Fikes.umsida.ac.id – Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) terus membuktikan komitmennya dalam peningkatan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak. Salah satu inovasi unggulan yang lahir dari Program Studi Profesi Bidan Fikes Umsida adalah penerapan metode Continuity of Care (COC) yang terbukti efektif mendukung keberhasilan menyusui dini.
Baca Juga : Tips Aman bagi Ibu Hamil Konsumsi Daging Kurban Selama Idul Adha
Melalui studi kasus mendalam pada pasien Ny. M di RSU Al-Islam HM Mawardi, penerapan metode ini menunjukkan hasil signifikan dalam mengatasi hambatan menyusui pada hari-hari pertama pascamelahirkan.
Penerapan metode Continuity of Care menjadi perhatian utama karena cakupannya yang komprehensif, mulai dari kehamilan trimester akhir, persalinan, perawatan bayi baru lahir, masa nifas, hingga perencanaan keluarga.
Hasil penelitian oleh dosen Fikes Umsida, Hesty Widowati dan Rosalina Septi Arceliya akan membahas keunggulan metode tersebut dalam tiga aspek penting: kesinambungan pelayanan, intervensi inovatif berupa pijat akupresur, serta dampaknya terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Pelayanan Berkelanjutan yang Terstruktur dan Terstandar
Metode Continuity of Care yang dikembangkan Fikes Umsida menekankan pendekatan pelayanan berkelanjutan dengan standar SOAP (Subjective, Objective, Assessment, Planning). Pelayanan ini tidak bersifat parsial, tetapi mencakup seluruh siklus reproduksi: kehamilan, persalinan, masa nifas, dan KB.
Dalam studi kasus Ny. M, perawatan dimulai sejak usia kehamilan trimester ketiga, di mana kunjungan rutin dilakukan sebanyak lima kali.
Hal tersebut menunjukkan bahwa telah melampaui standar minimal Antenatal Care (ANC) yang hanya mewajibkan dua kali kunjungan pada trimester ini. Dengan pengawasan ketat, potensi komplikasi seperti anemia dapat dikenali dan diatasi lebih dini melalui intervensi nutrisi dan edukasi konsumsi tablet Fe.
Ketika memasuki fase persalinan, tim kebidanan Fikes Umsida mampu mempersiapkan prosedur persalinan secara optimal hingga melakukan episiotomi dengan indikasi yang jelas yakni perineum yang kaku. Semua intervensi ini dilaksanakan sesuai standar APN (Asuhan Persalinan Normal) yang telah distandarkan. Seluruh tindakan medis didokumentasikan secara rinci, menunjukkan bahwa pelayanan dilakukan dengan akuntabilitas tinggi.
Penerapan Metode dalam Intervensi Akupresur untuk Optimalkan Produksi ASI

Salah satu keunggulan yang ditonjolkan dari penerapan metode Continuity of Care ini adalah penggunaan intervensi non-farmakologis berupa teknik acupressure untuk mengatasi masalah keterlambatan keluarnya ASI.
Teknik ini menargetkan titik-titik refleksi seperti PC6 (Neiguan) dan GB11 (Jianjing), yang berfungsi menstimulasi produksi oksitosin dan menurunkan stres pascapersalinan.
Studi mencatat bahwa Ny. M mengalami kesulitan mengeluarkan ASI pada 6 jam pertama setelah melahirkan. Setelah dilakukan pijatan akupresur selama kurang lebih 30 menit, disertai edukasi menyusui setiap dua jam sekali, produksi ASI mulai muncul meski masih dalam jumlah sedikit. Ini menunjukkan bahwa penerapan metode akupresur mampu membantu merangsang let down reflex secara alami.
Riset lain yang mendukung praktik ini juga menunjukkan peningkatan produksi ASI secara signifikan pada ibu menyusui yang mendapat intervensi akupresur tiga kali seminggu selama tiga minggu. Teknik ini dinilai aman, mudah diaplikasikan, dan bisa dilakukan secara mandiri oleh ibu setelah diberikan pelatihan oleh tenaga kesehatan.
Menjamin Keberhasilan Menyusui Dini dan KB Ramah Laktasi
Aspek paling vital dari keberhasilan metode COC di Fikes Umsida adalah dampaknya terhadap keberhasilan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan kelanjutan pemberian ASI eksklusif. Keberhasilan IMD tidak hanya ditentukan oleh kesiapan fisik ibu dan bayi, tetapi juga oleh kesiapan tenaga kesehatan dalam memberikan dukungan psikologis dan teknik menyusui yang tepat.
Pendampingan intensif dari bidan Fikes Umsida tidak berhenti sampai masa nifas. Dalam perawatan pasca persalinan, ibu tetap dipantau terkait kondisi perineum, produksi ASI, dan kesiapan dalam pemberian KB. Dalam kasus Ny. M, metode KB yang dipilih adalah IUD yang sesuai untuk ibu menyusui karena tidak mengganggu produksi hormon prolaktin.
Pilihan kontrasepsi yang tepat ini penting karena KB hormonal tertentu dapat mengganggu kestabilan hormon ibu menyusui dan menurunkan volume ASI. Dengan demikian, metode COC turut berperan dalam keberlanjutan ASI eksklusif hingga enam bulan, sesuai anjuran WHO.
Baca Juga : Multipara Menghadapi Kehamilan Tak Terencana dengan Kecemasan yang Kompleks Menurut Kajian Fikes Umsida
Penerapan metode Continuity of Care yang dikembangkan oleh Fikes Umsida terbukti unggul dalam memberikan pelayanan kebidanan yang holistik dan efektif. Melalui pendekatan yang berkelanjutan, intervensi inovatif seperti akupresur, serta dukungan menyeluruh terhadap keberhasilan menyusui.
Fikes Umsida menunjukkan bahwa pendidikan profesi kebidanan tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga penerapan nyata yang berdampak langsung pada masyarakat.
Dengan model pelayanan seperti ini, Fikes Umsida tidak hanya melahirkan tenaga kesehatan yang kompeten, tetapi juga membentuk standar baru dalam layanan maternal berbasis evidence-based practice.
Inilah bukti bahwa riset penerapan metode continuity of Care dan praktik klinik dapat berjalan berdampingan untuk mencapai tujuan besar: menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mewujudkan generasi sehat sejak dini.