Fikes.Umsida.ac.id – Dalam dunia pendidikan inklusi, peran guru sangat menentukan keberhasilan proses belajar anak berkebutuhan khusus (ABK). Penelitian pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen Program Studi Fisioterapi dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menunjukkan keunggulan metode edukatif berbasis media visual dan flashcard pediatrik dalam meningkatkan kemampuan guru dalam stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang anak.
Baca Juga : Tangani Keseleo dengan Tepat, Intervensi Fisioterapi Cegah Risiko Cedera Kronis
Keberhasilan dalam penelitian yang dilakukan oleh dosen prodi Fisioterapi dan PGSD Umsida, Widi Arti, Herista Novia Widanti, Tri Linggo Wati menjadi contoh kolaborasi multidisipliner yang efektif untuk pendidikan inklusif.
Integrasi Ilmu Fisioterapi dan Pendidikan dalam Meningkatkan Kompetensi Guru

Salah satu keunggulan dari penelitian ini terletak pada pendekatan multidisipliner yang digunakan. Kolaborasi antara Prodi Fisioterapi dan PGSD di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo membentuk basis yang kuat dalam merancang solusi praktis yang langsung menjawab kebutuhan guru di SD Inklusi Muhammadiyah 01 Candi Labschool.
Program ini menyasar guru reguler, shadow teacher, dan tenaga kependidikan melalui workshop dan pelatihan dua arah yang interaktif. Dengan metode ceramah, demonstrasi langsung, serta pendampingan dalam pembuatan media visual, program ini tidak hanya memberi pengetahuan teoritis, tapi juga keterampilan praktis yang bisa langsung diterapkan di ruang kelas.
Media visual seperti gambar, grafik, hingga flashcard pediatrik digunakan untuk menyampaikan materi secara konkret sesuai dengan karakteristik perkembangan kognitif anak usia 7–11 tahun menurut teori Piaget.
Keunggulan lainnya adalah penyusunan flashcard yang relevan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak, terutama ABK. Dengan bantuan alat ini, guru mampu melakukan pendekatan individual secara lebih menyenangkan dan terarah, terutama bagi siswa dengan gangguan komunikasi, autisme, ADHD, dan tunagrahita.
Keberhasilan Terukur Melalui Pretest dan Posttest
Keunggulan penelitian ini tidak hanya terletak pada proses pelatihannya, tetapi juga pada metode evaluasinya yang sistematis. Sebanyak 31 peserta dari SD Muhammadiyah 01 Candi—terdiri dari 22 guru reguler, 8 guru pendamping, dan 3 tenaga kependidikan mengikuti pretest dan posttest. Hasilnya menunjukkan peningkatan signifikan dalam tingkat pengetahuan dan keterampilan guru setelah pelatihan.
Grafik hasil pretest menunjukkan mayoritas peserta berada pada kategori “tidak mengetahui” atau “kurang mengetahui” tentang stimulasi dan deteksi dini anak berkebutuhan khusus. Namun, grafik posttest memperlihatkan lonjakan yang tajam ke kategori “cukup mengetahui” dan “sangat mengetahui”, yang membuktikan efektivitas intervensi program ini.
Lebih dari itu, tingkat kepuasan peserta terhadap program ini sangat tinggi. Sebanyak 22 dari 31 peserta menyatakan sangat puas terhadap isi, metode, dan hasil pelatihan yang diberikan. Ini menunjukkan bahwa pendekatan visual dan partisipatif yang digunakan benar-benar memenuhi kebutuhan para guru dalam menghadapi tantangan pembelajaran inklusif.
Solusi Praktis untuk Tantangan Pendidikan Inklusi
SD Muhammadiyah 01 Candi Labschool adalah salah satu dari 172 sekolah inklusi di Sidoarjo, namun masih menghadapi keterbatasan guru dengan latar belakang pendidikan luar biasa. Penelitian ini hadir sebagai jawaban atas kesenjangan kompetensi tersebut.
Dengan pelatihan berbasis media visual dan flashcard, guru dapat lebih siap menghadapi kondisi tantrum siswa ABK dan memberikan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan tiap anak.
Lebih jauh lagi, program ini menekankan keberlanjutan. Setelah kegiatan pengabdian selesai, hasil pelatihan dan perangkat media yang telah disusun diserahkan kepada pihak sekolah untuk dilanjutkan secara mandiri. Evaluasi juga dilakukan secara berkelanjutan agar pendekatan yang digunakan selalu relevan dan adaptif dengan tantangan nyata di lapangan.
Keunggulan penelitian ini terletak pada kemampuan tim dalam menghubungkan teori perkembangan anak dengan strategi praktis yang dapat diterapkan langsung oleh guru inklusi. Hasilnya tidak hanya berdampak pada peningkatan kompetensi tenaga pengajar, tetapi juga membuka peluang lebih luas untuk pengembangan program serupa seperti Taman Edukasi Outdoor Learning yang dirancang untuk stimulasi sensorik dan motorik ABK.
Baca Juga : Efektif Turunkan Berat Badan, Latihan Interval Ini Bisa Tingkatkan BMR Secara Alami
Penelitian berbasis pengabdian yang dilakukan oleh dosen Fisioterapi dan PGSD Umsida menunjukkan keunggulan pendekatan berbasis media visual dan flashcard pediatrik dalam meningkatkan kemampuan guru dalam pendidikan inklusi. Dengan metode pelatihan yang interaktif dan evaluasi yang terstruktur, program ini menjadi model kolaborasi multidisipliner yang berhasil menjawab tantangan pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Keberhasilan ini bukan hanya prestasi akademik, tetapi juga kontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan inklusi di Indonesia.
Sumber : Widi Arti
Penulis : Novia