Sectio Caesarea

Sectio Caesarea dan Pemulihan Nyeri: Acupressure LI 4 & HT 7 Sebagai Terapi Non-Obat yang Ampuh

fikes.umsida.ac.id- Dalam dunia kebidanan modern, manajemen nyeri pasca operasi menjadi salah satu fokus utama dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi ibu pasca persalinan. Terlebih, Sectio Caesarea (SC) sebagai metode persalinan yang makin meningkat secara global, kerap menimbulkan keluhan nyeri hebat setelah prosedur bedah.

Baca Juga: Penelitian dalam Manajemen Nyeri Pasca Bedah Sectio Caesarea (SC) Sukses Membawa Dosen Fikes Raih Gelar Doktor

Penelitian ini menjadi terobosan penting karena menunjukkan bahwa acupressure tidak hanya sekadar terapi alternatif, namun terbukti secara ilmiah mampu mengurangi skala nyeri pasca Sectio Caesarea (SC) secara signifikan. Dengan metode yang sederhana namun efektif, riset ini memberikan harapan baru bagi ibu-ibu pasca operasi agar proses pemulihan menjadi lebih nyaman dan cepat.

 Tren Kelahiran Sectio Caesarea dan Tantangan Pascaoperasi
Sectio Caesarea
Sumber Unplash

Sectio Caesarea adalah prosedur bedah untuk melahirkan bayi dengan sayatan di perut dan rahim. Meski awalnya dilakukan atas indikasi medis tertentu, kini prosedur SC mengalami peningkatan cukup drastis. Data dari WHO menyebutkan bahwa secara global lebih dari 21% kelahiran dilakukan dengan operasi SC, dan angka ini diprediksi meningkat menjadi hampir 30% pada tahun 2030.

Di Indonesia, khususnya Jawa Timur, data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019 menunjukkan bahwa 20% kelahiran terjadi lewat operasi SC. Bahkan di RSU Al Islam HM Mawardi, jumlah kelahiran SC meningkat drastis: dari 53% pada tahun 2020 menjadi 78% pada tahun 2022.

Sayangnya, dampak pascaoperasi SC tidak bisa diabaikan. Keluhan utama pasien adalah nyeri hebat di area bekas operasi yang dapat memengaruhi denyut jantung, tekanan darah, hingga pernapasan. Rasa nyeri ini bisa menghambat mobilisasi dini, memperlambat pemulihan, serta mengurangi kualitas interaksi awal ibu dan bayi.

 Efektivitas Acupressure LI 4 dan HT 7 Sebagai Terapi Non-Obat

Melalui riset eksperimental yang dilakukan pada 23 ibu pasca SC, dosen Fikes Umsida membuktikan efektivitas akupresure sebagai terapi non-farmakologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan pretest-posttest dengan tekanan diberikan pada titik LI 4 (Hegu) dan HT 7 (Shenmen), dua titik yang dikenal dalam terapi acupressure tradisional Tiongkok.

Hasilnya mencengangkan. Sebelum intervensi, 74% responden mengalami nyeri berat. Namun setelah diberikan terapi acupressure sebanyak dua kali dalam dua hari, 70% responden melaporkan nyeri berkurang menjadi skala sedang. Uji statistik menunjukkan p-value = 0.000, membuktikan ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah terapi.

Titik LI 4 dikenal sebagai titik pengurang nyeri dan anti-kejang, yang berkaitan dengan organ pencernaan dan rahim. Sementara HT 7 berkaitan dengan sistem saraf pusat dan digunakan untuk menenangkan sistem kardiovaskular serta mengurangi kecemasan. Kombinasi keduanya secara sinergis memberikan efek relaksasi dan peningkatan hormon endorfin yang memblok jalur rasa sakit.

Potensi Acupressur untuk Diterapkan di Pelayanan Kesehatan

Keunggulan terapi acupressure terletak pada metode yang non-invasif, aman, murah, dan minim efek samping. Selain itu, acupressure dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah dilatih dan bisa diaplikasikan langsung di ruang perawatan tanpa alat khusus. Artinya, teknik ini sangat cocok diterapkan di layanan kesehatan primer, rumah sakit daerah, hingga klinik bersalin.

Dengan meningkatnya permintaan pada metode pengobatan alami, pendekatan ini sejalan dengan program penguatan pelayanan kesehatan berbasis evidence yang diusung oleh banyak institusi pendidikan kesehatan, termasuk Fikes Umsida.

Penelitian ini juga membuka peluang besar bagi pengembangan praktik kebidanan yang lebih humanistik dan berbasis kebutuhan pasien. Dalam jangka panjang, acupressure dapat menjadi pelengkap terapi standar dalam prosedur pasca Sectio Caesarea (SC) dan mengurangi ketergantungan pada analgesik farmakologis.

Baca Juga: Kenali Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Remaja, Upaya Fikes Umsida dalam Edukasi Kesehatan.

Riset yang dilakukan oleh Sri Mukhodim Faridah Hanum dan Zahro Firdausi dari Fikes Umsida memberikan kontribusi nyata dalam dunia kebidanan, khususnya dalam manajemen nyeri pasca operasi Sectio Caesarea (SC) Dengan focus keyword acupressure dan pendekatan ilmiah yang kuat, metode ini tidak hanya terbukti secara klinis namun juga memberikan kenyamanan lebih bagi ibu yang baru melahirkan.

Melalui publikasi di website Fikes Umsida, diharapkan masyarakat dan tenaga kesehatan semakin menyadari pentingnya inovasi dalam pelayanan pasca Sectio Caesarea (SC). Semoga ke depan, terapi akupresur bisa diterapkan lebih luas sebagai solusi aman dan efektif dalam mengatasi nyeri pascaoperasi, demi mendukung kualitas kesehatan ibu dan anak di Indonesia.

Sumber: Sri Mukhodim Faridah Hanum

Penulis: Novia

Berita Terkini

komprehensif
Apersepsi PKL Komprehensif MIK Umsida Dorong Sinergi Teori Praktik dan Abdimas
September 12, 2025By
HBOT
HBOT Inovasi FIKES Umsida Turunkan Gula Darah dan Perbaiki Kolesterol
September 11, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By
kompeten
MIK Umsida Raih 100% Kompeten di UKOM, Bukti Keunggulan Pendidikan Berbasis Kompetensi
September 4, 2025By
Mahasiswa MIK Umsida Sabet Juara 1 Lomba Desain Interface Rekam Medis Elektronik
September 3, 2025By
tim pkm bima
TIM PKM BIMA Umsida Gelar Pendampingan Faster Skate Team, Meningkatkan Kinerja Atlet dengan Digitalisasi Data Latihan
September 2, 2025By
Neuromuscular
Service Activities Neuromuscular Taping dalam Health Science Seminar, Penanganan Nyeri yang Efektif dan Tanpa Efek Samping
August 31, 2025By

Prestasi

widi arti
Widi Arti Dosen Fisioterapi Umsida Ungkap Kunci Sukses Jadi Peneliti Terbaik
September 17, 2025By
pangan
MIK Umsida Temukan Inovasi Pangan Lokal dan Digitalisasi untuk Cegah Stunting, Sukses Lolos RISTEKDIKTI 2025 Skema Pemberdayaan Masyarakat
September 10, 2025By
kilab
Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio
September 5, 2025By
baik sekali
S1 Fisioterapi Umsida Raih Akreditasi Baik Sekali, Buktikan Keunggulan Pendidikan Fisioterapi
May 8, 2025By
Kespro
Mengangkat Isu Kespro Disabilitas, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan
May 7, 2025By
Low Back Pain
Angkat Edukasi tentang Low Back Pain, Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara Lomba
May 5, 2025By
profesi bidan
Mahasiswa Profesi Bidan Fikes Umsida Siap Menjadi Tenaga Kesehatan Profesional dengan 100% Kompeten
April 22, 2025By
Torehkan Prestasi Nasional! Dziya Ulhaq Mahasiswa Fisioterapi Umsida Raih Juara 1 Poster Edukasi Kesehatan Berbasis Visual dan Data
April 21, 2025By

Opini

latihan interval
Gaya Hidup Remaja dan Ancaman Penyakit Degeneratif, TLM Umsida Ungkap Fakta Mengejutkan
September 15, 2025By
R.I.C.E
Strategi Fisioterapi untuk Pemulihan Cedera Otot, Cara Cepat dan Tepat Kembali Berolahraga
September 1, 2025By
kurikulum
Implementasi Kurikulum Hybrid Rekam Medis, Upaya Meningkatkan Daya Saing Mahasiswa MIK Umsida di Era Digital
July 7, 2025By
Artikel ilmiah
Tangani Keseleo dengan Tepat, Intervensi Fisioterapi Cegah Risiko Cedera Kronis
July 6, 2025By
Digitalisasi
Peran MIK Umsida dalam Digitalisasi Rumah Sakit dan Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan
July 2, 2025By