KUTU

Meningkatkan Kualitas Sediaan Awetan Kutu Kepala: Inovasi dalam Penggunaan Perendaman KOH dan Pemanasan

fikes.umsida.ac.id- Dalam dunia parasitologi, penelitian terhadap ektoparasit seperti Pediculus humanus capitis (kutu kepala) sangat penting untuk memahami morfologi dan karakteristik kutu yang menjadi penyebab penyakit kulit kepala.

Baca Juga: Layanan Kesehatan yang Lebih Efisien dengan Inovasi Tracking Rekam Medis Menggunakan Teknologi Barcode

Sebuah penelitian inovatif yang dilakukan di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) berhasil menemukan metode baru untuk meningkatkan kualitas sediaan awetanPediculus humanus capitis. Melalui perendaman KOH 10% dan berbagai variasi suhu pemanasan, penelitian ini menawarkan solusi untuk mempermudah pengamatan morfologi kutu yang lebih jelas dan akurat.

 Tantangan dalam Pembuatan Sediaan Awetan Kutu Kepala

Kutu kepala, meskipun sering dianggap masalah kesehatan yang sepele, sebenarnya memiliki dampak besar terutama pada anak-anak. Untuk mempelajari Pediculus humanus capitis, salah satu metode yang digunakan adalah pembuatan sediaan awetan. Namun, banyak laboratorium medis yang menghadapi kendala dalam membuat sediaan kutu kepala yang dapat menunjukkan morfologi dengan jelas, terutama karena eksoskeletonPediculus humanus capitis yang keras dan sulit diobservasi.

Penyimpanan manual dan pengelolaan Pediculus humanus capitis untuk penelitian sering kali membutuhkan waktu yang lama, dan kualitas sediaan yang dihasilkan sering kali tidak memadai untuk pengamatan yang mendalam. Perendaman menggunakan KOH 10% dapat mengurangi ketebalan eksoskeleton Pediculus humanus capitis sehingga memudahkan pengamatan, tetapi diperlukan proses tambahan seperti pemanasan untuk menghasilkan sediaan dengan kualitas yang lebih baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah tersebut dengan menguji pengaruh suhu pemanasan yang berbeda selama perendaman KOH 10%. Tujuannya adalah untuk menemukan suhu pemanasan yang optimal yang menghasilkan sediaan Pediculus humanus capitis dengan transparansi yang baik, warna yang jelas, dan morfologi yang utuh.

 Metodologi dan Hasil Penelitian

Proses Penelitian:

kutu
Sumber AI

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan melibatkan sampel kutu kepala dari stadium dewasa. Proses penelitian dimulai dengan perendaman kutu dalam KOH 10% selama 30 menit, dengan variasi suhu pemanasan yang berbeda: 60°C, 70°C, 80°C, dan 90°C. Setelah itu, kualitas sediaan diamati berdasarkan:

  1. Kejernihan sediaan,

  2. Warna sediaan,

  3. Keutuhan morfologi kutu kepala.

Hasil Penelitian:

  • Suhu 60°C menghasilkan sediaan yang cukup baik, tetapi warna sediaan masih sedikit gelap dan eksoskeleton tidak sepenuhnya menipis.

  • Suhu 70°C memberikan hasil yang terbaik, dengan sediaan yang sangat jelas, transparansi tinggi, dan morfologi kutu yang sangat baik. Tiga dari enam sediaan menunjukkan kualitas optimal, sementara sisanya cukup baik.

  • Suhu 80°C menghasilkan sediaan yang lebih transparan, tetapi beberapa bagian tubuh kutu terlihat tidak utuh, dan transparansi sedikit menurun.

  • Suhu 90°C menghasilkan sediaan yang buruk, di mana banyak bagian tubuh kutu yang rusak, menunjukkan bahwa suhu terlalu tinggi bisa merusak struktur morfologi kutu.

Berdasarkan analisis statistik uji Kruskal-Wallis, suhu 70°C ditemukan sebagai suhu yang optimal dengan hasil yang paling efektif dalam meningkatkan kualitas sediaan awetan kutu kepala.

 Implikasi dan Manfaat Penelitian dalam Pengembangan Laboratorium Medis

Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode perendaman KOH 10% pada suhu 70°C, kita dapat menghasilkan sediaan Pediculus humanus capitis yang lebih berkualitas dan mudah diamati. Temuan ini memberikan manfaat besar dalam bidang parasitologi dan mikroskopi, terutama dalam meningkatkan teknik laboratorium yang digunakan untuk penelitian Pediculus humanus capitis dan parasit lainnya.

Manfaat Temuan ini:

  1. Meningkatkan Kualitas Pengamatan: Dengan menggunakan suhu yang optimal, sediaan kutu menjadi lebih jelas dan transparan, memungkinkan para peneliti untuk mengidentifikasi karakteristik morfologi kutu secara lebih rinci.

  2. Efisiensi Waktu dan Sumber Daya: Proses pembuatan sediaan menjadi lebih cepat dan efisien, yang penting untuk laboratorium yang memiliki banyak sampel untuk dianalisis.

  3. Penerapan pada Penelitian Parasitologi Lainnya: Metode ini tidak hanya berlaku untuk kutu kepala, tetapi juga dapat digunakan untuk ektoparasit lain, memperluas cakupan penelitian parasitologi.

Peluang untuk Pengembangan Lebih Lanjut:

Temuan ini juga membuka jalan untuk penelitian lanjutan, baik dalam memperbaiki teknik sediaan untuk parasit lainnya maupun dalam menguji keamanannya pada spesimen lain. Penelitian lebih lanjut akan berguna dalam pengembangan fitofarmaka atau produk berbasis herbal yang dapat digunakan untuk mengatasi infestasi Pediculus humanus capitis.

Baca Juga: Akupresure Jadi Keunggulan Prodi Kebidanan UMSIDA untuk Atasi Insomnia dan Cetak Tenaga Kesehatan Unggul

Penelitian ini memberikan insight baru dalam fiksasi Pediculus humanus capitis, dengan menggunakan perendaman KOH 10% pada suhu 70°C, yang menghasilkan sediaan yang lebih baik dan mudah diobservasi. Inovasi ini memberikan kontribusi penting bagi dunia laboratorium medis dan penelitian parasitologi, meningkatkan akurasi identifikasi Pediculus humanus capitis serta mempercepat proses penelitian.

Sumber : Nurul Azizah

Berita Terkini

Inovasi Laboran FIKES Umsida: Mannequin Akupresur Cerdas Diperkenalkan di KILab 2025
October 29, 2025By
Laboran MIK Umsida Torehkan Prestasi Lewat Inovasi Pembelajaran Berbasis Augmented Reality
October 28, 2025By
Kompak dan Membanggakan, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Tingkat Jawa Timur
October 27, 2025By
kupang
Inovasi dari Limbah Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Torehkan Prestasi Nasional lewat Obat Luka Diabetes
October 18, 2025By
IPE
Fikes Umsida Hadirkan Inovasi IPE untuk Cetak Tenaga Kesehatan Kolaboratif dan Humanis
October 17, 2025By
turi putih
Mengungkap Pengaruh Ekstrak Bunga Turi Putih terhadap Keseimbangan Elektrolit Ginjal
October 14, 2025By
NYERI
Kompres Dingin Bantu Redakan Nyeri Carpal Tunnel Syndrome Secara Efektif
October 12, 2025By
workshop srikandi
FIKES UMSIDA Gelar Workshop SRIKANDI Hadirkan Inovasi Sistem Terpadu untuk Pengelolaan Praktikum Digital
October 10, 2025By

Prestasi

Laboran MIK Umsida Torehkan Prestasi Lewat Inovasi Pembelajaran Berbasis Augmented Reality
October 28, 2025By
Kompak dan Membanggakan, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Tingkat Jawa Timur
October 27, 2025By
kupang
Inovasi dari Limbah Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Torehkan Prestasi Nasional lewat Obat Luka Diabetes
October 18, 2025By
paramitha
Paramitha Amelia Peneliti Terbaik Umsida dengan Riset Aktivitas Fisik dan Risiko Depresi Remaja
September 21, 2025By
nurul
Nurul Azizah Dosen Kebidanan Umsida Torehkan Publikasi Scopus Terbaik Life Science
September 20, 2025By
widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By

Opini

3 Tips Masuk Kuliah Kebidanan agar Bisa Menjadi Bidan Profesional
October 30, 2025By
mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By