fikes.umsida.ac.id- Siapa sangka, selada merah (Lactuca sativa var. Crispa) yang biasa kita temukan dalam salad atau lalapan ternyata menyimpan khasiat luar biasa dalam dunia kesehatan. Riset terbaru dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) mengungkapkan bahwa ekstrak selada merah memiliki potensi sitotoksik yang dapat digunakan dalam pengembangan obat antikanker. Dengan metode uji BSLT (Brine Shrimp Lethality Test), penelitian ini berhasil mengidentifikasi kandungan metabolit sekunder yang berperan dalam efek sitotoksik terhadap sel kanker.

1. Kandungan Metabolit Sekunder dalam Selada Merah
Tanaman herbal telah lama dipercaya memiliki senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian ini menguji kandungan metabolit sekunder dalam selada merah menggunakan berbagai pelarut, di antaranya etanol, metanol, etil asetat, dan n-heksana.
Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak Lactuca sativa var. Crispa kaya akan senyawa aktif, seperti:
- Flavonoid → Berperan sebagai antioksidan dan antikanker.
- Tanin → Mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.
- Saponin → Berfungsi sebagai imunostimulan dan antimikroba.
- Steroid & Triterpenoid → Membantu dalam aktivitas sitotoksik terhadap sel abnormal.
- Alkaloid → Senyawa bioaktif yang memiliki efek antikanker dan antiinflamasi.
Menariknya, kandungan ini berbeda pada setiap jenis ekstrak. Misalnya, ekstrak etanol memiliki kandungan flavonoid tertinggi, sedangkan ekstrak n-heksana menunjukkan bioaktivitas sitotoksik yang paling kuat.
2. Uji Sitotoksik: Mengungkap Potensi Antikanker
Untuk menguji apakah Lactuca sativa var. Crispa dapat digunakan sebagai kandidat obat antikanker, para peneliti menggunakan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test). Metode ini mengukur tingkat toksisitas suatu ekstrak terhadap larva Artemia salina Leach, yang sering digunakan sebagai model awal dalam pengujian antikanker.
Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana memiliki nilai LC50 paling rendah, yaitu 170,115 ppm, dibandingkan dengan ekstrak lainnya. Semakin rendah nilai LC50, semakin tinggi potensi toksisitas ekstrak terhadap sel kanker. Dengan kata lain, ekstrak n-heksana selada merah memiliki efek sitotoksik yang lebih kuat dibandingkan ekstrak etanol, metanol, dan etil asetat.
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa selada merah memiliki potensi besar dalam terapi antikanker, meskipun masih diperlukan penelitian lanjutan pada sel kanker manusia sebelum dapat dikembangkan menjadi obat herbal modern.
3. Peluang Lactuca sativa var. Crispa sebagai Tanaman Obat Masa Depan
Saat ini, dunia medis terus mencari alternatif pengobatan kanker yang lebih alami dan minim efek samping. Lactuca sativa var. Crispa, yang selama ini dikenal sebagai sayuran sehat, kini mulai dilirik sebagai sumber senyawa bioaktif potensial untuk terapi kanker.
Beberapa keuntungan dari pengembangan selada merah sebagai tanaman obat antara lain:
- Mudah dibudidayakan → Tumbuh di berbagai daerah, termasuk di Indonesia.
- Ramah lingkungan → Tidak memerlukan bahan kimia sintetis yang berbahaya.
- Potensi sebagai bahan baku farmasi → Bisa diekstraksi menjadi obat herbal berbasis bioaktif.
Namun, sebelum benar-benar bisa digunakan sebagai terapi kanker, selada merah masih perlu melewati serangkaian uji klinis lebih lanjut. Jika hasilnya positif, bukan tidak mungkin di masa depan kita akan menemukan obat kanker berbasis ekstrak selada merah!
Penelitian ini membuka wawasan baru bahwa selada merah bukan sekadar sayuran biasa, tetapi juga memiliki potensi sebagai tanaman obat dengan efek sitotoksik yang menjanjikan. Dengan kandungan flavonoid, tanin, dan saponin, ekstrak selada merah terbukti menunjukkan aktivitas terhadap Artemia salina Leach, yang bisa menjadi langkah awal dalam pengembangan terapi antikanker berbasis bahan alami.
Sebagai bagian dari inovasi di bidang kesehatan, penelitian seperti ini perlu terus dikembangkan agar dunia medis memiliki lebih banyak pilihan pengobatan alami yang efektif dan aman. Jadi, siapa tahu di masa depan, selada merah bukan hanya untuk salad, tetapi juga sebagai obat penyembuh kanker?
Sumber : UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK SELADA MERAH (Lactuca sativa var.
Crispa) PADA BERBAGAI PELARUT EKSTRAKSI DENGAN METODE BSLT
(Brine Shrimp Lethality Test)
Penulis: Novia