fikes.umsida.ac.id – Angka kematian ibu (MMR) adalah salah satu indikator utama keberhasilan sistem kesehatan di sebuah negara. Di Indonesia, meskipun telah ada berbagai upaya, angka kematian ibu tetap tinggi, mencapai 7.389 orang pada tahun 2021. Penyebab utama kematian ibu meliputi komplikasi kehamilan seperti hipertensi, perdarahan, dan infeksi. Untuk mengatasi masalah ini, salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah Continuity of Care (COC).
Baca Juga: Pemakaian Sabun Antiseptik dan Dampaknya terhadap Kesehatan Reproduksi Wanita, Wanita Wajib Tahu!
COC adalah model perawatan kebidanan yang melibatkan hubungan berkelanjutan antara ibu dan bidan dari masa pra-kehamilan hingga pasca-persalinan. Program ini bertujuan untuk memberikan perawatan yang menyeluruh, mulai dari kehamilan, persalinan, masa nifas, hingga keluarga berencana (KB), dengan tujuan utama mengurangi angka kematian ibu dan bayi serta meningkatkan kesejahteraan ibu.
Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) menggarisbawahi pentingnya data yang didokumentasikan dengan menggunakan SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Plan) untuk memastikan bahwa setiap aspek dari perawatan kebidanan dipantau dengan cermat. Dokumentasi yang terstruktur memungkinkan pemantauan yang lebih akurat dan memastikan bahwa setiap intervensi dilakukan sesuai dengan standar medis yang berlaku. Dengan demikian, COC dapat memperkuat proses evaluasi dan penanganan kasus-kasus kebidanan yang lebih kompleks.
Layanan COC Kebidanan Komprehensif yang Diterapkan pada Ibu Hamil
Perawatan Kebidanan untuk Ibu Hamil
Pada 6 Agustus 2024, ibu F, seorang wanita hamil usia 29 tahun, menjalani kunjungan ANC (Antenatal Care) di RSU ‘Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan Sidoarjo. Pada trimester ketiga kehamilannya, ibu F mengeluhkan sakit punggung, kram perut, dan sesak napas. Pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa kondisi ibu dan janin dalam keadaan normal. Mengingat gejala tersebut, dilakukan intervensi berupa prenatal yoga dan kompres hangat untuk meredakan sakit punggung, serta pengajaran kepada ibu tentang cara mengevaluasi kontraksi kehamilan.
Di kunjungan berikutnya, pada 10 September 2024, ibu F mengeluhkan ketidaknyamanan perut bagian bawah dan kurang nafsu makan. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil yang normal, dan dilakukan edukasi terkait tanda-tanda persalinan serta pentingnya istirahat yang cukup.
Proses Persalinan dan Penanganan Kelahiran
Pada 8 Oktober 2024, ibu F datang ke rumah sakit dengan kontraksi teratur dan telah mengeluarkan lendir bercampur darah. Dengan hasil pemeriksaan fisik yang menunjukkan pembukaan serviks 5 cm, persalinan dilanjutkan. Pada pukul 19.30 WIB, bayi laki-laki dengan berat 3.200 gram lahir secara spontan dengan APGAR score 8-9-10. Proses persalinan berjalan lancar tanpa komplikasi, dan ibu menerima perawatan sesuai dengan prosedur standar persalinan normal.
Perawatan Pasca-persalinan dan Layanan Keluarga Berencana
Setelah melahirkan, ibu F mengalami rasa sakit pada jahitan perineum, yang merupakan hal fisiologis dalam proses pemulihan. Layanan pasca-persalinan yang diberikan termasuk pendidikan tentang perawatan luka perineum, pentingnya ambulas, dan nutrisi yang tepat. Setelah 6 hari pasca-persalinan, ibu F melaporkan bahwa produksi ASI lancar dan rasa sakit pada jahitan berkurang. Pada kunjungan keluarga berencana yang dilakukan pada 16 Oktober 2024, ibu F memilih IUD sebagai metode kontrasepsi untuk mengatur kelahiran berikutnya.
Mengoptimalkan Perawatan Ibu dan Bayi untuk Masa Depan yang Lebih Sehat
Layanan kebidanan komprehensif, yang mencakup Continuity of Care (COC), terbukti efektif dalam mendukung kesejahteraan ibu dan bayi dari masa kehamilan hingga pasca-persalinan. Dengan menggunakan pendekatan yang berkesinambungan dan berbasis pada pendidikan serta tindakan preventif seperti prenatal yoga dan pemantauan yang teliti, program ini berkontribusi signifikan dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi, serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini mendukung penerapan Continuity of Care (COC) sebagai model layanan kesehatan yang tidak hanya memperhatikan kebutuhan medis, tetapi juga kesejahteraan fisik dan mental ibu serta bayi. Dengan berfokus pada pendekatan yang lebih personal, pendidikan berkelanjutan, dan pemantauan yang konsisten, COC berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada penurunan angka kematian ibu dan bayi serta peningkatan kualitas pendidikan kesehatan masyarakat.