fikes.umsida.ac.id – Keputihan atau vaginal discharge adalah masalah kesehatan yang sering kali dialami oleh banyak wanita, termasuk di kalangan mahasiswa. Meski umumnya tidak berbahaya, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat, dengan menggunakan sabun antiseptik bukan solusi yang tepat.
Baca Juga : Mulailah Merawat Kesehatan Jantung Sejak Dini, Dosen Fikes Umsida Ungkap Untuk Hidup Sehat yang Lebih Lama
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) mengungkapkan adanya hubungan signifikan antara penggunaan sabun antiseptik dan kejadian keputihan pada mahasiswi. Temuan ini membuka wawasan baru tentang pentingnya menjaga keseimbangan pH vagina dan memahami risiko yang ditimbulkan dari penggunaan produk pembersih yang tidak sesuai.
Fenomena yang Perlu Diperhatikan Keputihan pada Wanita Muda
Menurut riset yang dilakukan oleh dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo ( Fikes Umsida ), sekitar 80% mahasiswi Fakultas Psikologi mengalami keputihan, yang sebagian besar merupakan keputihan fisiologis. Namun, meskipun umum, keputihan ini tetap perlu diperhatikan, karena pola kebersihan yang salah atau penggunaan produk yang tidak tepat dapat memperburuk kondisi ini.
-
Keputihan Fisiologis vs Patologis: Keputihan fisiologis umumnya tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal, sementara keputihan patologis bisa berbau, berwarna kuning kehijauan, dan disertai rasa gatal atau iritasi.
-
Pentingnya Kebersihan Intim: Menjaga kebersihan area kewanitaan sangat penting untuk mencegah infeksi dan gangguan lainnya yang dapat menyebabkan keputihan patologis.
Sabun Antiseptik dan Pengaruhnya terhadap Keputihan

Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Dwi Nur Cholifah dan koleganya di Fakultas Ilmu Kesehatan menunjukkan adanya hubungan antara penggunaan sabun antiseptik dan kejadian keputihan pada mahasiswi. Banyak remaja yang menggunakan sabun antiseptik dengan harapan dapat mengurangi keputihan atau membersihkan area kewanitaan secara lebih efektif. Namun, riset ini mengungkapkan bahwa penggunaan sabun antiseptik yang tidak tepat dapat memperburuk kondisi tersebut.
-
Pengaruh Negatif Penggunaan Antiseptik: Sabun antiseptik yang bersifat alkalis dapat mengganggu pH alami vagina dan membunuh bakteri baik yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan mikroflora. Hal ini memicu pertumbuhan bakteri jahat dan jamur, yang dapat menyebabkan keputihan patologis.
-
Hasil Penelitian: Dalam penelitian ini, hampir 50% mahasiswi menggunakan sabun antiseptik dengan baik, dan hasilnya lebih banyak yang mengalami keputihan fisiologis. Namun, penggunaan sabun antiseptik yang kurang tepat berhubungan langsung dengan peningkatan kejadian keputihan patologis.
Praktik Kebersihan yang Sehat dan Alternatif yang Lebih Aman
Berdasarkan temuan ini, penting bagi wanita, terutama remaja dan mahasiswa, untuk memahami cara menjaga kebersihan intim yang tepat tanpa harus bergantung pada produk pembersih yang mengandung bahan kimia. Beberapa kebiasaan dan alternatif yang dapat dilakukan adalah:
-
Menghindari Penggunaan Antiseptik Secara Berlebihan: Penggunaan sabun antiseptik harus dilakukan dengan hati-hati. Sebaiknya, pilih produk yang lebih lembut dan dirancang khusus untuk kesehatan area kewanitaan dengan pH seimbang.
-
Pencegahan Keputihan: Selain kebersihan yang baik, penting juga untuk menghindari pemakaian pakaian dalam yang terlalu ketat atau berbahan sintetis, yang bisa memicu keputihan. Mengelola stres dan menjaga pola makan yang sehat juga turut mendukung kesehatan reproduksi.
-
Produk Alternatif: Gunakan produk pembersih kewanitaan yang alami dan tidak mengandung bahan kimia keras, atau cukup dengan air hangat untuk membersihkan area tersebut.
Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan sabun antiseptik dengan kejadian keputihan pada mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penggunaan sabun antiseptik yang berlebihan atau tidak tepat dapat mengganggu keseimbangan pH pada vagina, memperburuk keputihan, dan meningkatkan risiko infeksi.
Keputihan fisiologis yang dialami oleh sebagian besar partisipan (66,7%) merupakan kondisi normal yang tidak berbahaya. Namun, kebiasaan yang tidak tepat dalam merawat area kewanitaan dapat menyebabkan keputihan patologis yang perlu mendapat perhatian medis lebih lanjut.
Penting bagi perempuan, terutama mahasiswa, untuk lebih bijak dalam memilih produk pembersih kewanitaan. Penggunaan produk yang sesuai dengan pH alami vagina serta menghindari penggunaan sabun antiseptik berlebihan dapat membantu mencegah masalah kesehatan reproduksi. Selain itu, kesadaran akan kebersihan pribadi yang tepat dan pola hidup sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan reproduksi jangka panjang.
Sumber : Nurul Azizah
Penulis : Novia