Fikes.umsida.ac.id – Tari tradisional Sun kembang using menjadi dari program Teknologi Laboratorium Medis dan Kebidanan sukses memeriahkan acara Forum Taaruf Wali Mahasiswa (Fortawa) Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) kembali digelar dengan semarak dan penuh kehangatan.
Baca juga: UKOM 2024 Periode III: Fikes Umsida Mempersiapkan Mahasiswa dengan Metode Problem-Based Learning
Tari sun kembang using merupakan khas Using, suku yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Melalui gerakan yang lues tetapi penuh dengan makna, tarian ini menjadi simbol dari harmoni, kecantikan, dan kekuatan alam yang diekspresikan dalam bentuk seni tari tradisional.
Dengan gerakan lemah gemulai yang ditampilkan oleh para penari mencerminkan ketenanganan dan keindahan yang berpadu sempurna dengan semangat juang dan ketangguhan perempuan. Hal ini, memberikan pesan bahwa melalui kegiatan ini, kekuatan dan kelembutan dapat berpadu menjadi satu kesatuan yang harmonis.
Mengenal Tari Sun Kembang Using
Tarian ini mencerminkan keindahan alam dan tradisi masyarakat yang ada di Banyuwangi. Selain itu, ini juga menggambarkan keindahan dan keanggunan seoerang perempuan serta semangat juang dan keuletan mereka.
Para penari yang tampil dengan balutan busana tradisional berwarna dominan biru semakin menambah keindahan tarian ini. Warna-warni kostum yang apik dengan lataar panggung yang sederhana berhasil mencuri perhatian para tamu undangan.
Kegiatan ini juga bukan hanya sekedar hiburan tetapi juga sebagai tempat untuk melestarikan budaya lokal. Selain itu, sebagai pembuka dan memberikan filosofi yang sangat cocok dalam menerapkan nilai-nilai sosial, gotong royong dan kebersamaan.
Lestarikan Budaya Tradisional
Penampilan ini juga mencerminkan upaya Fikes dalam melestarikan budaya lokal, dengan melibatkan mahasiswa dalam seni dan budaya tradisional merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter.
Dengan kegiatan ini, para mahasiswi dapat memperkenalkan budaya tradisional kepada para wali mahasiswa. Serta juga belajar tentang untuk lebih mencintai dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
Selain itu, melalui kegiatan ini, juga berfungsi sebagai wadah perkenalan antara dosen, staf, dan mahasiswa baru dengan orang tua atau wali mahasiswa. Hal ini penting untuk menjalin komunikasi yang baik antara pihak kampus dan keluarga, sehingga diharapkan adanya kerjasama yang lebih erat dalam mendukung keberhasilan proses belajar-mengajar.
Kegiatan dengan pertunjukan seni ini, Fikes Umsida juga ingin menekankan pentingnya harmoni antara pendidikan modern dan pelestarian nilai-nilai tradisional. Pendidikan yang baik tidak hanya diukur dari kemampuan akademik semata, tetapi juga dari kemampuan untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya.
Baca juga: Kurikulum OBE Prodi Hukum Umsida Siapkan Lulusan Berdaya Saing ASEAN
Penampilan ini yang dibawakan oleh mahasiswi Kebidanan dan TLM ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para wali mahasiswa. Banyak dari mereka yang terpukau oleh penampilan tersebut dan mengungkapkan rasa kagumnya terhadap Fikes Umsida yang mampu mengkombinasikan budaya dan pendidikan dalam satu acara.
Forum Taaruf Wali Mahasiswa Baru Umsida tahun ini bukan hanya menjadi ajang perkenalan antara kampus dan orang tua, tetapi juga menjadi wadah untuk menunjukkan bahwa pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang saling melengkapi, demi mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kaya akan nilai-nilai budaya.
Acara ini diakhiri dengan penuh kehangatan, dengan para wali mahasiswa pulang membawa kesan yang positif dan optimisme terhadap masa depan anak-anak mereka di Fikes Umsida. Mereka merasa yakin bahwa Fikes Umsida tidak hanya memberikan pendidikan yang berkualitas, tetapi juga membentuk mahasiswa yang berkarakter, peduli terhadap budaya, dan siap menghadapi tantangan global di bidang kesehatan.
Dengan berakhirnya acara Fortawa 2024, para orang tua pulang dengan hati yang tenang dan optimisme tinggi terhadap masa depan anak-anak mereka di Fikes Umsida. Persembahan Sun Kembang Using pun meninggalkan kesan yang mendalam sebagai simbol harmonisasi antara pendidikan modern dan pelestarian budaya tradisional yang harus terus dijaga.
Penulis: Ayunda H