fikes.umsida.ac.id – Dalam upaya mencetak mahasiswa kesehatan yang sigap dan terampil menghadapi kondisi darurat, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) melalui BEM Fikes menggelar Pelatihan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).
Baca Juga : Kuliah Tamu D4 TLM Umsida Angkat Tema Analisis Gas Darah untuk Tingkatkan Kompetensi Mahasiswa
Pelatihan yang sukses dilangsungkan pada Sabtu, 24 Mei 2025. Mengangkat tema “Membangun Sistem Respon Cepat untuk Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu”, kegiatan ini wajib diikuti oleh mahasiswa semester 2 dan 4 dan diselenggarakan di Aula GKB 5 Kampus 2 Umsida.

Acara ini menghadirkan dua narasumber ahli di bidang kegawatdaruratan, yakni Ayu Mufidah, S S Kep Ners (Koordinator PSC 119 DINKES Sidoarjo) dan M. Arif Hidayatullah (anggota PMI Kota Pasuruan sekaligus pengurus BEM FIKES). Kegiatan ini dirancang tidak hanya memberikan teori, tetapi juga sesi praktik langsung tentang CPR, pembidaian, hingga evakuasi darurat.
“Kami ingin mahasiswa Fikes Umsida benar-benar paham bagaimana bertindak cepat dan tepat saat menghadapi kejadian gawat darurat, baik dalam skala kecil seperti kecelakaan rumah tangga hingga bencana alam,” jelas Ayu Mufidah dalam pemaparannya.
Kolaborasi Panitia dan Pemateri Wujudkan Pelatihan SPGDT yang Terstruktur
Pelatihan ini merupakan hasil kerja keras kolaboratif seluruh panitia, pemateri, dan dukungan penuh dari pihak kemahasiswaan Fikes. Ketua pelaksana, Dani, menyampaikan bahwa persiapan kegiatan ini dilakukan secara matang dan penuh koordinasi.
“Kami menyiapkan konsep secara terstruktur, mulai dari penyusunan materi praktik, pemilihan pemateri yang kompeten, hingga distribusi informasi kepada mahasiswa. Target peserta kami fokuskan pada semester 2 dan 4 agar mereka memiliki bekal pengetahuan sejak dini,” ujar dani.
Lebih lanjut, ia menjelaskan alasan pemilihan pemateri:
“Pemateri dari PSC 119 kami pilih karena mereka ahli dalam bidang kegawatdaruratan sesuai cakupan SPGDT. Sementara narasumber dari PMI kami pilih karena beliau juga anggota BEM FIKES dan memiliki pengalaman praktik langsung dalam kegiatan penanggulangan bencana.”
Dalam sesi praktik, mahasiswa diberikan pengalaman lapangan yang konkret, termasuk bagaimana merespon korban kecelakaan dengan pendekatan evakuasi yang benar dan pemberian pertolongan pertama yang tepat.

Para peserta pelatihan SPGDT sangat antusias, terutama saat memasuki sesi praktik. Mahasiswa tampak aktif mencoba teknik CPR, membebat luka, dan memindahkan korban simulasi sesuai prosedur SPGDT.
“Pelatihan ini benar-benar membuka wawasan kami. Awalnya saya tidak tahu bagaimana cara benar memberikan bantuan napas atau memindahkan korban, sekarang jadi paham dan percaya diri,” ucap salah satu peserta dari Prodi Keperawatan.
Keberhasilan acara ini juga tak lepas dari peran Umi Khoirun Nisak SKM M Epid, selaku Kepala Seksi Kemahasiswaan Fikes Umsida, yang memberikan dukungan penuh sejak awal hingga akhir kegiatan.
“Support dari Bu Umi sangat luar biasa. Beliau selalu hadir dalam setiap rapat persiapan, memberikan bimbingan teknis, dan menyemangati kami untuk menyusun acara ini dengan profesional,” tutur Dani dengan penuh apresiasi.
Di akhir sesi, panitia memberikan link evaluasi melalui Google Form untuk menampung kesan dan pesan peserta. Evaluasi ini digunakan sebagai dasar refleksi dan perbaikan kegiatan SPGDT di tahun berikutnya.
“Kami ingin menjadikan SPGDT sebagai pelatihan berkelanjutan yang bisa menjadi budaya di lingkungan Fikes Umsida. Karena ilmu gawat darurat tidak hanya penting untuk mahasiswa keperawatan, tetapi juga bagi semua profesi kesehatan,” tambah M. Arif Hidayatullah selaku pemateri sekaligus panitia.
Dampak dan Keberlanjutan Program SPGDT
Melalui pelatihan SPGDT ini, Fikes Umsida menunjukkan komitmennya untuk mempersiapkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga terampil dalam praktik lapangan. Pengetahuan tentang sistem respon cepat tidak hanya dibutuhkan dalam rumah sakit, tetapi juga sangat relevan untuk diterapkan di lingkungan masyarakat sebagai bentuk peran aktif mahasiswa dalam mitigasi bencana dan pertolongan pertama.
“Lingkungan masyarakat kita perlu lebih banyak orang yang paham penanganan gawat darurat. Dengan pelatihan ini, mahasiswa bisa menjadi agen edukasi di komunitasnya,” jelas Ayu Mufidah.
Dari pelatihan ini, peserta memperoleh pengalaman praktik, ilmu baru, e-sertifikat, serta kesadaran akan pentingnya sigap dalam kondisi kritis. Ini sejalan dengan misi Fikes Umsida dalam mencetak tenaga kesehatan yang berwawasan luas dan berjiwa tanggap darurat.
Baca Juga : Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Secara Alami, Fikes Umsida Ungkap Pola Hidup Sehat yang Terbukti Efektif
Pelatihan SPGDT Fikes Umsida 2025 bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi sebuah langkah strategis untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan tanggap darurat yang aplikatif. Kegiatan ini memperkuat nilai-nilai profesionalisme, kolaborasi, dan kepedulian sosial yang menjadi pilar pendidikan di Fikes Umsida. Dengan dukungan penuh dari dosen, kemahasiswaan, serta narasumber yang berkompeten, pelatihan ini diharapkan menjadi program unggulan berkelanjutan dalam membentuk lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kesehatan dan kemanusiaan.
Penulis : Novia