Fikes.umsida.ac.id – Kehamilan seringkali disertai dengan berbagai macam keluhan, mulai dari mual, muntah, pusing, hingga gangguan tidur. Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, akupresur bisa menjadi salah satu pilihan terapi komplementer yang aman dan efektif bagi ibu hamil. Namun, perlu diperhatikan bahwa meskipun akupresur cenderung aman, terdapat beberapa titik yang tidak boleh ditekan selama masa kehamilan, terutama sebelum kehamilan mencapai usia cukup bulan.
Apa Itu Akupresur?
Menurut Siti Cholifah SST MKeb kaprodi S1 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menjelaskan bahwa, akupresur merupakan salah satu bentuk terapi yang berasal dari pengobatan tradisional Tiongkok. Teknik ini melibatkan pemijatan pada titik-titik tertentu di tubuh yang dipercaya dapat merangsang aliran energi, atau “chi”, sehingga tubuh dapat kembali seimbang. Berbeda dengan akupunktur yang menggunakan jarum, akupresur hanya memanfaatkan tekanan jari atau alat khusus pada titik-titik tersebut.
Baca juga: KKNT BKKBN UMSIDA dan Kader Posyandu: Dorong Kesehatan Anak di Desa Tambak Kalisogo
Bagi ibu hamil, ini bisa menjadi solusi yang efektif untuk meredakan berbagai keluhan fisik tanpa menggunakan obat-obatan kimia, yang seringkali dikhawatirkan dapat membahayakan janin. Namun, tetap penting untuk memahami titik mana saja yang aman dan mana yang harus dihindari selama masa kehamilan.
Titik-Titik Akupresur yang Aman untuk Ibu Hamil
Selama kehamilan, terdapat beberapa titik akupresur yang aman dan dapat membantu meredakan gejala yang sering dialami. Salah satu keluhan umum pada ibu hamil adalah mual dan muntah, terutama di trimester pertama. Pada titik PC 6, yang terletak di pergelangan tangan bagian dalam, telah terbukti efektif dalam mengurangi mual dan muntah. Banyak riset telah mendukung efektivitas titik ini dalam mengatasi masalah tersebut, sehingga sering digunakan oleh ibu hamil yang mengalami morning sickness.
Selain itu, titik ST 36 yang terletak di bawah lutut juga dapat membantu mengatasi gangguan pencernaan seperti kembung dan mual. Pemijatan pada titik ini juga dapat meningkatkan energi dan stamina, terutama bagi ibu hamil yang merasa lelah dan lesu.
Untuk ibu hamil yang mengalami gangguan tidur, titik EX-HN3 atau dikenal juga dengan nama Yintang, yang berada di antara kedua alis, serta HT 7 yang terletak di pergelangan tangan bagian dalam dekat pangkal tangan, bisa menjadi solusi. Pemijatan pada kedua titik ini dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan, sehingga tidur menjadi lebih nyenyak.
Titik-Titik Akupresur yang Harus Dihindari Selama Kehamilan
Meskipun hal ini dapat memberikan banyak manfaat bagi ibu hamil, ada beberapa titik yang sebaiknya dihindari karena bisa menimbulkan kontraksi rahim sebelum waktunya. Dua titik yang paling dikenal dan harus dihindari adalah LI 4 dan SP 6. LI 4 berada di antara ibu jari dan jari telunjuk, sedangkan SP 6 berada di atas mata kaki bagian dalam. Kedua titik ini diketahui dapat merangsang kontraksi rahim, yang berpotensi membahayakan kehamilan jika dilakukan sebelum janin mencapai usia cukup bulan.
Baca juga: Keberhasilan Program Studi D4 TLM UMSIDA, 100% Kelulusan Uji Kompetensi
Selain itu, ibu hamil dengan kondisi tertentu juga sebaiknya menghindarinya. Misalnya, ibu yang sedang dalam kondisi emosi yang labil, depresi, atau sangat marah sebaiknya menunda melakukan terapi ini. Selain itu, kondisi fisik seperti kelemahan akibat muntaber, perdarahan pasca persalinan, atau kelainan anatomi seperti patah tulang atau masalah jantung juga harus diperhatikan. Jika merasa terlalu lelah atau sedang berpuasa, akupresur pada titik staminah atau titik lain yang aman seperti pagi hari dapat membantu meningkatkan energi tanpa menimbulkan efek buruk.
Melakukan Akupresur Secara Mandiri
Salah satu keuntungan akupresur adalah kemudahannya untuk dilakukan secara mandiri di rumah tanpa perlu bantuan profesional. Ibu hamil bisa melakukannya sendiri dengan syarat memahami titik-titik yang tepat dan memperhatikan kondisi tubuh mereka. Pemijatan biasanya dilakukan dengan memberikan tekanan lembut pada titik yang sesuai selama 2 hingga 5 menit, tergantung pada keluhan yang dirasakan.
Jika ibu hamil mengalami mual, misalnya, mereka bisa memijat titik PC 6 di pergelangan tangan bagian dalam. Untuk mengatasi rasa lelah atau kembung, pijatan di titik ST 36 bisa menjadi solusi. Namun, yang paling penting adalah selalu memperhatikan tanda-tanda tubuh. Jika setelah melakukan akupresur timbul rasa tidak nyaman, sebaiknya segera dihentikan dan konsultasikan dengan tenaga kesehatan.
Akupresur Tanpa Perlu Konsultasi Dokter
Meskipun akupresur bisa dilakukan secara mandiri tanpa perlu konsultasi dokter, ibu hamil tetap perlu memahami kondisi tubuh dan berhati-hati dalam melakukannya. Pahami titik-titik yang aman dan hindari titik-titik yang dapat memicu kontraksi sebelum kehamilan cukup bulan. Bagi mereka yang belum pernah mencoba akupresur sebelumnya, ada baiknya berkonsultasi dengan terapis akupresur profesional atau tenaga kesehatan yang berpengalaman dalam menangani ibu hamil.
Selain membantu meredakan mual dan muntah, akupresur juga bermanfaat untuk meredakan nyeri. Salah satu titik yang sering digunakan adalah “Yes Point,” yaitu titik yang dirasakan di area tempat nyeri muncul. Misalnya, jika ibu hamil merasakan nyeri di punggung, akupresur bisa dilakukan pada titik di area punggung tersebut untuk meredakan rasa sakit.
Akupresur juga bisa membantu mengatasi gangguan lain yang sering dialami ibu hamil, seperti pusing, kembung, dan stres. Dengan melakukan pijatan yang tepat, ibu hamil dapat merasa lebih rileks dan nyaman, sehingga membantu menjaga kesehatan tubuh dan pikiran selama masa kehamilan.
Kegiatan ini bisa menjadi terapi komplementer yang aman dan efektif bagi ibu hamil untuk mengatasi berbagai keluhan seperti mual, muntah, nyeri, hingga gangguan tidur. Namun, sangat penting untuk mengetahui titik-titik mana yang aman dan mana yang harus dihindari, terutama sebelum kehamilan mencapai usia cukup bulan. Meskipun akupresur bisa dilakukan secara mandiri, ibu hamil tetap perlu memperhatikan kondisi fisik dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika perlu.
Penulis: Ayunda H