modisco

Posyandu Bukan Sekadar Imunisasi, Temukan Manfaat Besarnya!

Fikes.Umsida.ac.id– Rendahnya kunjungan orang tua ke Posyandu setelah anak menyelesaikan imunisasi dasar menjadi perhatian serius. Penelitian terbaru Program Studi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menemukan bahwa persepsi manfaat (perceived benefits) adalah faktor dominan yang menentukan partisipasi orang tua.

Baca Juga: Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio

“Semakin tinggi pemahaman orang tua tentang manfaat Posyandu, semakin besar pula kecenderungan mereka untuk hadir secara rutin,” ungkap peneliti.

Posyandu dan Tantangan Partisipasi Orang Tua
IMUNISASI
Sumber: AI

Posyandu telah lama menjadi ujung tombak layanan kesehatan berbasis masyarakat. Mulai dari imunisasi, pemantauan gizi, pemberian vitamin, hingga edukasi kesehatan dilakukan secara berkesinambungan.

Namun, riset ini mengungkapkan fakta bahwa kunjungan orang tua menurun drastis setelah anak melewati usia enam bulan. Data tahun 2023 menunjukkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Pasuruan baru mencapai 53,72 persen.

“Sebagian besar orang tua hanya aktif ketika anak masih bayi, terutama pada fase imunisasi dasar. Setelah itu, intensitas kunjungan mulai berkurang,” jelas tim peneliti.

Padahal, Posyandu tidak hanya penting untuk imunisasi, melainkan juga untuk memastikan tumbuh kembang balita tetap terpantau. Kondisi ini mencerminkan masih adanya kesenjangan pemahaman di masyarakat tentang peran Posyandu pasca-imunisasi dasar.

Faktor pendidikan dan ekonomi turut memengaruhi tingkat partisipasi. Riset mencatat bahwa keluarga dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dan kondisi ekonomi lebih baik cenderung lebih rutin memanfaatkan layanan Posyandu.

Hal ini memperkuat argumen bahwa partisipasi tidak hanya terkait akses, tetapi juga dengan kesadaran dan persepsi manfaat layanan kesehatan.

Persepsi Manfaat Imunisasi sebagai Faktor Dominan

Dari enam variabel Health Belief Model (HBM) yang diuji, hanya persepsi manfaat yang terbukti signifikan berhubungan dengan keaktifan orang tua.

Analisis statistik menunjukkan nilai p = 0,027 dengan korelasi positif meskipun dalam kategori lemah (r = 0,283). “Artinya, semakin tinggi persepsi manfaat yang dirasakan, semakin besar peluang orang tua hadir ke Posyandu,” terang peneliti.

Lebih dari setengah responden (57,4 persen) memiliki persepsi manfaat tinggi terhadap Posyandu. Mereka menilai layanan ini sangat penting untuk imunisasi lanjutan, pemantauan tumbuh kembang, dan pemberian vitamin A.

Namun, masih ada 36,1 persen responden dengan persepsi rendah, yang menandakan sebagian orang tua belum benar-benar memahami fungsi strategis Posyandu setelah imunisasi dasar selesai.

Temuan ini sejalan dengan teori HBM yang dikemukakan Rosenstock (1974) bahwa persepsi manfaat adalah faktor kunci dalam mendorong perilaku kesehatan preventif. “Kesadaran orang tua bahwa Posyandu mampu memberikan manfaat nyata bagi kesehatan anak akan menjadi motivasi kuat untuk hadir secara konsisten,” tambah peneliti.

Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor lain seperti kerentanan (susceptibility), tingkat keparahan (severity), hambatan (barriers), isyarat tindakan (cues to action), maupun efikasi diri (self-efficacy) tidak berpengaruh signifikan terhadap partisipasi. Hal ini semakin menegaskan pentingnya menekankan manfaat konkret Posyandu dalam strategi peningkatan partisipasi masyarakat.

Strategi Meningkatkan Partisipasi melalui Edukasi Manfaat

Berdasarkan hasil riset, langkah yang paling mendesak adalah memperkuat pemahaman orang tua tentang manfaat Posyandu. “Upaya edukasi harus lebih menekankan pada pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak setelah imunisasi dasar selesai,” ujar peneliti.

Edukasi ini bisa dilakukan melalui penyuluhan langsung oleh kader, media digital, maupun program kampanye komunitas.

Strategi lain adalah memberikan pengalaman positif di Posyandu. Misalnya, menghadirkan area ramah anak, menyediakan layanan tambahan seperti konseling gizi atau psikologi perkembangan, serta memastikan fasilitas selalu tersedia. Dengan begitu, orang tua akan merasakan manfaat nyata dan terdorong untuk datang kembali.

Pemanfaatan teknologi juga bisa menjadi terobosan. Digitalisasi monitoring melalui aplikasi atau SMS reminder dapat menjadi pengingat rutin bagi orang tua.

“Ketika orang tua menerima pesan otomatis tentang jadwal Posyandu, peluang kehadiran mereka akan meningkat,” jelas peneliti.

Dengan memfokuskan intervensi pada persepsi manfaat, diharapkan Posyandu tidak hanya dipandang sebagai tempat imunisasi, tetapi sebagai pusat layanan kesehatan anak yang komprehensif.

Hal ini akan memperkuat citra Posyandu sekaligus mendukung misi pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.

Baca Juga: Manajemen Nyeri Postpartum Lebih Efektif Berkat Health Science Seminar Fikes Umsida

Riset Program Studi Kebidanan Umsida menegaskan bahwa persepsi manfaat adalah faktor dominan yang menentukan partisipasi orang tua di Posyandu pasca-imunisasi dasar.

“Meningkatkan kesadaran tentang manfaat konkret Posyandu merupakan kunci untuk mendorong keterlibatan orang tua secara berkelanjutan,” simpul peneliti.

Oleh karena itu, strategi branding Posyandu harus berfokus pada edukasi manfaat, pengalaman layanan yang menyenangkan, dan inovasi digital. Dengan demikian, Posyandu akan tetap menjadi pilihan utama masyarakat dalam menjaga kesehatan dan tumbuh kembang anak secara berkesinambungan.

Sumber: Evi Rinata

Penulis: Novia

 

Berita Terkini

kupang
Inovasi dari Limbah Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Torehkan Prestasi Nasional lewat Obat Luka Diabetes
October 18, 2025By
IPE
Fikes Umsida Hadirkan Inovasi IPE untuk Cetak Tenaga Kesehatan Kolaboratif dan Humanis
October 17, 2025By
turi putih
Mengungkap Pengaruh Ekstrak Bunga Turi Putih terhadap Keseimbangan Elektrolit Ginjal
October 14, 2025By
NYERI
Kompres Dingin Bantu Redakan Nyeri Carpal Tunnel Syndrome Secara Efektif
October 12, 2025By
workshop srikandi
FIKES UMSIDA Gelar Workshop SRIKANDI Hadirkan Inovasi Sistem Terpadu untuk Pengelolaan Praktikum Digital
October 10, 2025By
Elektronik
Rekam Medis Elektronik Tingkatkan Efisiensi Administrasi Kesehatan di Era Digital
October 3, 2025By
pembekalan
Pembekalan Profesi Bidan Umsida 2025 Siapkan Mahasiswa Jadi Tenaga Kesehatan Andal dan Humanis
September 29, 2025By
Fortama
Fortama Fikes Umsida 2025, Cetak Generasi Sehat, Tangguh, dan Siap Mengabdi
September 27, 2025By

Prestasi

kupang
Inovasi dari Limbah Kupang, Mahasiswa TLM Umsida Torehkan Prestasi Nasional lewat Obat Luka Diabetes
October 18, 2025By
paramitha
Paramitha Amelia Peneliti Terbaik Umsida dengan Riset Aktivitas Fisik dan Risiko Depresi Remaja
September 21, 2025By
nurul
Nurul Azizah Dosen Kebidanan Umsida Torehkan Publikasi Scopus Terbaik Life Science
September 20, 2025By
widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By
baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By

Opini

mahasiswa baru
Simak Tips Mahasiswa Baru Fisioterapi dengan Cepat Beradaptasi
October 1, 2025By
latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By
Artikel ilmiah
Tangani Keseleo dengan Tepat, Intervensi Fisioterapi Cegah Risiko Cedera Kronis
July 6, 2025By