fikes.umsida.ac.id-Ekstrak bunga pepaya bukan sekadar bahan pelengkap dalam kuliner nusantara. Siapa sangka, bagian dari tanaman tropis ini memiliki potensi besar dalam dunia kesehatan, khususnya sebagai agen alami antiinflamasi.
Baca Juga: Febris dan Pemeriksaan Leukosit sebagai Penentu Arah Diagnostik
Mengenal Khasiat Bunga Pepaya dan Riset yang Dilakukan

Ekstrak bunga pepaya kini tak hanya dikenal sebagai pelengkap masakan, tetapi juga berpotensi besar sebagai agen antiperadangan yang efektif. Hal ini dibuktikan melalui riset yang dilakukan oleh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida), Chylen Setiyo Rini, S Si M Si Dalam penelitiannya yang berjudul “Effect of Papaya Flower Ethanolic Extract (Carica papaya) on the Inflammatory Cell Infiltrate”, Chylen dan timnya mengeksplorasi dampak pemberian ekstrak etanolik bunga pepaya terhadap jumlah sel radang pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus).
Riset ini bertujuan mengevaluasi efektivitas ekstrak bunga pepaya sebagai agen terapi alami yang mampu mengurangi infiltrasi sel radang, yaitu leukosit, neutrofil, dan limfosit yang umumnya meningkat akibat peradangan. Dalam dunia medis, peradangan merupakan akar dari banyak penyakit kronis, seperti artritis, diabetes, bahkan kanker. Oleh karena itu, penting menemukan bahan alami yang dapat menjadi solusi terapi pendukung.
Penelitian dilakukan dengan membagi tikus dalam lima kelompok, termasuk kelompok kontrol negatif, kontrol positif, serta tiga kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak dengan dosis bertingkat (250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 750 mg/kgBB). Semua tikus terlebih dahulu diinduksi peradangan menggunakan karagenan, senyawa yang diketahui memicu peradangan akut.
Temuan Riset dan Mekanisme Kerja Ekstrak Bunga Pepaya

Hasil riset menunjukkan bahwa ekstrak bunga pepaya memiliki efek nyata dalam menurunkan jumlah sel radang pada jaringan plantar kaki tikus yang mengalami inflamasi. Pengamatan histopatologi menunjukkan adanya penurunan jumlah leukosit, neutrofil, dan limfosit secara signifikan, khususnya pada kelompok dengan dosis ekstrak 500 mg/kgBB dan 750 mg/kgBB. Efek ini bahkan mendekati atau serupa dengan kelompok kontrol positif yang diberi obat antiinflamasi sintetis.
Efek antiinflamasi dari bunga pepaya ini tidak lepas dari kandungan senyawa aktif di dalamnya, seperti flavonoid, tanin, dan saponin. Flavonoid berperan sebagai antioksidan kuat yang menetralkan radikal bebas dan menekan produksi prostaglandin—zat kimia tubuh yang memicu peradangan. Sedangkan saponin dan tanin memiliki efek imunomodulator, yang turut berkontribusi dalam meredakan respons inflamasi.
Keunggulan penggunaan bunga pepaya sebagai agen antiinflamasi terletak pada sifatnya yang alami, minim efek samping, serta mudah didapat, khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia. Ini membuka peluang besar pemanfaatan tanaman lokal sebagai bahan baku fitofarmaka, terutama dalam pengembangan terapi pendukung untuk penyakit yang berkaitan dengan peradangan kronis.
Potensi dan Harapan untuk Pengembangan Lebih Lanjut
Meskipun hasil penelitian ini sangat menjanjikan, peneliti tetap menyampaikan bahwa penelitian lanjutan dengan subjek manusia masih diperlukan, termasuk uji klinis dan identifikasi dosis optimal bagi manusia. Namun, riset ini membuka jalan untuk pengembangan suplemen herbal berbasis ekstrak bunga pepaya yang aman dan ekonomis.
Chylen Setiyo Rini S Si M Si dalam kesimpulan risetnya menyatakan bahwa penggunaan ekstrak etanolik bunga pepaya dalam dosis tertentu dapat secara efektif mengurangi jumlah sel radang, yang artinya sangat berpotensi menjadi solusi alami dalam mengatasi berbagai kondisi inflamasi.
Baca Juga:Logam Berat dan Dampaknya pada Nelayan Indonesia serta Peran Gaya Hidup Sehat dalam Menguranginya
Penelitian ini turut menegaskan komitmen Fikes Umsida dalam menghasilkan riset-riset inovatif yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Selain memberikan kontribusi ilmiah, penelitian ini juga memperkuat branding Fikes Umsida sebagai institusi yang tidak hanya unggul dalam bidang pendidikan, tetapi juga dalam penelitian aplikatif dan pengabdian kepada masyarakat.
Sumber: Chylen Setiyo Rini, S.si., M.si
Sumber: Novia