembuktian bahwa ilmu yang ia pelajari selama ini bisa diaplikasikan secara nyata dan bermanfaat untuk masyarakat.
“Yang bikin bahagia itu bukan cuma menangnya, tapi karena saya tahu karya saya bisa menyampaikan pesan penting yang bisa menyentuh banyak orang,” ucapnya.
Dziya Ulhaq juga membagikan tips tentang bagaimana ia mengatur waktu antara kuliah, lomba, dan aktivitas lainnya. Ia menyebut kunci utamanya adalah prioritas dan kedisiplinan.
“Biasanya saya manfaatkan malam hari atau akhir pekan buat desain. Capek itu pasti, tapi saya selalu ingat alasan kenapa saya mulai. Itu yang bikin tetap semangat.”
Dziya Ulhaq menyampaikan juga pesan penting kepada mahasiswa fisioterapi lainnya: “Jangan takut mencoba. Kompetisi seperti ini bukan cuma soal menang, tapi juga tentang kontribusi kita dalam menyebarkan informasi kesehatan yang benar dan bermanfaat. Kita ini punya potensi besar, tinggal bagaimana kita berani mengasah dan menunjukkannya.”
Baca Juga: Skrining dan Diskusi Fisioterapi Umsida Tingkatkan Performa Atlet Sepatu Roda Sidoarjo
Prestasi yang diraih oleh Dziya Ulhaq menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa Fikes Umsida tidak hanya unggul dalam aspek akademik, tetapi juga mampu berinovasi dan berkontribusi secara kreatif dalam penyebaran informasi kesehatan. Dengan pendekatan visual yang edukatif, Dziya menunjukkan bahwa edukasi kesehatan bisa disampaikan dengan cara yang lebih dekat, komunikatif, dan berdaya guna.
Fikes Umsida, sebagai institusi yang mendukung penuh kreativitas mahasiswa, akan terus memfasilitasi potensi mahasiswa melalui berbagai kegiatan akademik dan non-akademik. Semangat dan dedikasi seperti yang ditunjukkan oleh Dziya adalah cerminan dari karakter unggul lulusan FIKES Umsida—profesional, adaptif, dan berorientasi pada solusi masyarakat.